🍁 (23) 🍁

58 15 9
                                    

Happy Reading❤

...

"Hallo, Rafka. Kamu dimana?"

"......"

"Bisa jemput aku gak?"

"......."

"Oh gitu yah, yaudah gapapa aku pulang sendiri aja."

Tuuttt! tuutt!

Sambungan telfon dimatikan, kini Alea masih berdiri di depan pagar sekolah. Karena Kevin sedang sakit, jadinya Alea harus berangkat dan pulang sekolah sendiri. Sekolah sudah sepi karena siswa dan siswi SMA Harapan Bangsa sudah berhamburan pulang sejak 20 menit yang lalu, kini tinggal Alea sendirian di sana. Langit nampaknya sudah gelap dengan awan yang mendung pertanda hujan akan turun sebentar lagi. Ia bergegas pergi ke halte bus dekat sekolah untuk menunggu kendaraan yang akan mengantarnya pulang di sana.

Tak lama setelah beberapa saat hujan turun dengan deras mengguyur kota Jakarta yang sangat ramai penduduk, seketika orang-orang berhamburan untuk sekedar melindungi tubuh mereka dari derasnya air hujan. Tapi, tidak dengan Alea, ia menunggu di halte bus sendirian tidak ada siapa-siapa di sana kecuali dirinya. Tubuh Alea mengigil kedinginan akibat terpaan angin yang mengiringi hujan saat ini, Alea menggesekkan-gesekkan telapak tangannya satu sama lalu ia tempelkan di kedua pipinya, itu cukup menghangatkan baginya saat ini.

Di tengah derasnya air hujan Alea melihat ada dua orang pria bertubuh kekar menuju halte bus yang Alea tempati sekarang. Awalnya Alea biasa saja, ia berfikir mungkin orang-orang itu hanya ingin berteduh, namun semakin dekat dan semakin dekat dengannya, Alea mulai tidak enak hati. Ia merasa ada sesuatu akan terjadi padanya, karena Alea takut dan mencoba menghindari mereka, akhirnya Alea memutuskan untuk pergi dari sana. Saat Alea ingin menerobos derasnya hujan tiba-tiba pergelangan tangannya di cekal kuat oleh dua pria bertubuh kekar membuat ketakutan Alea semakin menjadi-jadi, ia mencoba memberontak namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan mereka.

"Mau kemana Neng? sini neduh dulu sama abang, hujannya deras banget loh," ucap salah satu pria bertubuh kekar itu.

"Iya, emang mau kemana sih Neng cantik ini? mending seneng-seneng dulu bareng kita yuk," timpal pria satunya lagi sembari mencolek dagu Alea dengan tidak sopan.

"Jangan berani-berani sentuh saya! lepasin saya sekarang!!" berontak Alea, namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan 2 pria jahat di hadapannya.

"Kita bakalan lepasin kamu setelah kita senang-senang," ujarnya disusul tawa menggelegar mereka.

"Lepasin!! atau saya teriak!" ancam Alea namun hanya ditertawakan oleh mereka.

"Silahkan teriak! emang bakalan ada yang denger suara kamu?!" kata salah satu pria itu.

"Tolong! tolong!! tolong lepasin saya! hiks...." teriak Alea dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Saya mohon lepasin saya!" lirih Alea dalam derasnya hujan.

"Kan kita udah bilang, kita bakalan lepasin kamu kalo kamu mau seneng-seneng bareng kita," ucapnya.

Alea tidak tahu harus apalagi tempatnya ini sangat sepi ditambah dengan hujan deras, tidak ada yang bisa menolongnya. Tenaganya pun mulai habis karena sedari tadi memberontak, pikiran Alea sekarang berkecamuk ia sangat-sangat ketakutan.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang