🍁 (07) 🍁

164 55 35
                                    

"Awal pertemuan yang manis belum tentu jadi akhir yang manis juga."

-Alea Stephani Putri-

------------

"Gue pulang naik apa yah?" Alea bertanya dalam hati. Tiba-tiba saat di depan gerbang sekolah,

"Aaghhh ...." Jerit Alea.

Bruk!

Alea terserempet motor sampai terduduk di tanah.

"Woyy lo bisa bawa motor gak sih, sakit nih!!" pekik Alea pada sang pengendara.

Si pengendara motor memberhentikan motornya kemudian ia membuka helm full face-nya. Dan, ohh siapa itu?

"Elo!"

"Lo Lagi!"

"Bisa bawa motor gak sih? Lo liat nihh tangan gue sakit!"

"Lo yang salah ngapain berdiri tengah jalan!" ucap seorang pria tinggi berkulit putih dan berhidung mancung serta motor merahnya.

"Pokoknya gue gak mau tau tanggung jawab bawa gue ke rumah sakit! Atau telfon ambulance kek, tangan gue sakit nihh!" Alea terus nyerocos.

"Gitu aja lebay," ucap Rayhan yang hendak meninggalkan Alea.

"Mau kemana lo mau kabur, gak punya hati banget sih ninggalin cewe sendiri yang lagi kesakitan gini!"
"Dan ini semua juga gara-gara lo!" sambung Alea yang masih terduduk di tanah.

Saat Alea hendak berdiri tiba-tiba ada sebuah tangan yang terulur di hadapan Alea. Ia mendongak seraya nenatap siapa pemilik tangan tersebut. Alea terdiam saat mengetahui sang pemilik tangan itu adalah Rayhan.

"Ngapain lo bantu gue??"

"Gue bukan cowok brengsek yang lari dari tanggung jawab," ujar Rayhan. "Gue anterin lo pulang gak ada penolakan!" lanjutnya.

"Ayo cepetan naik!" Perintah Rayhan menyadarkan lamunan Alea.

"E-ehh iya-iya sabarr."

"Ngapain masih di situ? Buruan gue pegel nih!"

"Bukannya nolongin malah bentak-bentak!" Alea memutar bola matanya malas.

"Apa lagi?"

"Gue gak nyampe," ucapnya secara terang-terangan.

"Harusnya nya lo masih kelas 2 SD!" "Sinii!" Rayhan mengulurkan tangannya ke belakang.

"Ngehina banget sihh!" Alea sangat geram dengan makhluk satu ini.

Setelah itu Rayhan melajukan motornya. Hening, tidak ada percakapan sama sekali sepanjang jalan. Sampai tiba di depan gerbang rumah Alea.

"Makasih," ucap Alea dengan wajah datar.

"Gak usah geer lo, gue nganterin lo karena gue mau tanggung jawab atas kesalahan gue aja." lalu Rayhan melajukan kembali motornya, Rayhan pun sudah lenyap dari pandangan Alea

"Harusnya gue gak usah berterima kasih sama orang kayak gitu. Belagunya minta ampun, bodoh banget sih gue pake bilang terima kasih segala. Menjatuhkan harga diri saja!"

Alea memasuki rumahnya. "Alea pulang!"
"Mahh! Pahh!"

"Assalamu'alaikum!"

"Helloo kalian dimana?" Ia terus memanggil-manggil orang tuanya, tapi tidak ada sahutan sama sekali.

"Ini orang rumah pada kemana sihh?"

"Ehh non udah pulang," ucap Bi Imah asisten rumah tangga keluarganya Alea.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang