🍁 (27) 🍁

66 14 12
                                    

"Terserah gue dong, sirik lo?" sindir Rafka.

"Ogah sirik sama orang alay kayak lo," jawab Rayhan sembari memutar bola mata malas.

"Minggir, gue males ribut sama lo." Rafka pergi ke kamarnya meninggalkan Rayhan yang masih di ruang tengah.

Kini Rayhan berada di kamarnya, ia tengah berbaring di kasur king size miliknya. Ia menatap langit-langit kamarnya sembari memikirkan hal-hal yang selama ini mengganggu pikirannya.

"Gue Alea."

"Dasar cowok brengsek!"

"Tanggung jawab woii tangan gue sakit!"

"Ray gue tulus mau temenan sama lo."

"Hadap sini, biar gue obatin lukanya."

Rayhan terus mengingat-ngingat awal pertemuannya dengan Alea sampai saat ini. Jujur sebenarnya Rayhan selalu memikirkan Alea, nampaknya benih-benih cinta Rayhan pada Alea mulai tumbuh tetapi ia terlalu gengsi untuk mengakuinya. Tapi tidak mudah juga untuk Rayhan mengungkapkannya, ia sadar jika orang yang di sukainya telah dimiliki orang lain dan orang itu adalah adiknya sendiri.

'Dia unik, dia beda. Dia udah memberikan warna di hidup gue walaupun sebagai seorang teman.'

'Gue semakin yakin kalo gue emang suka sama tuh cewek.'

'Tapi gue gak mungkin lakuin hal bodoh ini, dia udah milik orang lain Rayhan. Sadar Ray sadar!' geram Rayhan frustasi dalam hatinya. Ia bingung dengan keadaannya sekarang.

>>><<<

Alea telah selesai membersihkan badannya, kini tubuhnya telah dibalut piyama tidur kesayangannya. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya, sebelum memejamkan matanya untuk memasuki alam mimpi Alea memikirkan hal-hal manis yang baru terjadi bersama Rafka.

"Gak nyangka Rafka bisa semanis tadi," gumamnya sembari cengar-cengir sendiri setelah itu matanya terpejam.

Tok tok tok!

Suara ketukan di pintu balkon kamar Alea.
"Arrghh! siapa sih ngetok-ngetok? gue kan mau tidur!" geram Alea mengacak rambutnya kesal. Alea bangkit dari tempat tidurnya menuju pintu balkon.

Ceklek

Alea membuka pintu balkon tersebut, saat itu juga menampakkan sosok Rafka di hadapannya.

"Hai," sapa Rafka nyengir tanpa dosa.

"Loh, kok di sini?"

"Yah aku pengen ketemu kamu."

"Tadi kan seharian sama kamu."

"Gak tahu, aku rindu aja sama kamu," keluh Rafka.

Alea mengernyitkan dahi nya, "Kamu kenapa sih?" tanya Alea heran.

"Keluar yuk? beli makan kek," ajak Rafka pada Alea.

"Tapi ini kan udah malem," ujar Alea.

"Gapapa cuman bentar kok."

"Oke, aku mau."

Rafka turun terlebih dahulu dari atas balkon, mudah bagi Rafka untuk naik atau turun lewat balkon karena di situ terdapat banyak pijakan yang membantunya. lalu Alea turun secara perlahan melewati pijakan-pijakan yang ada, namun saat ingin menginjak pijakan terakhir Alea terpeleset, "Aaaa!"

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang