Rayhan melajukan motornya dengan kecepatan agak di atas rata-rata.
'Al, tunggu gue. Gue bakal nyelamatin lo dari laki-laki bajingan itu.'
Saat melintas Rayhan tak sengaja melihat segerombolan orang yang tak tahu sedang apa. Akhirnya Rayhan memutuskan untuk memberhentikan motornya dan mencoba bertanya pada salah satu warga.
"Permisi Pak. Maaf ini ada apa yah? Kok rame-rame gini?" tanya Rayhan dengan sopan.
"Oh, itu Nak. Tadi ada kecelakaan antara mobil truk dan minibus."
"Astaghfirullah. Kayaknya parah banget yah Pak, sampe banyak Polisi gitu?"
"Bukan parah lagi Nak, mobilnya sampe guling-guling. Terus, yang paling parah tuh sopir sama penumpang yang ngendarain si mobil minibus. Apalagi yang cewek, lukanya parah banget."
"Emang pengendaranya cewek?"
"Gak tau sih Nak. Tapi yang jelas di dalam minibus itu ada dua orang, yang satu cowok, yang satu lagi cewek."
'Hah, apa jangan-jangan Alea?' batin Rayhan.
"Kalo boleh tau, korbannya dibawa ke rumah sakit mana yah Pak?"
"Kalo gak salah, tadi ... Oh, iya. Ke rumah sakit Citra Medika."
"Oh, baik Pak. Terima kasih yah."
Lalu Rayhan menghidupkan motornya dan melaju ke arah rumah sakit tersebut. Ia ingin memastikan siapa korban kecelakaan itu. Bukan Rayhan berpikir yang aneh-aneh, hanya saja tidak menutup kemungkinan jika itu memang Alea.
—
Sesampainya di rumah sakit
—Sesampainya di rumah sakit, Rayhan bergegas menghampiri suster yang berada di tempat administrasi.
"Permisi Sus. Apa benar korban tabrakan tadi siang, di jalan angkasa raya, dilarikan ke sini?" tanya Rayhan pada sang Suster.
"Benar."
"Kalo boleh tau, atas nama siapa yah?"
"Sebentar saya cek dulu." lalu Suster itu membuka buku catatan pasiennya dan melihat siapa orang dimaksud Rayhan tersebut.
"Baik Sus."
"Korban atas nama Alea stephanie dan Alvino Bagskara, yang tadi dilarikan ke sini karna kasus kecelakaan. Sekarang mereka sedang ditangani di ruang IGD."
Deg!
'A-Alea!'
"Ba-baik Sus, terima kasih." Rayhan segera bergegas pergi ke ruangan IGD untuk memastikan keadaan Alea. Ia tak peduli dengan lukanya sendiri.
"Al, bertahan. Lo kuat," monolognya.
Ia mondar-mandir di depan ruangan IGD sembari mengacak rambutnya frustasi.
"Andai kita gak ngejalanin rencana ini, lo pasti gak bakal kayak gini Al."
Rayhan tertawa dengan tatapan kosong. "Gue emang bodoh, gue gak ahli untuk jalanin misi kayak gini. Gue nyesel Al!"
Drrtt! Drrtt!
Bunyi ponselnya berhasil membuyarkan lamunannya.
"Ha-halo," jawab Rayhan dengan nada serak.
"Lo di mana?" tanya Arland yang nampaknya cemas dengan keadaan Rayhan.
"Gue di rumah sakit."
"L-lo sakit lagi? Atau luka lo parah?"
Rayhan hanya diam tak menjawab pertanyaan Arland di sambungan telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALEA (Tahap Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN VOTE SETELAH MEMBACA] ⚠DON'T COPPY MY STORY⚠ __________________________________________________ Terjebak diantara 2 cinta memang sangat sulit, sama halnya dengan yang di alami seorang gadis berparas cantik satu ini. Ia...