🍁 (37) 🍁

55 11 19
                                    

Vote dulu sebelum membaca❤
-----------------------------------------------------------------

Happy Reading!
•••

"Rafka?"

"Rafka!!"

"Raf, lo di mana?!"

"Rafka jangan tinggalin gue! Lo harus pulang ke rumah, Rafka!!"

"RAFKA!!"

Rayhan bangun dari tidurnya dengan nafas tersenggal-senggal. "Huftt ... Cuman mimpi ternyata. Tapi, kenapa mimpi itu terasa sangat nyata?"

Lalu Rayhan bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil segelas air putih yang berada di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Setelah itu, ia meneguknya hingga habis.

Rayhan melirik jam dinding di kamarnya, "Ehh anjir! Gue telat," ucap Rayhan kaget saat melihat jam dinding tersebut menunjukkan pukul 07.40.

Dengan cepat Rayhan mengambil pakaian sekolahnya dari dalam lemari dan langsung berlari ke kamar mandi untuk mengenakannya. Pagi ini Rayhan berangkat sekolah tidak sempat mandi terlebih dahulu, ia hanya membasuh mukanya dan menggosok gigi saja.

Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Rayhan menyisir rambutnya. Dan tak lupa ia menyemprotkan parfum favoritnya pada bagian-bagian tubuh tertentu. Seperti leher, dan pergelangan tangan.

Setelah semuanya selesai, Rayhan menyambar tas dan kunci motornya yang tergeletak di atas meja kamarnya. Dengan cepat ia bergegas menuruni tangga.

"Eh, Aden. Baru aja bibi mau bangunin," ucap Bi Marni pada Rayhan yang berlari tergopoh-gopoh.

"Telat, Bi!" seru Rayhan.

"Gak sarapan dulu?"

Rayhan berlari ke arah Bi Marni. "Gak usah, Bi. Udah telat, Rayhan langsung berangkat aja." Rayhan menyalami Bi Marni.

"Eh, hati-hati jangan nge-"

"Iya, Bi. Assalamu'alaikum!" Potong Rayhan yang tergesa-gesa.

"Wa'alaikumsalam," jawab Bi Marni sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

"Nah, kan. Kenapa gue bisa telat astaga." Rayhan berdecak saat mendapati pintu gerbang sekolah sudah di kunci.

Rayhan menyipitkan matanya saat melihat ada orang selain dirinya yang berada di luar sekolah. Seorang gadis berambut lurus sepunggung, mengenakan tas berwarna hitam putih, dan gantungan domba di resleting tas nya itu sedang mondar-mandir sendiri.

Rayhan merasa tak asing dengan gadis tersebut. Ia penasaran, dan langsung saja mendorong motornya ke arah gadis tersebut. Karena ia merasa enggan untuk menyapa ataupun bertanya, ia berdehem saja untuk memanggil gadis itu.

"Ekhem ...."

"Apaan sih?" Ucap gadis tersebut, lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Alea?" ucap Rayhan yang baru menyadari jika gadis yang ia perhatikan dari tadi adalah Alea.

Alea memutar bola matanya jengah, "Elo."

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang