Fiqih Islam I

Lima Keutamaan

#Islamic Geographic Institute
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri: Hadits Pilihan

*LIMA KEUTAMAAN*

« اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ تَمْلَأُ الْمِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ تَمْلَاٰنِ - اَوْ تَمْلَأُ - مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ اَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا اَوْ مُوْبِقُهَا »

_”Kesucian itu separuh keimanan, al-hamdu lilLâh memenuhi (memberatkan) timbangan, subhânallâh wa al-hamdu lillâh memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat adalah nûr, sedekah adalah burhân dan sabar adalah dhiyâ’ dan al-Quran itu adalah hujjah untuk (membela)-mu atau menentangmu. Setiap manusia berusaha sepanjang hari, lalu dia menjual dirinya hingga dia menyelamatkan dirinya atau mencelakakan dirinya”_ *(HR Muslim, Ahmad dan ad-Darimi).*

Sabda Nabi saw. ini mengandung lima poin.
*Pertama:* (اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ)_ ath-thuhûr syathru al-îmân._ Menurut mayoritas penafsiran para ulama, yang dimaksud dengan (اَلطُّهُوْرُ) _ath-thuhûr_ adalah (طَهَارَة) _thaharah_ dan (تَطَهُّر)_ tathahhur_ (menyucikan diri). Sebab, redaksi wazan (فُعُوْلٌ) _fu’û_l itu menunjuk pada perbuatannya.

Dalam hal ini maksudnya ada dua: 

*(1) Membersihkan diri dari kesyirikan dan najis maknawi* seperti dalam firman Allah dalam surat *al-A’raf:82* dan *an-Naml:56*: (اِنَّهُمۡ اُنَاسٌ يَّتَطَهَّرُوۡنَ) _Innahum unâsun yatathahharû_n (Mereka adalah orang-orang yang membersihkan diri).

Jadi yang dimaksud adalah (طَهَارَة) thaharah hati, (جَوَارِح) jawarih dan lisan dari keharaman dan dari meninggalkan kewajiban. Itu adalah separuh dari manifestasi iman.

Sebab manifestasi iman itu ada dua: (فِعْلٌ) _fi’l[un]_ (melakukan) dan (تَرْكٌ) _tark[un]_ (meninggalkan). (طَهَارَة) _Thaharah_ adalah (تَرْكٌ) _tarkun,_ yaitu membersihkan hati dan (جَوَارِح) _jawarih_ serta lisan dari apa yang diharamkan oleh Allah. Karenanya, (اَلطُّهُوْرُ) _ath-thuhûr_ adalah separuh dari iman.

*(2) Membersihkan diri dari najis hakiki.* Itu adalah separuh iman karena Allah SWT menyebut shalat sebagai iman (secara majazi) seperti dalam surat al-Baqarah[2]:143. (طَهَارَة) Thaharah merupakan syarat bagi shalat; shalat tidak sah tanpa (طَهَارَة) thaharah. Penafsiran ini dikuatkan oleh ungkapan *at-Tirmidzi:* (الوُضُوءُ شَطْرُ الإِيمَانِ) _al-wudhû syathru al-îmân…;_ dan ungkapan *an-Nasai, Ibn Majah dan Ibn Hibban:* (إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ شَطْرُ الْإِيمَان) _isbâgh al-wudhû’ syathru al-îmân … _

*Kedua:* (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ تَمْلَأُ الْمِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ تَمْلَاٰنِ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ) _al-Hamdu lilLâh tamla’ al-mîzân wa subhânalLâh wa al-hamdu lilLâh tamla’âni mâ bayna as-samawât wa al-ardhi._

Tahmid adalah penisbatan dan penetapan segala pujian hanya untuk Allah SWT dengan menetapkan segala kesempurnaan dan sifat sempurna kepada-Nya. Tasbih maknanya adalah penyucian (تَنْزِيْه/tanzîh) Allah SWT dari segala kekurangan dan sifat kurang.

Cakupan (تَحْمِيْد) tahmid dan (تَسْبِيْح) tasbih kepada Allah itu setidaknya atas (رُبُوْبِيَة) rububiyah, (اُلُوْهِيَة) uluhiyah, (اَسْمَاء وَالصِّفَات) asma’ wa shifat-Nya; atas al-Quran sebagai firman-Nya; atas ketentuan, ketetapan dan hukum (كَوْنِيَة) kauniyah-Nya, dan atas ketentuan syariah-Nya, termasuk penetapan hak menentukan halal dan haram.

Karena itu, kalimat (تَحْمِيْد) tahmid dan (تَسْبِيْح) tasbih masing-masing mendatangkan pahala besar yang akan memberatkan timbangan amal baik di (يَوْمِ الْحِسَاب) Yaum al-Hisab. Apalagi jika ucapan (تَحْمِيْد) tahmid dan (تَسْبِيْح) tasbih itu disatukan, maka pahalanya sangat besar, yang seandainya berwujud fisik akan memenuhi ruang antara bumi dan langit. Kesempurnaan pahala atas ucapan (تَحْمِيْد) tahmid dan (تَسْبِيْح) tasbih seperti itu akan tercapai jika disertai dengan mendalami dan meresapi maknanya tersebut.   

