45

1.2K 144 56
                                    

EGOIS 💢 MUSIM DUA






















💚💚💚💚💚























































Shirin melamun di dekat jendela kamarnya, ia sangat bimbang bagaimana caranya ia memberitahukan kepada keluarganya terutama Yuta jika ia hamil.

Tadi sore setelah ia tiba dari pasar malam, ia langsung mandi dan mengetesnya lagi dengan testpack yang ia beli tersebut. Hasilnya sama, benar-benar menunjukkan kalau ia positif.

Ia tak berani, sangat tak berani memberitahukannya. Ia mengelus perutnya yang masih rata, menatapnya dengan sendu.

"Mama nggak tahu harus gimana, sayang." Ia kembali meneteskan air matanya. "Mama nggak mau juga nyakitin kamu, mama juga nggak berani ngasih tahu mereka..." Ia masih mengelus perutnya.

Drrtt... Drrtt...

Getaran di ponselnya membuatnya langsung menghapus air matanya, dan sedikit berdehem untuk menetralkan suaranya, lalu ia menjawab panggilan tersebut.

"Halo?"

"GUSTI-GUSTI SHIRIN!!! TAK CARIIN KEMANA-MANA TAUNYA KON DI RUMAHMU TAH?!!" Suara Dahyun menggelegar, membuat Shirin menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Day, jangan teriak-teriak dong. Udah malem ini." Tegur Shirin.

"Abisnya kon... Nggak kasih kabar! Nggak pamit! Main langsung capcuss aee!" Omel Dahyun.

"Ya maaf. Nggak maksud, Day."

"Terus kon gak pernah kuliah ngapa? Kon metu? (Kamu keluar?)"

Shirin menghela napasnya, "enggak, kok. Aku cuma off dulu."

"Lolah? Isa tah ngono iku? (Loh? Bisa ya kayak gitu?)"

"Ya ini aku bisa." Jawab Shirin santai.

"Oh iya! Kon iki nggawe wong khawatir, Riinn-Riinn... Seminggu loh aku rak iso ngehubungi kon! (Oh iya! Lo ini ngebuat orang khawatir, Riinn-Riinn... seminggu loh gue ngga bisa ngehubungin Lo!)"

"Ya maap. 'Kan lagi quality time ama keluarga, Day."

"Anjay, keluarga yang mana?!" Godanya.

"Ya keluargaku, lah." Jawab Shirin.

"Kon rak mulih rene yah, Rin? Kangen loh aku. (Kamu nggak pulang kesini, Rin?)"

Shirin hanya tersenyum.













🌱













Pagi hari yang agak mendung, Shirin sudah selesai mandi subuh tadi, dan akibat perutnya yang seperti dikocok, dan mual. Ia akan berangkat menemui Yuta, dan memberi tahukan kepadanya tentang kehamilannya.

Semalam, Shirin sudah meyakinkan dirinya sendiri, kalau ia harus berterus terang dengan lelakinya.

Ia tak perduli Yuta mau menerima atau tidak, ia hanya tak mau anaknya tak punya ayah.

Selesai berdandan, ia keluar dari kamarnya, menjumpai Shira di ruang tamu sedang bermain.

"Adek? Kok belum mandi?" Shirin menghampirinya.

Shira mem-pout-kan bibirnya, "nanti aja!" Jawabnya sambil memainkan mainannya.

Shirin tersenyum, "ibuk mana? Kok sendiri?"

EGOIS 💢NAKAMOTO YUTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang