45-Negotiations

24.5K 1.7K 96
                                    

♡♡♡

“Maaf tuan... kami sudah menemukan nona Arilla”

¤¤¤

Lean tercengang melihat pemandangan tidak biasa dihadapannya. Begitu pula dengan yang lain, perasaan geli bercampur dengan lega.

Alaric bahkan harus sampai memijit keningnya karena tiba-tiba merasa pusing. Memang hanya adik perempuannya yang selalu bisa memainkan perasaannya sampai seperti ini. Rasanya ingin marah, tapi juga tidak dipungkiri perasaan lega lebih mendominasi ketika mendapati adiknya sudah ditemukan. Dibalik sikap tenangnya tadi, justru Alaric lah yang paling gusar dan tidak sabaran.

Lean berjongkok menghampiri putrinya, lalu dengan hati-hati memindahkan mangkuk yang masih berisi setegah porsi ice cream dari pangkuan putrinya. Gaun Eunbi sudah kotor oleh lelehan ice cream yang tidak sengaja menetes dari sendok yang dipegangnya dan juga karena duduk dilantai tanpa alas.

Dengan perlahan memindahkan tubuh kecil putrinya untuk bersandar di kakinya sedangkan yang lain membantu memindahkan meja. Lagi-lagi Lean menghela nafasnya, putrinya pasti akan sakit jika semakin lama dalam posisi seperti ini. Saat mencoba untuk mengambil sendok ice cream, Eunbi bergerak gelisah sambil mengeratkan pegangan tangannya pada sendok. Kemudian bergumam lirih dengan mata terpejam, “Jangan di ambil ice creamku”

“Dasar anak itu, sebegitu cintanya dia dengan ice cream, sampai rela bersembunyi di kolong meja” ujar Adrian sambil menggelengkan kepalanya.

“Itulah kenapa kalian jangan terlalu memanjakannya. Eunbi sangat cerdik dan terkadang manipulatif jika menyangkut hal-hal yang disukainya.” Yoora ikut menimpali ucapan putra bungsunya dengan sedikit nada kesal.

“Sudahlah mom... yang terpenting sekarang princess sudah ketemu dan baik-baik saja.” Alfred mencoba menengahi.

“Sepertinya setelah ini tidak baik-baik saja Alfred. Lihatlah...” ujar Lean yang sedang membersihkan jari-jari Eunbi yang kotor karena ice cream dengan sapu tangannya.

Entah karena terlalu gelap makan di kolong meja, atau karena makan dengan terburu-buru karena takut ketahuan, jadilah ice cream Eunbi tercecer dimana-mana tidak hanya pada gaun yang dikenakannya.

Kini Lean menggendong putrinya yang masih setia terlelap tanpa memperdulikan keramaian disekitarnya. Karena memang pada dasarnya Eunbi suka sekali tidur dan tidak akan mudah terbangun.

Alfred menatap prihatin kepada adik perempuannya, makan ice cream dalam jumlah banyak di malam hari saja sudah akan menjadi masalah. Apalagi sekarang diperparah dengan adiknya yang duduk dilantai dengan gaun yang cukup terbuka dibagian atas.

“Minta maid untuk menyiapkan baju tidur Arilla dan air hangat untuk membersihkan tubuhnya” ujar Lean sambil berlalu membawa putrinya ke kamar.

“Biar aku saja yang membersihkan dan mengganti bajunya. Alaric, kamu bisa mengantar Claire pulang, ini sudah terlalu malam” ujar Yoora menoleh pada gadis cantik berambut pirang yang sedari tadi ikut menyaksikan drama putrinya.

“Maaf Claire... kamu jadi ikut tertahan disini” ujar Yoora menambahkan sambil menatap lembut gadis di depannya.

“Tidak apa... Saya senang mengetahui Arilla baik-baik saja. Tidak perlu mengantarku pulang, Alaric bisa menemani Arilla di sini”

“Ikut aku” Alaric meraih pinggang Claire membawanya keluar untuk mengantarkan pulang seakan tidak mendengar kalimat terakhirnya.

“Aku akan mengambil peralatanku sebentar mom” Alfred ikut beranjak menuju mobilnya. Alfred memang selalu membawa peralatan medisnya di dalam mobil untuk memudahkan saat ada kejadian darurat, seperti saat ini contohnya.

Welcome Back (Posessive Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang