#Islamic Geographic Institute
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri: _Siyam was Syawal_*Puasa Yang Sia-Sia*
_ “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga”_ *[HR. Ahmad].*
Hadits ini memberikan gambaran kepada kita untuk senantiasa waspada dengan apa yang akan kita perbuat. Sebab, puasa tidak hanya diwajibkan untuk menahan dari makan dan minum, tetapi juga menahan mata dari memandang yang dilarang, menahan telinga dari mendengar yang buruk, dan menahan mulut dari bicara kotor, mengumpat, dan menggunjing.
Pun menjaga tangan dari berbuat maksiat, menjaga kaki dari melangkah ke tempat yang dilarang, termasuk menjaga jari agar tidak sembarangan mengirim pesan atau konten sosial media yang bohong, hoax, dusta atau malah sebaliknya, yaitu tidak menyebarkan kebaikan padahal dia mampu,
Atau diam saja ketika mengetahui kemungkaran.Di malam bulan Ramadhan, Islam memotivasi umatnya untuk mengerjakan amalan sunnah; shalat tarawih dan tadarus al-Quran. Dorongan untuk melaksanakan shalat sunnah harus dipahami bahwa shalat wajib harus lebih giat lagi untuk dilakukan.
Karena tidak ada shalat sunnah bagi yang tidak pernah shalat wajib. Sungguh sangat aneh bila kita giat melaksanakan shalat sunnah, sementara shalat wajib dilalaikan atau bahkan ditinggalkan.
Ini terjadi karena umat Islam acapkali terjebak dalam ritualisme ibadah. Artinya, umat Islam ketika melaksanakan ibadah hanya untuk memenuhi kewajiban semata, tanpa memperhatikan esensi dari setiap bacaan yang ia ucapkan atau gerakan yang ia lakukan dalam ibadahnya itu.
*Akibatnya,* ibadah yang seharusnya memberi pengaruh terhadap perilaku, menjadi gerakan atau ucapan yang kosong tanpa makna.
Maka sungguh sangat disayangkan jika di antara kita banyak yang kuat menahan diri dari rasa lapar dan haus, sementara tak bisa berkutik untuk menahan godaan hawa nafsu. Mulut kita bisa bertahan dari makanan atau minuman, tetapi tidak bisa menahan dari menggunjing, mengumpat, dan bicara kotor.
Puasanya memang tidak batal, tetapi esensi dari ibadah shaum yang mengajarkan untuk semakin meningkatkan ketakwaan kita, menjadi tidak bermakna. Puasa kita menjadi sia-sia. Sebab tak mendapatkan apa-apa (pahala), kecuali hanya rasa lapar dan haus.
*Islam adalah totalitas.* Itu artinya, saat kita ibadah dengan ketika kita berada di luar ibadah, keduanya harus senantiasa berpatokan kepada aturan Islam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
_”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan (total), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”_ *(QS. Al Baqarah 208)*
_Wallahu’alam bish showwab._ []
_*Indahnya Islam jika diterapkan Total*_
Disusun: IGI Team
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiqih Islam I
No FicciónBegitu banyak pemahaman Islam yang belum kita ketahui bahkan mungkin kita tidak pernah mendengarnya, padahal menjadi sebuah kewajiban bagi seorang Muslim terutama yang sudah Mukallaf untuk memahami Islam dan menerapkannya Buku ini berisi beberapa pe...