-Eunbi house-
Ada yang berbeda dengan suasana makan malam kali ini. Aura tegang yang telah mereka bertiga lalui mulai mencair beralih menjadi suasana hangat yang menenangkan.
Mereka sudah terbuka dengan pikiran masing-masing, termasuk Eunbi yang sudah menerima penjelasan kedua orang tuanya. Meski awalnya bersikeras menolak dan menghakimi bahkan sempat menangis keras hingga sempat sesak nafas. Untungnya hal itu dapat diatasi, meski mereka panik bukan main dengan keadaan Eunbi yang tiba-tiba memburuk tapi akhirnya mereka bisa melalui semuanya dengan sangat baik.
Setelah selesai dengan makannya, Eunbi masih terus bertanya dan bercerita kepada ayahnya. Bahkan dia mengakui sangat merindukan dan menginginkan sosok ayah. Hati Lean merasa tercubit akan fakta itu,hingga berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan princess kecilnya. Dia akan mengganti waktu mereka yang hilang dengan menyusun berbagi rencana setelah mereka kembali bersama.
Lean bahkan memerintahkan asistennya untuk membawa koper dan kebutuhannya pindah ke rumah Yoora, dia akan tinggal disini selama Mega Proyeknya berlangsung sekaligus mendekatkan diri kepada anak perempuannya.
Demi apapun, Lean sangat bahagia. Dulu mempunyai seorang anak perempuan adalah impian mereka berdua meski sudah mempunyai 3 orang anak laki-laki. Lean jadi memikirkan bagaimana reaksi ketiga anaknya kalau mengatakan mereka mempunyai adik perempuan yang cantik dan lucu seperti Eunbi. Pastinya mereka tidak akan pernah melepaskan Eunbi kemanapun.
"Daddy tidak mendengarkan ceritaku!?" Lean mengerjap dan tersentak dari lamunannya karena teriakan Eunbi. Menoleh dan tersenyum hangat kemudian berdiri dan menarik Eunbi dalam gendongannya. Melangkahkan kaki menuju ruang tengah sekaligus ruang untuk menonton TV.
Mereka berdua duduk di sofa panjang diruangan itu, "Baiklah, sekarang Daddy akan mendengarkan ceritamu."
Hingga tidak terasa waktu berjalan cepat, sesekali Lean menimpali celotehan Eunbi, melihat Eunbi mulai sering menguap Lean membawa Eunbi ke atas pangkuannya sembari menyandarkan kepalanya dan tangannya menepuk pelan punggung Eunbi. Sebenarnya Lean sudah menyuruh Eunbi untuk tidur namun ditolak mentah mentah olehnya dengan alasan masih ingin menghabiskan waktu bercerita bersama.
Tidak lama kemudian Yoora ikut bergabung, dan bertanya tentang bagaimana mereka bisa bertemu dan berakhir di rumah sakit. Eunbi melirik Lean seolah memberi kode agar daddynya yang menceritakan kepada mommynya. Sehingga mengalirlah cerita pertemuan mereka dan alasan kedatangan Lean ke Korea Selatan. Hingga tubuh Lean terasa berat karena Eunbi sudah tertidur bersandar pada tubuhnya.
Dengan lembut Lean menggendong dan memindahkan Eunbi ke kamarnya.
.....
"Apakah Eunbi sudah tau kalau dia punya kakak laki laki?"
"Aku bahkan belum sempat bercerita." Lean terkekeh kecil, mengingat bahwa sedari tadi percakapan mereka di dominasi oleh cerita Eunbi.
"Pasti besok akan ada kehebohan, mengingat Eunbi baru tertidur sekarang padahal jam tidurnya sudah lewat dari tadi. Besok pagi pasti akan ada yang susah bangun. Itu semua karena kalian terlalu banyak mengobrol tanpa ingat waktu."
"Aku hanya ingin lebih dekat dengan putriku sayang, maaf kalau aku jadi mengabaikanmu. Aku akan menggantinya malam ini." Ucap Lean sambil mengerlingkan matanya.
Yoora mendengus "Bukan itu maksudku Lean! Seharusnya aku sudah tau dari awal apa isi otakmu! Kau bahkan sudah menjadi mantan suamiku!"
"Siapa bilang? Kita bahkan belum bercerai"
"A.. aapa kau bilang?"
"Kita belum bercarai sayang, aku bahkan sudah menghancurkan surat yang kau berikan malam itu" jawaban Lean membuat Yoora terkesiap. Tidak menyangka sama sekali. Sudah begitu banyak hal yang terlewat diantara mereka berdua.
"Aku merindukan mereka" lirih Yoora dengan penuh penyesalan.
"Mereka pasti sangat senang mendengar kita kembali bersama."
"Kau sudah memberitahu mereka?"
"Belum, setelah aku menyelesaikan semuanya baru aku akan memberikan mereka kejutan" Yoora hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kita juga tidur, ini sudah larut" Yoora memekik kaget kareba Lean tiba tiba menggendong tubuhnya menuju kamar.
.....
Tepat pagi hari benar benar di hebohkan oleh Eunbi. Mulai dari telat bangun, mencari sepatu yang hilang sebelah hingga sampai di meja makan Eunbi masih juga menggerutu tidak jelas.
Eunbi melirik singkat segelas susu, air putih dan sebotol vitamin yang ada didekatnya. "Mom... bukannya hari ini hari bebas? Kenapa ini ada di sini?" Ucap Eunbi sambil menunjuk botol vitamin di sebelahnya. Karena hari bebas yang di maksud Eunbi adalah hari bebas dimana dia bisa melewatkan minum vitamin dan bisa makan makanan yang di inginkannya, termasuk cake dan ice cream yang sangat dia sukai.
"Tidak! Ini karena kamu kemarin sudah menikmati hari bebasmu, bahkan benar benar bebas!" bantah Yoora sambil melirik ke arah Lean.
Lean yang tahu itu hanya mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Walaupun sebenarnya dia tidak tau masalah kesehatan Eunbi tapi tetap saja Lean merasa kejadian kemarin juga tanggung jawabnya, karean dia lah yang membelikan semua itu untuk Eunbi.
Eunbi hanya bisa memberengut ingin protes tapi tidak punya nyali setelah mendapat tatapan garang dari mommynya. Dan dengan terpaksa makan makanan sehat di atas meja dan minum vitamin walaupun dengan bantuan mommynya karena Eunbi terlihat enggan melakukan semua itu.
Lean hanya bisa menatap perdebatan mereka berdua tanpa berani menginterupsi keduanya.
"Ayo... Daddy antar ke sekolah, bukannya ini sudah siang?"
Eunbi telonjak kaget dan dengan terburu-buru mengambil tas nya kemudian mencium pipi mommy nya sebelum menarik tangan daddynya agar secepat mungkin berangkat.Di depan rumah sudah terparkir mobil Lean. Assistennya langsung membukakan pintu untuk mereka dan menunduk hormat.
Perjalanan di isi oleh percakapan kecil mereka berdua. Sampai tiba di tempat tujuan mereka.
Eunbi langsung membuka pintu dan melompat turun setelah mengucapkan terima kasih dan mengecup pipi Lean.
Melihat tingkah putrinya Lean hanya bisa geleng kepala.Lean melanjutkan perjalannnya menuju kantornya yang ada di Seoul.
"Sir... semua data yang Anda minta sudah saya kirim ke email anda. Dan hasil test DNA juga sudah terlampir disana. Untuk berkas aslinya sudah saya letak kan di meja kerja anda""Aku tidak memerlukan hasil test itu, dia memang putriku. Segera urus semuanya, termasuk surat kelahiran Eunbi. Aku akan mendiskusikan ini dengan istriku. Persiapkan juga kepindahan mereka ke Spanyol. Tidak dalam waktu dekat ini, karena aku masih harus meyakinkan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Back (Posessive Family)
ChickLitCarlos Story Book I - END It's a story about family Ketika sebuah keluarga dihadapkan cobaan, bukan tidak mungkin akan ada yang terluka. Seperti seorang gadis yang sedari lahir sudah hidup terpisah dari keluarganya. Hingga tiba saatnya, dimana rahas...