31-Lean's Dilemma

27.3K 1.8K 11
                                    


♧♧♧

Saat ini Lean dan ketiga putranya sudah berada di ruang kerja yang berada di mansion. Sudah dapat dipastikan segala hal mengenai adiknya akan diketahui ketiga putranya dengan cepat. Karena itu lah mereka berkumpul di sini, melihat rekaman video CCTV di kantin sekolah.

“Wow... good job princess! Hahaha...” Adrian bertepuk tangan ketika melihat adiknya menjambak rambut perempuan di depannya.

Sedangkan yang lain hanya mengangkat sudut bibirnya. Mereka tidak menyangka Eunbi dapat membela dirinya sendiri.

“Tunggu, bukankah itu Nathan adik dari kak Alex?” ujar Adrian tiba-tiba.

Sorot mata Alaric menajam tidak suka, sudah beberapa kali adik temannya itu berkeliaran di dekat adiknya. Ini tidak bisa dibiarkan, batin Alaric.

...

Suasana makan malam lebih dingin dari biasanya, ini karena sang tuan putri dalam mode ngambeknya. Hal ini dikarenakan Lean mengatakan harus ke luar negeri selama kurang lebih satu minggu untuk mengurus salah satu cabang perusahaannya. Tentu saja Lean juga meminta istrinya menemaninya dalam perjalanan dinas kali ini, seperti dulu.

Princess, daddy hanya akan pergi satu minggu, daddy akan secepatnya pulang.. hm? Akan daddy bawakan apapun yang princess mau.” Lean membujuk putrinya yang masih diam dengan mata memerah menahan air mata.

“Atau princess mau ikut daddy dan mommy?” tawar Lean masih mencoba membujuk putrinya.

Eunbi menatap daddynya, “tapi aku harus sekolah” jawabnya lirih sambil mulai meneteskan air mata.

Melihat itu Lean sontak berdiri dari duduknya dan membawa putrinya dalam pangkuannya. Sebenarnya Lean juga merasa berat harus meninggalkan putrinya, tapi urusan kali ini benar-benar membutuhkan kehadirannya.

“Stttt... kan ada kakak yang akan menemani princess? Ikut daddy saja ya?”

“Gak mauu... daddy jangan pergi” rengek Eunbi disela-sela tangisannya.

Lean menghela nafasnya, sungguh dihadapkan pilihan  yang sulit. Ingin berbuat egois dengan membatalkan keberangkatannya. Tapi jika dia tidak berangkat dan mengingat banyaknya kepala yang bergantung diperusahaannya membuatnya menahan diri agar tidak egois. Yoora pun tidak dapat berbuat banyak, karena sudah dari awal Eunbi begitu dimanjakan oleh daddy dan ketiga kakaknya.

Sweetheart, daddy memiliki tanggung jawab besar sebagai pemimpin perusahaan. Apa Eunbi mau daddy menjadi orang yang tidak bertanggung jawab? Bagaimana nasib karyawan-karyawan daddy kalau daddy tidak bekerja dengan baik?” Yoora mencoba memberi pengertian pada putrinya.

Hingga Lean menyadari bahwa pelukan putrinya semakin mengerat dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidangnya.

Princess-

“Oke”

“Hm?”

Daddy boleh pergi” suara Eunbi teredam pelukan daddynya.

Lean tersenyum sambil menghujani ciuman di puncak kepalanya, “Daddy usahakan pulang secepatnya princess, daddy janji!”

“Besok mau mengantar daddy ke bandara, princess?” kini giliran Adrian yang membuka suara.

Eunbi hanya mengangguk dalam pelukan Lean dan masih enggan beranjak dari posisinya.

“Hm, besok setelah mengantar daddy kita bisa jalan-jalan, bagaimana?”

Welcome Back (Posessive Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang