🍁 (34) 🍁

47 10 8
                                    

Assalamualaikum!
Hai! Apa kabar? Are you okey, Readers?

Maafkan tulisan (lebih tepatnya ketik kan) yang masih acakadut ini, karena author masih belajar jadi yang lebih baik ╥_╥
___________________________________________

Happy Reading!
•••

'Padahal gue gak suka sama Rayhan.'

'Gue gak ada perasaan apa-apa sama dia."

Ucapan Alea bersama Kania tadi terus melintas dipikiran Rayhan. Sampai-sampai ia tidak fokus belajar.

'Segitu gak sukanya yah lo sama gue, Al. Dan cinta lo ke Rafka besar banget yah, hehee.' Batin Rayhan.

"Rayhan Arkana, maju ke depan dan isi soal yang sudah Ibu buat di papan tulis." Bu Erna menyerahkan spidol White board kepada Rayhan.

Tanpa sadar Rayhan menerima spidol yang diberikan Bu Erna barusan, dan maju ke depan. Namun, jangan kira karena dia bisa mengerjakannya. Melainkan dia tak sadar jika kakinya berjalan sendiri tanpa instruksi darinya.

Rayhan membuka tutup spidolnya, lalu mengisi soal yang diberikan Bu Erna di papan tulis tanpa membaca soal itu terlebih dahulu. Maklum lah namanya juga lagi galau yekan:v

Soal

1. Sebutkan 3 jenis penyakit yang menyerang sistem pernafasan pada manusia!

Jawaban :

-Gue gak ngelakuin apa yang lo tuduhkan!

-Gue ingin lo kayak dulu lagi!

-Gue tulus sama lo!

"Selesai Bu." Rayhan menyerahkan kembali spidolnya kepada Bu Erna. Lalu ia kembali duduk dengan tatapan kosongnya.

Bu Erna melongo tak percaya. Ia memijat pelipisnya, kepalanya tiba-tiba terasa pening setelah melihat isi jawaban Rayhan barusan.

"RAYHAN ARKANA!!!" Pekik Bu Erna menggema di seluruh penjuru kelas, sontak membuat semua siswa dan siswi yang berada di dalam kelas langsung menutup telinga mereka.

Rayhan ikut tersadar karena teriakan Bu Erna. "I-iya, siap. HORMAT GERAK!!" Kata Rayhan berhasil mengundang gelak tawa teman-teman kelasnya.

"HAHAHAA!" Tawa murid-murid kelas seketika pecah setelah mendengar perkataan Rayhan barusan.

"SI RAYHAN KESURUPAN APA WOY?!" Teriak salah satu siswa di kelas Rayhan.

"SI RAYHAN LAGI BUCIN GUYS!!" Mereka terus mengata-ngatai Rayhan, sampai akhirnya kelas menjadi rusuh.

Bu Erna yang merasa jengkel dengan murid-muridnya ini langsung saja meraih penggaris kayunya lalu memukul-mukulkan penggaris itu ke papan tulis, berharap agar mereka kembali diam.

"SEMUANYA DIAM!!" Teriak Bu Erna yang sudah habis kesabarannya. Seketika mereka menutup mulutnya rapat-rapat, karena tak ingin punya penyakit tuli sejak dini.

"Dan Kamu Rayhan-" Bu Erna menatap tajam ke arah Rayhan.

"KELUAR DAN UKUR LAPANGAN MENGGUNAKAN LIDI SATU JENGKAL!!" Pekiknya lagi membuat telinga Rayhan berdengung.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang