Attention!
Part ini menceritakan jauh sebelum ending - atau lebih tepatnya beberapa hari sebelum ulang tahun Miranda (Grandma Eunbi)♡♡♡
“Nona sudah waktunya bagun dan bersiap untuk sarapan” ujar seorang maid mencoba membangunkan nona mudanya yang selalu kesulitan bangun pagi setiap harinya.
“Nona” ujar maid sambil menepuk pelan lengan Eunbi karena terlalu takut menyakiti dan berujung pemecatan.
“Biarkan aku saja yang membangunkannya” suara maskulin tiba-tiba saja menginterupsi dari arah belakang membuat maid tersebut terkejut dan sontak menjauhkan diri sambil menunduk.
“Baik tuan”
“Siapkan saja kamar mandinya”
“Baik...”
Perlahan Lean mendekat ke arah putrinya yang terlihat masih nyaman bergelung dengan selimut. Bahkan sepertinya suara maid tadi tidak mampu menarik perhatian Eunbi dari dunia mimpinya. Lean tersenyum kecil mengamati wajah damai putrinya saat tertidur. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan rasa sedih kembali muncul begitu saja ketika mengingat bahwa dirinya tidak memiliki kenangan masa kecil putrinya. Begitu banyak waktu yang telah terlewatkan begitu saja. Lean sungguh menyesali hal itu.
Begitu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, Lean tersentak mendapati dirinya ternyata telah cukup lama tenggelam dalam lamunan tentang masa lalunya. Hari sudah semakin siang. Sudah waktunya tuan putrinya bangun, membersihkan diri dan juga sarapan.
“Princess... Bangun sayang...” Lean menepuk pelan sambil memberikan kecupan-kecupan di pipi putrinya.
Berhasil. Eunbi terlihat mengeliat dalam tidurnya.
“Arrgghh... No...” gumam Eunbi sambil menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.
“Bangun princess... jangan menutup kepalamu dengan selimut seperti itu. Kamu akan kesulitan bernafas princess” Lean menarik paksa selimut putrinya kemudian membantu Eunbi untuk duduk.
“Masih ngantuk daddy...” rengek Eunbi kepada Lean yang tengah memaksanya untuk bangun.
“Mau mandi dulu? Biar dibantu nanny. Setelah itu kita sarapan, ini sudah siang princess. Cepat bangun.” tanpa menjawab rengekan Eunbi, Lean tetap membantu putrinya untuk bangun.
“Hmh... aku gak mau mandi.”
“Ya sudah... cuci muka dulu princess.”
“Sama daddy... ya..?”
Lean menghela nafasnya karena dirinya bahkan sudah berpakaian rapi dengan jas mahal yang melekat pada tubuhnya. Akhirnya Lean memilih melepas kembali jas dan jam tangannya, kemudian menggulung kemejanya sampai siku.
Beruntung Lean masih belum menggunakan dasinya. Selesai dengan urusan baju, Lean membimbing putrinya yang sedang duduk dengan mata terpejam untuk bangkit menuju kamar mandi.
Melihat tingkah putrinya, Lean hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum geli. Entah sudah berapa kali Lean mencuri ciuman gemas di pipi putrinya yang kini terlihat semakin berisi. Mengabaikan fakta bahwa putrinya bahkan baru bangun dan belum mencuci muka.
“C’mon princess... kita cuci muka dulu, mommy pasti sudah menunggu di bawah”
Didalam kamar mandi, Lean mulai menyalakan air hangat dalam wastafel. Dengan perlahan membersihkan muka putrinya dengan air hangat kemudian membantu menyiapkan sikat gigi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Back (Posessive Family)
Literatura FemininaCarlos Story Book I - END It's a story about family Ketika sebuah keluarga dihadapkan cobaan, bukan tidak mungkin akan ada yang terluka. Seperti seorang gadis yang sedari lahir sudah hidup terpisah dari keluarganya. Hingga tiba saatnya, dimana rahas...