Sifat-sifat Lailatul Qadar

92 8 0
                                    

#Islamic Geographic Institute
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri:  _Siyam was Syawal (59)_

*Sifat-sifat Lailatul Qadar*

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Sejumlah riwayat telah memberikan tanda-tanda datangnya _lailatul qadr_ baik pada saat terjadinya maupun setelahnya.

عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:لَيْلَةُ القَدْرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلِقَةٌ لاَ حَارَّةٌ وَلاَ بَارِدَةٌ تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَتَهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ

Dari *Ibnu Abbas رضي الله عنهما*  ia berkata: Rasululullah ﷺ bersabda:
_“Lailatul qadar adalah malam yang tenang, tidak panas dan tidak dingin. Pagi harinya matahari teduh dan berwarna merah.”_  *(HR. Abu Daud at-Thayalisy. Menurut al-Haitsamy para perawi haditsnya tsiqah)*

عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ سَمِعْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُولُ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ هِيَ الَّتِي أَخْبَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الشَّمْسَ تَطْلُعُ بَيْضَاءَ تَرَقْرَقُ

Dari *Zar bin Habisy رَحِمَهُ اللهُ* ia berkata: saya mendengar *Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه* berkata: _“Malam lailatul qadr adalah pada malam ke-27 yaitu malam yang menurut berita dari Rasulallah kepada kami mataharinya terbit dengan cahaya yang putih bersinar.”_  *(HR. Ahmad. Menurut al-Arnauth hadits ini shahih)*

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الْبَوَاقِى، مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ، فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، وَهِىَ لَيْلَةُ وِتْرٍ تِسْعٍ، أَوْ سَبْعٍ، أَوْ خَامِسَةٍ، أَوْ ثَالِثَةٍ، أَوْ آخِرِ لَيْلَةٍ. وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ، كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ، لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ، وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ، وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ

Dari *Ubadah bin Shamit رضي الله عنه* bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
_“Malam lailatul qadar berada pada sepuluh malam terakhir, barangsiapa yang shalat pada malam tersebut untuk mendapatkan pahalanya, maka الله تبارك وتعالى akan menghapus dosanya yang telah lalu dan yang akan datang dan malam tersebut ada pada malam ganjil yaitu malam ke-21, ke-23, ke 25, ke-27, dan ke-29.”_

Rasulullah juga ﷺ bersabda: _“Malam lailatul qadar tanda-tandanya bersih dan tenang, seakan ada bulan yang bersinar, tenang dan lembut, tidak panas dan tidak dingin. Pada malam itu bintang tidak diperkenankan untuk dilemparkan hingga subuh. Pada pagi harinya matahari terbit dengan (cahaya) rata dan tidak terik. Sinarnya seperti bulan di malam purnama. Pada saat itu setan tidak dibebaskan untuk keluar.”_ *(HR. Ahmad menurut al Haitsamy para perawi hadits ini tsiqah)*

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنِّي كُنْتُ أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، ثُمَّ نُسِّيتُهَا ، وَهِيَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ لَيْلَتِهَا ، وَهِيَ لَيْلَةٌ طَلْقَةٌ بَلْجَةٌ ، لاَ حَارَّةٌ وَلاَ بَارِدَةٌ (وَزَادَ الزِّيَادِيُّ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا يَفْضَحُ كَوَاكِبَهَا (وَقَالاَ لاَ يَخْرُجُ شَيْطَانُهَا حَتَّى يُضِيئَ فَجْرُهَا.

*Jabir bin Abdullah رضي الله عنه* ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
_“Saya pernah melihat lailatul qadr kemudian saya dibuat lupa. Ia berada malam sepuluh terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin (Azzayad memberi tambahan) ia seperti bulan yang menyingkap bintang-bintangnya. (keduanya berkata) pada malam itu setan tidak keluar hingga terbit fajar.”_  *(HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya)*

Hadits-hadits diatas merupakan hadits yang layak untuk dijadikan sebagai sifat-sifat _lailatul qadr._

Memang terdapat sejumlah riwayat yang menjelaskan sifat _laitul qadar_ namun hadits-hadits tersebut lemah sehingga tidak dapat dijadikan sebagai hujjah perkara aqidah.

Hadits tersebut antara lain: _“Malam itu setan tidak dilepasakan dan tidak terjadi penyakit di dalamnya“_ *(HR. Ibnu Abi Hatim);*

_“pepohonan di malam itu jatuh ke bumi kemudian kembali lagi ke posisinya dan segala sesuatu pada malam itu sujud“_ *(HR. at-Thabrani)*
dan;

_“Sesungguhnya air asin pada malam itu menjadi tawar”_ *(HR. al-Baihaqy).*

Kesemua hadits tersebut lemah dan bertentangan dengan fakta yang ada.

Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa malam _lailatul qadr_ adalah malam yang tidak panas dan juga tidak dingin seperti malam sebelum dan setelahnya, malam itu terasa tenang dan cerah seakan malam itu terbit bulan purnama, tidak ada angin yang bertiup, badai, hujan debu dan kabut.

Demikian pula malam itu tidak terlihat meteor jatuh. Malam itu juga jiwa terasa tenang yang merupakan rahmat dari الله تبارك وتعالى kepada hambanya di malam yang mulia dan penuh berkah tersebut.

Pada pagi harinya matahari bersinar dengan cahaya yang merah dan lemah seperti ketika hendak terbenam sehingga mudah dilihat karena tidak menyakiti mata. Meski realitas sinar matahari tetap sebagaimana biasanya namun keadaan tersebut bisa diakibatkan oleh cuaca yang sejuk, atau karena tersebarnya awan tipis, kabut tipis sehingga menutupi sebagian sinarnya.

والله أعلمُ بالـصـواب
Assosiasi Assatid Indonesia-Islamic Geographic Institute

*Insya Allah akan kita lanjutkan berikutnya, sedikit-sedikit asal paham.*

_*Indahnya Islam jika diterapkan Total*_
*Silahkan sebarkan dan jadikan amal soleh!*

Disusun: IGI Team
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.

*Alhamdulillah… hanya Allah yang berhak dipuji.*

Fiqih Islam ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang