39

1.3K 166 27
                                    

EGOIS 💢 MUSIM DUA




















💚💚💚💚💚























Setelah berlari dan berusaha untuk menahan air matanya mati-matian, Shirin langsung berjalan ke arah mini bar yang disediakan disana. Memesan satu 'minuman' dan meneguknya sampai habis di gelas kecil.

Rasanya yang pahit, membuat Shirin mengecap-ngecapkan mulutnya dan meminta segelas air putih. "Can i get water?" Pintanya pada bartender bule tersebut.

"Of course, but not here. Only alcohol, sweet girl." Jawabnya membuat Shirin berdiri dari sana dengan agak sempoyongan karena efek alkohol tersebut, karena ia yang tak pernah 'minum' sebelumnya.

"Shit!" Umpatnya sambil mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan pergelangan tangan karena sangat pusing, dan beberapa kali ia hampir jatuh dari jalannya.

Ia berkali-kali mengumpat merutuki perbuatannya, kenapa bisa-bisanya ia minum kalau setetes saja sudah mabuk. Toleransi alkoholnya sangat payah.

Hampir saja ia jatuh jika tak ada seseorang yang menangkapnya. "Uh, you okay girl?" Tanya lelaki itu.

Shirin langsung melepaskan tangan lelaki itu dari pinggangnya dan mengangguk.

"You drunk?" Tanyanya  lagi, tapi tak mendapat jawaban dari Shirin yang sibuk mengetuk-ngetuk kepalanya, membuatnya menyeringai. "I have water, do youㅡ"

Tanpa mendengarkan perkataan lelaki itu, Shirin langsung menyerobot gelas di tangan lelaki tersebut dan meneguknya sampai habis, kemudian mengembalikan gelas kosong ke si lelaki yang tengah menatapnya lekat-lekat itu.

"How so beautiful you are, sweetie." Ucapnya, lalu meletakkan gelas di meja sebelahnya tanpa mengalihkan pandangannya satu inci pun dari Shirin.

Shirin merasakan gejolak aneh di tubuhnya, panas, dan berkeringat.

Membuat lelaki yang memperhatikannya semakin mengeluarkan smirk-nya. "That's really worked? Um, thanks my little sister, Mina." Gumamnya sambil terus memperhatikan Shirin yang mulai gelisah dan menginginkan 'sesuatu'.

Lelaki itu menarik Shirin ke pelukannya, "feel it, sweetie." Bisiknya seductive tepat ditelinga Shirin, mereka berada di tempat yang agak sepi dari jangkauan para tamu, sehingga tak ada yang bisa melihat mereka.

Shirin meronta dari pelukan lelaki tersebut, tapi sayang tenaganya tak cukup kuat mengimbangi tangan yang telah mengacak-acak punggungnya, dan dengan bodohnya, Shirin menikmati sentuhan lelaki tersebut sambil menghirup aroma maskulin dari lelaki itu.

Ia langsung membopong Shirin, menaiki tangga dan memasuki kamar.

Langsung saja, ia menidurkan Shirin di kasur, lalu ia melepaskan topeng dan jasnya, membuka satu persatu kancing kemejanya, tanpa melepaskan pandangan pada Shirin yang sudah sangat berantakan, tetapi sangat sexy dimatanya.

Masih setengah sadar, Shirin berusaha untuk bangkit, ia melihat ke depan menyadari bahwa lelaki tadi mendekatkan badannya kearahnya, dengan keadaan kancing kemeja yang terlepas semua.

Ia menggigit bibirnya, melihat dada bidang lelaki tersebut seperti ada sengatan didalam tubuhnya. Bahkan ia membayangkan hal yang ambigu. Ia seperti melayang dengan badannya yang panas, ia hampir gila sekarang. Menginginkan hal yang takpernah terlintas di kepalanya.

"Ughh... you so hot, sweetie. I will into you." Lelaki ini menindih tubuh Shirin yang sedang menahan rasa panas di tubuhnya.

"Emhh... go away!!!" Shirin mendorong-dorong tubuh lelaki ini, ia memberontak sambil menahan rasa yang semakin aneh ketika tangan lelaki itu menyentuh tubuhnya. Ia tahu ini salah, dan rasa takut mulai menyelimutinya.

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang