🍁 (17) 🍁

84 25 22
                                    

Happy Reading
---------------

Alea dan Rafka turun dari motornya,sebelum masuk mereka mengganti seragam mereka terlebih dahulu. Rafka mengenakan kaos cadangannya yang ditaruh di tasnya, sedangkan Alea mengenakan hoodie yang kebesaran ditubuhnya milik Rafka untuk menutupi seragamnya. Mereka melangkah masuk ke dalam Mall tersebut, langsung saja Alea mengajak Rafka ke tempat boneka. Alea terpukau melihat boneka-boneka di sana mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga besar, namun mata Alea lebih terpukau pada salah satu boneka incarannya yaitu boneka domba yang besar.

"Mau yang mana Al?" tanya Rafka pada Alea.

"Eumm, mau yang itu boleh??" ucap Alea sambil menunjuk boneka domba yang berukuran besar.

"Yang samping nya aja yah, yang itu mah kegedean," bujuk Rafka pada Alea.

"Tapi aku pengen yang itu ih, kenapa kamu gak ada uangnya? terus tadi ngapain nyuruh milih!" ujar Alea mendengus kesal.

Rafka menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Rafka menyadari kalau daritadi dramanya dengan Alea disaksikan oleh mbak-mbak penjaga toko."Bukan gitu Al,tapi bonekanya kegedean nanti bawanya susah. Kamu liat aja badan kamu sama boneka nya gedean boneka nya," ucap Rafka mencoba menjelaskan.

"Kamu ngatain aku pendek gitu? ngatain aku kayak bocah? iya?" balasnya ngegas,Rafka merasa serba salah.

"Enggak kayak git-"

"Kalo gak mau beliin yaudah!" pekik Alea sembari meninggalkan Rafka di toko boneka.

Rafka mengacak rambutnya,'Kok jadi gini sih, Alea kenapa jadi marah-marah kayak singa kelaparan yah? apa ini yang dirasain bang Rayhan dulu makanya dia ngajak damai?' batin Rafka.

"E-eh Al, tunggu!" teriak Rafka.

Alea masih sebal dengan kekasihnya itu,kini Alea sedang duduk di taman dekat mall.

"Rafka nyebelin huhh," gerutunya.

"Siapa yang nyebelin?"

"Rafka," balasnya tanpa sadar siapa pemilik suara itu.

"Tunggu, kok aku kayak kenal suaranya yah?" sambungnya, kali ini dengan nada pelan.

Alea menoleh ke arah sumber suara tersrbut, "Aaahhh!..." Alea terlonjak kaget saat mendapati sebuah boneka domba besar di hadapannya.

"Bwahaha...kamu lucu Al, kalo lagi kaget," seketika tawa Rafka pecah, ternyata orang yang dibalik boneka domba besar itu adalah Rafka.

"Rafka! awas kamu yah," teriak Alea sambil mengejar Rafka.

Rafka kini dikejar-kejar Alea, "Ampun Al,udahan yah. Cape nih," ucap Rafka dengan napas tersenggal-senggal.

"Enggak pokoknya aku harus tangkep kamu dulu!"

Alea berlari lagi mengejar Rafka namun,"Aww!" rintihnya.

"Kamu kenapa Al??" ucap Rafka menghampiri Alea.

"Perut aku sakit banget," ujarnya pada Rafka.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang