Author Pov
-Carlos Mansion, Spanyol-
Pagi yang cerah, tapi tidak secerah suasana hati penghuninya. Makan pagi yang sepi hanya ada suara dentingan sendok dan garpu. Maid yang berjajar di sebelah tepi ruang makan, berjaga seandainya tuan rumah membutuhkan sesuatu.
Satu lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan meski sudah tidak muda lagi duduk dikursi tengah ruang makan. Diikuti dengan tiga lelaki dengan garis wajah nyaris serupa.
Sang pemimpin Leandro Fidel Carloz, pemilik usaha multi sektor yang kebanyakan bergerak dibidang properti, perhotelan, bahkan pertambangan. Wajah rupawan, harta berlimpah tidak membuatnya bahagia. Setiap hari dihabiskan dengan bekerja, yang sebenarnya bentuk pengalihannya terhadap rasa bersalah dan kesepian. Hidup nya seakan kehilangan warna, meski begitu Lean tak sekalipun mengabaikan putra putranya. Ia mendidik ketiganya dengan sangat baik meski tanpa di temani lagi sang istri.Rasa penyesalan membuatnya terkadang tidak berdaya. Ya.. setelah bertahun tahun membiarkan kesalahpahman itu berlanjut membuatnya merasa seperti seorang pengecut. Hanya karena ketidak tegasannya terhadap seorang wanita, hingga menyebabkan kehilangan istri tercintanya.
Leandro sebenarnya mengetahui kalau istrinya berada di Korea. Tapi sekali lagi, rasa bersalahlah yang menahannya untuk tidak mencari tahu lebih jauh. Ia mengubur dalam dalam keinginannya untuk membawa pulang istrinya. Mengabaikan rasa rindunya, mengabaikan fakta bahwa anak anaknya membutuhkan ibunya.
Putra sulung yang juga merupakan seorang pewaris utama yang akan menggantikan kerajaan bisnis Carloz yaitu Alarico Eloy Carloz. Pria tampan, pintar cerdas dan berwibawa, oh... jangan lupa tambahkan juga sifat dingin tak tersentuhnya. Sangat jarang menampilkan senyumnya. Alaric adalah orang yang paling terpukul atas kepergian mommy nya. Dia ingin sekali membenci mommy yang telah meninggalkannya, tapi rasa rindu dan sayang lah yang mengalahkan rasa bencinya. Apalagi setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Alaric membantu ayahnya dengan menjabat sebagai CEO yang belum lama ini menggantikan ayahnya.
Alfredo Eliazar Carloz, putra kedua yang mempunyai sifat humble, diantara lelaki carloz hanya Alfred yang terbilang ekspresif. Mungkin karena pekerjaan yang dipilihnya yaitu menjadi seorang dokter maka dituntut untuk bisa bersikap ramah terhadap pasiennya. Selain itu juga Alfred memegang salah satu bisnis keluarganya yang bergerak dibidang kesehatan, salah satunya rumah sakit tempatnya praktek sekarang.
Dan yang terakhir, Adriano Eneas Carloz siputra bungsu yang baru menjajal bangku kuliah. Meski bungsu dalam keluarga Adrian termasuk anak yang ulet, bahkan dia sudah mulai membantu bisnis keluarganya. Meski tidak secara full time tapi dia masih bisa membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Awalnya, Lean menentang keputusan putranya, tetapi melihat passion dan kegigihan putra bungsunya akhirnya ia mengalah. Toh nantinya seorang laki laki juga harus mampu bekerja keras demi keluarga.
Dibalik sifat dingin mereka, keluarga adalah yang utama. Mereka saling mendukung meski tanpa kehadiran sosok wanita istimewa mereka. Bagi mereka, asalkan wanita tercintanya bahagia maka mereka sanggup merelakan apapun.
Walaupun mereka sebenarnya tidak tahu, jauh disana wanita istimewa mereka juga sangat merindukan mereka. Itulah hebatnya kesalahpahaman tanpa penjelasan, sehingga membuat banyak hati terluka."Daddy ingin menyampaikan sesuatu pada kalian, besok daddy akan melakukan perjalanan bisnis ke Asia, entah berapa lama Daddy akan ada disana. Untuk kantor pusat sementara biar di pegang Alaric." Mendengar pernyataan sang ayah ketiga anaknya terdiam. Bahkan dalam benak mereka bertanya, akankah daddy bertemu mommy kembali? Itulah pertanyaan sekaligus doa yang tersimpan dalam lubuk hati kecil mereka.
--------
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Back (Posessive Family)
Chick-LitCarlos Story Book I - END It's a story about family Ketika sebuah keluarga dihadapkan cobaan, bukan tidak mungkin akan ada yang terluka. Seperti seorang gadis yang sedari lahir sudah hidup terpisah dari keluarganya. Hingga tiba saatnya, dimana rahas...