🍁 (32) 🍁

59 14 19
                                    

Happy Reading!

~

Ceklek!

Alea mendorong pintu kamarnya perlahan, dengan langkah pelan ia memasuki kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang tidurnya.

Tangannya meraih boneka pemberian terakhir Rafka, boneka berkarakter domba dengan ukuran yang bisa dibilang sangat besar melebihi tubuh mungil Alea. Ia mengusap-usap lembut boneka itu lalu memeluknya erat seakan-akan itu adalah tubuh Rafka. "Rafka aku kangen. Hiks, hiks...." lirihnya.

Tiba-tiba suara ketukkan pintu membuyarkan lamunan Alea.

Tok! tok! tok!

Alea bergegas untuk membuka pintu. Tapi sebelumnya, ia menyeka air matanya terlebih dahulu sebelum seseorang pengetuk pintu itu melihatnya.

"Sebentar!" jawab Alea dari dalam kamarnya.

Ceklek!

Alea membuka pintu kamarnya dan menampakkan dua orang gadis seusianya, yang tak lain adalah Kania dan Fira. Mereka sengaja datang ke rumah Alea karena mereka tahu jika keadaan Alea saat ini sedang tidak baik-baik saja. Oleh karena itu, artinya dia butuh seseorang untuk menghiburnya. Dan mereka lah yang bersedia untuk menjadi penghibur bagi Alea.

"Kalian ngapain ke sini malem-malem?" tanya Alea terlihat baik-baik saja. Tapi, mereka bisa melihat dari mata Alea yang sembab dan hidungnya yang memerah.

"Kita mau nginep," jawab mereka bersamaan.

"Kok gak bilang dulu?" gerutu Alea memanyunkan bibirnya.

"Sengaja biar supris," kekeh Fira.

"Surprise bukan Supris bego!" geram Kania memutar bola matanya.

"Salah dikit kan gapapa. Lo mah emosian, Kan."

"Sekali bego tetap bego." Kania menjitak jidat Fira.

"Sakit tolol!" marah Fira sembari mengusap-usap bekas jitakkan Kania.

"Habisnya lo punya otak gak ada fungsinya."

Alea terkekeh. "Udah-udah. Kalian ini kalo ketemu ribut terus," ucap Alea.

"Emm Al? Kita gapapa kan nginep di sini?" tanya Fira memastikan.

"Boleh kok."

"Yeyy! Makasih Alea cantik, imut, baik, rajin menabung dan tidak sombong. Gak kayak si KANIA!!"

Kania yang tadinya acuh tak acuh langsung menatap Fira tajam.

Jam dinding menunjukkan pukul 01.50

"Preet ... preett ... dut! Broottt .... " terdengar  bunyi memecah keheningan malam di kamar Alea.

Kania mengendus-ngendus bau yang tak sedap dari sumber suara tersebut. "Emmhhh ... Bau apa sih? Kok kayak semacam gas beracun yah?" tanya Kania masih belum sadar sepenuhnya.

Kania mengucek matanya. Saat mulai tersadar, ia langsung menutup hidungnya saat mencium aroma-aroma yang tak sedap.

Kania membelalakkan matanya. "Wek, bau banget!" sontak, Kania langsung menggeplak pantat Fira yang berada tepat di depan wajahnya.

"Emmhhh ... hoamm ... apaan sih ah, ganggu aja." Fira mengusap-usap pantatnya.

Kania langsung bangkit dari posisi tidurnya. Ia butuh udara segar untuk menetralisir gas beracun yang dikeluarkan Fira tadi. Kania bangkit dari ranjang tidur Alea yang berukuran besar itu, lalu berjalan menuju pintu balkon. Namun, langkah Kania terhenti saat menyadari ada seseorang yang tengah duduk sendirian di teras balkon.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang