🍁 (09) 🍁

137 51 26
                                    


Saat menuju rooftop, Arland dan Bima tak sengaja bertemu dengan Alea dan Fira.

"Eh Fir, dan lo yang waktu itu di kantin kan?" tanya Arland. Alea mengangguk sembari tersenyum pada Arland dan Bima "Iya," jawab Alea.

"Oh iya, kita belum kenalan. Kenalin gue Arland dan ini Bim-" kata Arland yang omongannya terputus karena Bima. "Gue Bima," sambung Bima pada Alea.

"Gue Alea," balas Alea.

"Kalian darimana, kok baju kalian acak-acakan gitu? Terus ...." -Fira menutup hidungnya, "Kalian habis kecebur got yah?" lanjut perkataannya.

"Sembarangan lo Fir, " pekik Arland, Bima menceritakan yang sebenarnya. "Kita habis dihukum Pak Bembem, di suruh bersihin toilet!" kata Bima. Fira hanya tertawa tanpa dosa, sedangkan Alea terkekeh mendengar kejadian yang menimpa Arland dan Bima.

"Yaudah kita duluan yah!" pamit Fira menarik lengan Alea. "iya, kita duluan yah!" ucap Alea.

"Oke, gue sama Bima juga mau nyari Rayhan sama Dion dulu nihh," ujar Arland.Kemudian melambaikan tangannya pada Alea. "Bay Lea!" Kemudian Alea membalas lambaian Arland.

"Udah woii! orangnya udah pergi, masih aja di liatin," ucap Bima tepat di telinga Arland, membuat Arland tersadar dari lamunannya.

"Ehh monyong, monyong, monyong!" pekik Arland yang terkaget-kaget. "Geblegg lu nyet!" cibirnya.

"Hehh jerawat kuda, katanya mau ke rooftop malah bengong di situ. Ayo buruan! Gue tinggal nih?"

"Iya-iya!"

Setelah sampai di rooftop mereka menemukan Ray tengah asik berbaring di kursi panjang tempat mereka nongkrong.

"Gila, nih anak enak-enakan tidur sedangkan kita dihukum Pak Bambang,padahal tadi kita bolos berempat!" ucap Arland yang diangguki Bima.

"Tumben bener lo?"

"Sejak kapan gue salah??"

"Sejak lahir!"

"Bangsatt!"

"Kerjain si Rayhan yuk??" akal licik si Bima muncul.

"Bukannya gue tega sama lo Ray, tapi karena lo tega duluan sama gue dan Bima,jadi ... Gass lahh any*ng!" sewot si Arland.

"Banyak basa-basi elu mah nyett! Keburu bangun si Ray-nya!"

"Sorry, deg-degan gue mau ngerjain si Ray."

Saat mereka ingin mengerjai Ray mereka kaget tiba-tiba Ray sudah tidak ada di kursi panjangnya.

"Lah, si Ray kemana tadi kan di sini?" Arland menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

"Iya kok ngilang?" jawab Bima.

"Jangan-jangan .... " Arland menahan perkataannya.

"HANTU!!" ucap mereka bersamaan.

Saat hendak ingin berlari tiba-tiba ada yang menahan pundak mereka dari belakang. Bima dan Arland semakin ketakutan.

"Allahu lailaha illa-huwal hayyul qoyum." mulut Bima komat-kamit membaca ayat kursi, berharap agar setan itu cepat pergi.

"A-aduhh ampun bang setan! ampun! kita janji gak bakaln ngerjain orang lagi!"

"Iya bang setan ini juga gara-gara ide si Bima kok, Arland ngikut aja! Lepasin yahh!" kemudian mereka mencoba membalikkan badannya mereka terkejut mendapati Rayhan berada di hadapan mereka dengan 1 tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, Rayhan mencoba menahan tawanya ketika melihat ekspresi ketakutan kedua temannya dan ternyata yang memegangi pundak mereka adalah Ray_-

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang