🍁 (47) 🍁

55 9 6
                                    

"Kamu itu kayak bintang-bintang di angkasa. Sulit dan tidak mungkin untuk digapai. Namun, keindahanmu selalu mengalihkan duniaku."

'RALEA'
•••

"Oke, jadi ide nya apa?"

"Gimana kalo kita gunain Rayhan?" celetuk Fira membuat semua orang mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?"

"Jadi gini loh, kan si Audi cinta mati sama Rayhan tuh, kita suruh aja Rayhan buat pancing Audi. Gimana?" ungkap Fira.

Mereka tampak berpikir, terkecuali Alea dan Rayhan. Mereka hanya diam tak berucap.

"Oke juga. Tapi caranya?"

"Suruh aja Rayhan buat deketin Audi, terus kasih perhatian ke dia, turutin apa yang dia mau. Siapa tau ada petunjuk," tutur Fira mencoba menjelaskan apa rencananya

"Sip! Setuju!" ujar mereka bersamaan.

"Gak! Gue gak setuju," protes Rayhan dengan ekspresi datarnya.

"Cuman beberapa hari kok Ray, sampe ada petunjuk. Lo mau yah?" bujuk Fira.

"Enggak. Pokoknya gue gak mau," ujar Rayhan masih dengan keputusan yang sama.

Bima mendekati Rayhan. "Ray ...."

"Apa?" jawab Rayhan ketus.

"Galak amat lu setan," gumam Bima. tapi tetap terdengar oleh Rayhan.

"Ray lo gak mau bantu kita?" kini giliram Kania berujar.

Rayhan mengembuskan napasnya. "Bukan gue gak mau bantu kalian terutama lo Alea. Tapi, apa gak ada cara lain? Masa gue di jadiin umpan," jelas Rayhan.

Alea nampak acuh tak acuh atas jawaban Rayhan. "Kalo gue sih bodo amat. Alias gak peduli," ucapnya pelan.

"Alea, jangan mulai." Kania menatap Alea tajam.

"Ck, apaan sih gak jelas." Alea berdecak sebal.

"Jadi gimana dong?" tanya Arland.

"Yah kita gak ada cara lain," ucap Dion yang baru membuka suara.

"Ray, ayolah. Lo mau kan?" bujuk Arland penuh harap. Bukan hanya Arland tapi teman-temannya pun berharap sama.

Setelah dipikir-pikir cukup lama, akhirnya Rayhan menyetujui keputusan itu. "Oke-oke, gue setuju."

"Nah, mantap."

**

"Tuh, tuh, tuh si lampir!" tunjuk Bima pada teman-temannya yang sedang mengumpat dibalik tembok.

"Nah, waktunya menjalankan misi. Siap Ray?" tanya Arland memastikan sahabatnya itu.

"Hmm." Rayhan hanya bisa memutar bola matanya.

Saat itu Audi sedang berjalan sendirian, ini kesempatan mereka untuk menyuruh Rayhan menjalankan misinya.

Rayhan keluar dari balik tembok dan berjalan ke arah Audi. Dengan sengaja, Rayhan menabrak Audi hingga terjatuh dan terduduk di lantai. Dan, dengan cepat Rayhan berjongkok dan mengulurkan tangannya di hadapan Audi.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang