"Kamu kok diem aja?" Tanya Yuta sambil mendudukkan dirinya disamping Shirin.
Shirin menunduk, meremas jari-jarinya dalam diam.
Yuta menghela napasnya. "Kamu masih marah?"
Shirin meliriknya sebentar, kemudian berdiri dari duduknya. "Kamu udah selesai, 'kan? Kamu pulang aja. Nggak enak sama tetangga." Tuturnya.
Yuta menautkan alisnya, "masih marah? Aku mau jelasin semuanya sama kamu soal kejadian tadi soreㅡ"
"Kejadian apa?" Sahut gadis ini langsung. Kentara banget, Shirin, gugupnya!
"Itu nggak kayak yang kamu pikirin, sayang." Yuta berdiri dan memegang kedua tangan Shirin.
"Maaf, nggak enak sama tetangga, kamu pulang aja. Saya mau istirahat." Ucapnya sambil menarik kedua tangannya yang digenggam Yuta.
Membuat Yuta agak mencelos karena gadisnya masih kaku padanya. "Oke, kalau gitu kamu istirahat, ya. Jangan lupa makan." Ia mendekati gadisnya dan mencium pucuk kepalanya agak lama yang membuat Shirin memejamkan matanya.
"Aku pulang." Yuta mengambil jaketnya, kemudian berlalu meninggalkan Shirin.
Shirin berjalan menuju pintunya setelah Yuta menutupnya. Dan mengintipnya lewat jendela sampai hilang dari pandangannya.
Ia kembali menundukkan kepalanya dan mendudukkan dirinya di kasurnya.
Drrtt...
Ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk dan ia langsung mengangkatnya. "Halo?"
