#Islamic Geographic Institute
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri: Aqidah-Tasyabuh-Muhasabah*Mensyukuri Nikmat Hidup*
_”Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak akan mang-azab kalian jika kalian bersyukur dan beriman (kepada-Nya). Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selalu memuji hamba-Nya ( yang selalu bersyukur kepada-Nya) dan Dia Mahatahu_
*(TQS an-Nisa 4 :147)*Setahun berlalu berarti setahun pula masa hidup kita bertambah, meski hakikatnya jatah hidup kita terus berkurang. Tentu kita bersyukur karena masih diberi kesempatan dan kenikmatan hidup hingga sekarang oleh Zat Pemilik Kehidupan, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى . Sepantasnya kita bersyukur atas segala nikmat kehidupan yang telah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikan kepada kita.
Sebagaimana diketahui bagi setiap muslim, bersyukur bukan sekedar dianjurkan, tetapi bahkan diwajibkan. Konsekuensinya, jika seorang muslim tidak bersyukur kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , ia akan mendapatkan azab-Nya. Ini yang secara lahiriah bisa dipahami dari Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ;
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
_”Ingatlah saat Tuhan kalian memaklumkan, “ Jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat untuk kalian. Jika kalian kufur sesungguhnya azab-ku amat pedih.’’_ *(QS Ibrahim 14 : 7)*
Ayat diatas menegaskan bahwa bersyukur kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mendatangkan tambahan nikmat. Sebaliknya, kufur (terhadap nikmat-Nya) akan mendatangkan siksaan yang amat pedih.
Bentuk rasa bersyukur kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , Zat yang Pemberi nikmat hidup, bisa dilakukan oleh seorang muslim.
*Pertama* : syukur dengan lisan
Yakni dengan memperbanyak ucapan _hamdallah,_ juga kalimat-kalimat _thayyibah_ yang menunjukkan sikap pengagungan dan pujian kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .Selain biasa yang mengucapkan _hamdalah_ saat dikarunia suatu nikmat, Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم Bahkan biasa mengucapkan _hamdalah_ setiap kali menyampaikan khutbah-khutbahnya.
*Kedua:* syukur dengan qolbu.
Syukur kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentu tak cukup hanya dengan lisan. Syukur juga perlu dilakukan dengan qolbu, yakni dengan selalu mengingat Zat pemberi nikmat, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .Bukan syukur namanya kalau kita sering melupakan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , satu-satu Zat Pemberi Nikmat. Bukan syukur namanya kalau qolbu kita sering kosong dari mengingat sang Pemberi nikmat.
*Ketiga :* Syukur dengan amal perbuatan.
Meski syukur dengan lisan dan qolbu telah dilakukan, tentu kedua bentuk syukur tersebut tidak bermakna apa-apa jika tidak diberangi dengan wujud syukur dengan amal perbuatan, yakni dengan tunduk patuh dan taat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , Zat pemberi nikmat.Dengan kata lain, mensyukuri nikmat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bermakna beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , mentauhidkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى serta mentaati Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Rasul-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segenap larangan-Nya *(lihat: Tafsir QS Ibrohim ayat 7, dalam at-Tafasir, II/258).*
Ketiga cara bersyukur ini juga ditegaskan oleh *Abdurrahman bin Nashir as- Sa’adai* saat ia menyatakan qalbu atas nikmat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , pujian dengan lisan atas apa yang disyukuri dan amal perbuatan anggota badan dalam wujud ketaatan kepada-Nya *(As-Sa’adi,At-Taysir al-karim-ar-rohman fi Tafsir kalam al-manam,I/211.*
*Jika* syukur nikmat merupakan kewajiban atas setiap muslim kepada Zat pemberi nikmat, tentu kufur nikmat merupakan dosa dan maksiat kepada-Nya. Syukur nikmat akan mendatangkan pahala bagi pelakunya.
*Sebaliknya,* kufur nikmat- sebagaimana ditegaskan dalam *QS Ibrohim ayat 7* di atas – akan mendatangkan azab bagi pelakunya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى juga berfirman :
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
_”Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak akan mengazab kalian jika kalian bersyukur dan beriman (kepada-Nya). Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selalu memuji hamba-Nya (yang selalu bersyukur kepada-Nya) dan Dia MahaTahu_ *(TQS an-Nisa’(4):147).*
Ayat ini adalah diantara ayat-ayat yang menuntut kita untuk selalu memiliki harapan yang baik dan kuat. *Sebab,* Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menjadikan diantara tanda-tanda keamanan dari azab-Nya terdapat dalam dua perkara: *syukur dan iman.*
*Namun demikian,* harus dipahami, bahwa selamatnya kita dari azab Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentu bukan karena syukur dan iman kita *(Al-Qusyairi, tafsir al-Qusyairi,II/60).*
Alhasil, (di setiap waktu) marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat *dengan cara* _makin memperbanyak rasa syukur kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ;
*syukur di dalam qolbu* dengan banyak mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ;
*syukur di lisan* dengan banyak memuji dan mengagungkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ; dan
*bersyukur di dalam wujud amal perbuatan* dengan selalu berusaha menjalankan totalitas ketaatan kepada-Nya._Lebih dari itu, marilah kita buktikan bahwa panjangnya umur kita semakin menambah amal solih kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .
*Sebab,* sebagaimana kata Baginda Nabi صلى الله عليه وسلم .,
_”manusia terbaik adalah panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.”_ *(HR at- Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, Ibnu Abi Syaibuh, al-Hakim,ath-Thabrani dan ad-Darimi).*
_Wa ma tawfiqi illa billah._ []والله أعلمُ بالـصـواب
Ustadz Arief B Iskandar_*Indahnya Islam jika diterapkan Total*_
*Silahkan sebarkan dan jadikan amal soleh!*Disusun: IGI Team dari Buku 60 Ibroh Pilihan
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.*Alhamdulillah… hanya Allah yang berhak dipuji.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiqih Islam I
NonfiksiBegitu banyak pemahaman Islam yang belum kita ketahui bahkan mungkin kita tidak pernah mendengarnya, padahal menjadi sebuah kewajiban bagi seorang Muslim terutama yang sudah Mukallaf untuk memahami Islam dan menerapkannya Buku ini berisi beberapa pe...