*Ketiga:* (اَلصَّلَاةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ) _ash-shalât nûr, wa ash-shadaqah burhân wa ash-shabru dhiyâ’._ (نُوْرٌ) _Nûr,_ (بُرْهَانٌ) _burhân_ dan (ضِيَاءٌ) _dhiyâ’_ adalah tiga tingkatan cahaya. Jika cahaya itu menerangi disebut (نُوْرٌ) _nûr,_ dan jika (نُوْرٌ) _nûr_ disertai kekuatan menyilaukan disebut (بُرْهَانٌ) _burhân,_ dan jika (بُرْهَانٌ) _burhân_ disertai kekuatan membakar, disebut (ضِيَاءٌ) _dhiyâ’._

Jadi (بُرْهَانٌ) _burhân_ lebih kuat dari (نُوْرٌ) _nû_r tetapi lebih lemah dari (ضِيَاءٌ) _dhiyâ’._ Shalat disifati sebagai (نُوْرٌ) nûr karena di dalam shalat itu harus diberikan apa yang diperlukan oleh shalat dengan kerelaan dan (طُمَأْنِيْنَة) _tuma’ninah._

Sedekah merupakan (بُرْهَانٌ) burhân karena bentuknya mengeluarkan harta, sesuatu yang disukai nafsu, dan untuk itu memerlukan pengorbanan lebih.

Sabar merupakan (ضِيَاءٌ) dhiyâ’ karena di dalam sabar itu beban dan pengorbanannya lebih besar lagi.     

Shalat merupakan (نُوْرٌ) nûr, juga karena bisa menghalangi dari kemaksiatan, mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan menunjuki pada yang benar. Shalat juga akan menjadi cahaya di akhirat yang memancar dari wajah orang yang shalat. Hal itu mungkin juga tampak di dunia pada wajah orang yang menegakkan shalat.  

Sedekah merupakan (بُرْهَانٌ) burhân. Maknanya, sedekah itu akan mengejutkan seperti halnya (بُرْهَانٌ) burhan, seakan hamba yang bersedekah itu, jika ditanya pada Hari Kiamat tentang pembelanjaan hartanya, sedekah itu akan menjadi burhan dalam jawaban pertanyaan itu. Bisa juga maknanya bahwa sedekah itu menjadi bukti keimanan pelakunya karena orang munafik enggan bersedekah karena tidak meyakininya. 

Adapun sabar secara bahasa adalah (اَلْحَبْسُ) _al-habsu_ (menahan). Sabar itu dalam tiga hal: *sabar di atas ketaatan; sabar dari berbagai kemaksiatan; sabar dalam menghadapi (قَضَاء) qadha’ dan penderitaan.*

Dengan kata lain sabar mencakup sabar dalam menahan lahir dan hati agar tetap di atas ketaatan, menahannya dari berbagai kemaksiatan serta menahannya untuk tetap ridha terhadap (قَضَاء) _qadha’_ Allah dan musibah (penderitaan).

*Keempat:* Al-Quran itu adalah (حُجَّة) hujjah untuk (membela)-mu atau menentangmu. Maknanya, engkau akan mendapat manfaat darinya jika engkau mengikutinya dan beramal sesuai dengannya. Jika tidak maka al-Quran akan menjadi hujjah menentangmu.

Nabi saw. bersabda,

مَنْ جَعَلَهُ اَمَامَهُ قَادَهُ اِلَي الْجَنَّةِ وَ مَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ اِلَي النَّارِ .

_“Siapa yang menjadikan al-Quran di depannya (pemimpinnya), ia akan menuntunnya ke surga. Siapa yang menjadikan al-Quran di belakangnya, ia akan menjebloskannya ke neraka.”_ *(HR Ibn Hibban dan al-Baihaqi).*

*Kelima,* Setiap manusia berusaha sepanjang hari; dia menjual dirinya maka dia menyelamatkan dirinya atau mencelakannya. Maknanya, siapa yang berjalan dalam ketaatan kepada Allah SWT ia telah menjual dirinya kepada Allah SWT dan membebaskan dirinya dari azab-Nya.

*Sebaliknya,* siapa yang berjalan dalam kemaksiatan kepada Allah SWT, ia telah menjual dirinya dengan kebinasaan atau menjebloskan dirinya dengan dosa yang mendatangkan kemurkaan dan sanksi dari Allah.[]
والله أعلمُ بالـصـواب


_*Indahnya Islam jika diterapkan Total*_
*Silahkan sebarkan dan jadikan amal soleh!*

Disusun: IGI Team dari Al Waie
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.

*Alhamdulillah… hanya Allah yang berhak dipuji.*