Dahlia mengusap bingkai foto putranya lalu memeluknya erat. "Kenapa kamu tinggalin bunda Nak? Kamu marah sama bunda? Maafin bunda, bunda udah jahat sama kamu." Cairan bening itu kembali mengalir di pipi Dahlia.
"Bun, makan dulu yah. Nanti bunda sakit," ujar Rangga sembari membawa nampan berisi makanan untuk istrinya.
Dengan tatapan kosongnya, Dahlia menggeleng.
"Bun, ayo. Sedikit saja."
"Bunda gak mau! Bunda maunya disuapin Rayhan," ucapnya dengan bibir yang bergetar.
"Tapi Bund, anak kita udah dipanggil Allah."
"Bunda harus bisa terima kenyataan ini."
Rangga memeluk istrinya. Ia juga sebenarnya sedih dan menyesal atas kepergian putranya. Kini mereka telah benar-benar kehilangan kedua putranya.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk."
"Maaf mengganggu Om, Tante. Tapi Arland cuman mau ngasih ini," kata Arland sembari menyodorkan sebuah amplop putih kepada Rangga dan Dahlia.
"Apa ini Land?"
"Itu dari Rayhan. Sebelum dia pergi, dia pernah kasih ini ke Arland buat dikasih ke kalian."
Rangga pun memutuskan untuk membuka amplop tersebut. Dan ternyata di dalamnya ada sebuah surat.
Hai Ayah,
Hai Bunda.Bagaimana keadaan kalian? Sehat-sehat terus yah. Karena mungkin nanti Rayhan gak bisa jagain kalian lagi.
Yah, Bun. Rayhan minta maaf yah. Rayhan belum bisa bahagiain kalian, Rayhan juga belum bisa jadi anak yang berguna buat kalian. Ayah sama Bunda jangan nyesel yah punya anak kayak Rayhan.
Ayah, Bunda. Rayhan gak banyak minta sama kalian kok. Rayhan cuman pengen dapet kasih sayang kalian kayak dulu lagi, Rayhan pengen kumpul sama kalian lagi, pokoknya Rayhan pengen keluarga kita kayak dulu lagi.
Rayhan tau, kesalahan Rayhan emang gak pantes dimaafin. Tapi asal kalian tau, Rayhan gak bermaksud buat Rafka celaka. Rayhan sayang sama Rafka. Jadi, gak mungkin Rayhan tega nyelakain adik Rayhan sendiri.
Rayhan cuman minta waktu kalian sebentar kok. Rayhan pengen, di detik-detik sebelum Rayhan pergi kalian ada di sini. Rayhan sakit Yah, Bun. Tapi Rayhan kuat kok, buktinya Rayhan gak kasih tau kalian. Karena Rayhan sadar, kalian gak bakal peduli lagi.
Maafin Rayhan, Rayhan capek, Rayhan sakit. Mungkin, ini waktunya Rayhan buat istirahat, istirahat untuk selamanya.
Terima kasih sudah mengandung, melahirkan, merawat, dan menyayangi Rayhan dengan sepenuh hati. Rayhan sayang kalian
Salam sayang, anakmu
Rayhan Arkana Wijaya
"RAYHAANNN!!!" Dahlia kembali meraung menahan pedih setelah membaca ungkapan hati anaknya."Maafin Ayah sama Bunda Nak. Kita belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu," ucap Rangga di sela-sela tangisnya.
"Bunda nyesel sayang, bunda nyesel! Tolong kembali Nak, bunda gak bisa kehilangan kamu."
Suasana duka masih terus menyelimuti keluarga dan orang-orang terdekat Rayhan. Mereka tidak bisa kehilangan orang seperti Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALEA (Tahap Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN VOTE SETELAH MEMBACA] ⚠DON'T COPPY MY STORY⚠ __________________________________________________ Terjebak diantara 2 cinta memang sangat sulit, sama halnya dengan yang di alami seorang gadis berparas cantik satu ini. Ia...