7-Good News

55.1K 3.9K 15
                                    

Lean memasuki salah satu kantor cabang dengan aura yang mendominasi, tegas dan berwibawa diikuti oleh assisten, kepala cabang dan beberapa anak buahnya yang sudah menunggu kedatangannya.

Sampai di ruangannya dan duduk dikursi kebesarannya, sang assisten menjelaskan jadwalnya kemudian keluar setelah menyelesaikan tugasnya. Lean mengambil amplop coklat besar berisi data putrinya yang sudah disiapkan asistennya. Dengan teliti membaca lembar demi lembar seolah tidak ingin melewatkan sedikitpun informasi penting didalamnya. Sesekali tersenyum samar ketika membaca apa yang disukai putrinya tiba dilembar berikutnya dimana tercetak rekam medis milik putrinya, keningnya berkerut dalam dan menghela nafas gusar. Jangan ditanya bagaimana Lean bisa mendapatkan semua itu, karena disini uang yang berbicara jadi tidak mustahil mendapatkan informasi sedetail itu.

Merogoh ponsel di saku jas nya, berniat menghubungi seseorang. Dering pertama, kedua masih belum ada jawaban hingga dering ke tiga barulah terdengar suara diseberang sana.

"Hello...Dad?"

Yah, yang dihubungi Lean adalah anak ke duanya Alfred, yang berprofesi sebagai dokter.

"Daddy mengirimkan dokumen ke emailmu, pelajari dengan baik dan berikan tanggapanmu"

"Dokumen tentang apa dad? Apakah diperlukan segera?"

"Lebih cepat lebih baik, dan jangan kaget dengan apa yang kamu baca nantinya." Lean terkekeh membayangkan wajah terkejut putranya.

Beberapa menit kemudian ponsel Lean berdering kembali, menarik sudut bibirnya kemudian menggeser tombol untuk menerima panggilan.

"DAD!! ARE YOU SURE??"

Suara menggelegar milik anaknya terdengar begitu mengangkat panggilan, "As you see, son..." jawab Lean sambil terkekeh.

"Aku benar-benar tidak percaya ini, apakah ini semua seperti yang aku pikirkan. Sungguh, tanganku masih gemetar membaca email dari mu Dad! Apakah ini berarti daddy bertemu dengan mommy? Kalian kembali bersama? Kapan daddy akan kembali, Ah.. tidak aku yang akan kesana bersama mereka, aku harus secepatnya mengabari ini. Dan... oh God, aku tidak bisa membayangkan mempunyai adik perempuan. Tapi kenapa tidak ada foto mereka Dad? Aku merindukannya..." lirih Alfred diakhir kalimatnya.

"Simpan dulu semua pertanyaanmu son, kau akan mengetahui semuanya nanti, itu akan menjadi kejutan kalian. Dan untuk adikmu yang pasti dia sangat menggemaskan, bermata bulat dan berwajah khas asia seperti mommy."

"Tapi Dad... bukankah-"

"Sudahlah, kita bicarakan ini nanti saat bertemu, aku tau apa yang akan kamu katakan." balas Lean sambil menghela nafas berat kemudian memutuskan sambungan.

-----

Disisi lain, Alfred tampak semakin serius memperhatikan layar laptop yang ada dihadapannya. Mulai membaca perlahan apa yang ada dihadapannya, kemudian memijit keningnya karena merasa sedikit pusing dengan kenyataan yang barusan dia terima. Mulai dari kabar gembira atas kembali bersatunya orang tuanya bahkan kehadiran seseorang yang mampu membuatnya terkejut. Tapi ada sedikit yang mengganjal perasaannya yaitu kondisi adiknya yang ternyata kurang baik.

Dari hasil rekam medis yang sempat dia baca, adiknya sudah berulang kali masuk rumah sakit karena keadaannya. Bukan karena penyakit ganas yang di derita, tapi karena tubuh sang adik tidak memiliki imunitas yang mampu menjaga tubuhnya dari serangan penyakit. Daya tahan tubuhnya sangat rentan itu bisa dilihat dari pengamatan sekilas dari riwayat medisnya. Akhirnya, dia memutuskan pulang ke Mansion dan memberitahu kakak dan adiknya untuk bertemu.

-CarlosMansion-

Alaric dan Adrian sudah lebih dulu tiba di mansion, mereka berdua menunggu kedatangan Alfred yang katanya akan membahas masalah serius dengan mereka berdua.

"Aku pasti akan membunuh Alfred kalau ternyata apa yang ingin dia bicarakan tidak penting, dia yang meminta bertemu malah dia sendiri yang terlambat datang!" gumam Alaric yang sudah kesal karena dengan terpaksa membatalkan banyak pertemuan karena permintaan adiknya.

Selang beberapa menit, akhirnya yang ditunggu datang yang langsung dihadiahi tatapan tajam kakaknya.

"Wow...Ada apa ini? Kalian sudah datang?" Alfred berkata dengan nada riangnya.

Adrian hanya melirik kedua kakaknya seakan menunggu adanya perang diantara mereka berdua.

"Apa yang ingin kau bicarakan Alfred! Cepatlah kau sudah banyak membuang waktuku!"

"Tenanglah kak, kau pasti menyukai apa yang akan aku katakan" menyunggingkan senyum tipis sambil meletakkan map putih di hadapan mereka berdua. "Bacalah..."

Tangan Adrian yang lebih dahulu mengambil map itu dan membukanya, Alaric hanya ikut membaca dari samping adiknya. Kedua mata mereka spontan  melebar membaca baris demi baris apa yang tertulis. Sampai keduanyab erteriak bersamaan "REALLY!!!??"

"Yeah..." balas Alfred sambil menganggukkan kepalanya.

"Kita berangkat kesana sekarang!!" titah kakak pertama mereka dan dijawab anggukan keduanya.

Tanpa membuang waktu mereka bergegas menyiapkan keperluan untuk keberangkatan mendadak mereka. Tidak terlalu ambil pusing, karena semua bisa disiapkan dengan mudah. Private jet juga sudah menunggu mereka. Karena sebelumnya Alfred karena sudah menduga pemikiran kedua saudaranya, jadi berinisiatif menyiapkan semua lebih dulu.

Welcome Back (Posessive Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang