Hijrah Rasulullah ﷺ ke Madinah, karena Takut atau ...?

44 5 0
                                    

#Islamic Geographic Institute
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri: Hijrah Dan Muharam

*Hijrah Rasulullah ﷺ Ke Madinah, Karena Takut Atau…?*

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ


Kita telah melewati 1 Muharam 1441H, dibandingkan dengan tahun miladiyah atau masehi, tahun hijriah kurang popular dikalangan umat Islam.

Yah… itu semua karena tidak diterapkannya hukum Islam di tengah-tengah masyarakat yang harusnya dikomandoi oleh negara.

Akibatnya umat Islam jauh dari penerapan Islam dan banyak hukum Islam yang tidak diketahui, termasuk sejarah/siroh, diantaranya sejarah hijrahnya Rasulallah ﷺ yang mulia sehingga dijadikan tonggak sejarah oleh *Kholifah Umar Ibn Khattab رضي الله عنه* menjadi tahun resmi umat dan negara Islam Rasulallah ﷺ yang selanjutnya disebut oleh _Khilafah Islamiyah_ atau _Chalipate_ (Bahasa Inggris).

Lupanya Umat, salah satunya karena tidak bisa melawan lupa yang sudah mengakar dari dulu, sejak negeri-negeri muslim dijajah dengan sistem buatan kaum kafir, salah satunya dengan pengaburan sejarah, ditutup-tutupi bahkan kurikulum pendidikan umat selalu diintervensi oleh kaum kafir melalui tangan-tangan lokal, baik langsung maupun tidak langsung, ini sengaja dibuat oleh kaum kafir agar umat tidak bangkit, karena jika bangkit, tidak ada yang dapat mengahalangi Umat Nabi Muhammad ﷺ ini dalam menguasai dunia dengan cahaya Islam seperti dahulu sehingga penjajahan mereka dapat dihentikan.

وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

_”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”_ *(QS. Al Baqarah 120).*

Jadi pengaburan sejarah, adalah salah satu dari sekian upaya kaum kafir dalam menyesatkan umat, berhati hatilah…

*Saatnya Melawan Lupa…*
*Inilah fakta sejarahnya…*
*Ibnu Ishaq رَحِمَهُ اللهُ* menuturkan bahwa setelah para Shahabat berhijrah ke Madinah, Rasulullah ﷺ masih berada di Mekah, menunggu hingga ada perintah hijrah dari Allah ﷻ.

Seluruh kaum Muhajirin telah berhijrah ke Madinah, kecuali para shahabat yang ditawan atau mengalami penyiksaan. Pengecualiaan lainnya adalah *Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar As-Sidiq رضي الله عنهما.*

*Ibnu Ishaq حِمَهُ اللهُ* menuturkan bahwa *Asma binti Abu Bakar رضي الله عنهما* berkata;

_“Tatkala Rasul dan Abu Bakar telah berangkat beberapa orang Quraisy mendatangi rumah kami, termasuk Abu Jahal. Mereka berdiri di depan pintu rumah Abu Bakar, lalu akupun menemui mereka._

Mereka bertanya; _”Mana ayahmu?”__

Aku menjawab;  _”Demi Allah aku tidak tahu kemana ayahku pergi”_

_”Abu Jahal mengangkat tangannya dan menampar pipiku hingga anting-antingku terlepas dari telingaku .Setelah itu mereka pergi dari rumahku.”_

*Ibnu Ishaq حِمَهُ اللهُ* juga menuturkan bahwa *Abdurrahman Uwaym bin Sa’idah,* sebagaimana dituturkan *Ja’far bin Az-Zubair* dari *Urwah bin Az-Zubair رَحِمَهم اللهُ* berkata;

_Beberapa Shahabat Rasul yang berasal dari kaumku berkata;_

_”Tatkala kami mendengar bahwa Rasul telah pergi dari Mekah dan kedatangannya sudah semakin dekat ke Madinah, maka setelah shalat Shubuh, kami berjalan keluar dari perkampungan untuk menyambut kedatangan beliau.”_

_”Demi Allah, kami tidak beranjak  hingga terik matahari menyengat. Apabila kami tidak menemui tempat untuk berteduh, kamipun masuk ke dalam rumah. Pada hari kedatangan Rasulullah kami juga menunggu seperti hari-hari sebelumnya.”_

_”Tatkala kami tidak menjumpai tempat untuk berteduh kami pun masuk ke dalam rumah kami masing-masing. Rasulullah datang ketika kami sedang berada di dalam rumah kami masing-masing.”_

_”Orang yang pertama kali melihat Beliau adalah seorang Yahudi. Ia pernah menyaksikan apa yang kami lakukan, yakni menunggu kedatangan Rasul.”_

Orang Yahudi itupun berteriak;

_”Wahai bani Qoilah (Anshar), ini dia kakek kalian telah datang menuju kalian.”_

_”Kami pun bergegas keluar rumah untuk menyambut Rasulullah ﷺ yang saat itu sedang berteduh di bawah pohon kurma ditemani oleh Abu Bakar yang seusia dengan beliau”_

_”Kaum Anshar lalu berkumpul di sekitar beliau. Mereka tidak dapat membedakan mana Rasulullah dan mana Abu Bakar.”_

_”Tatkala tempat tersebut tidak lagi dapat menaungi Rasulullah ﷺ dari terik matahari, maka Abu Bakar menaungi Rasulullah ﷺ dengan bajunya. Saat itulah kami tahu yang mana Rasulullah ﷺ._

*Pelajaran dari hijrah Rasulullah ﷺ.*
Banyak orang yang menganggap bahwa hijrahnya Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin dari kota Mekah ke Madinah adalah sebuah _eksodus_ (pelarian), menghindari dari kekejaman, penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy secara sistematis terhadap Rasulullah ﷺ dan para Shahabat. Sesungguhnya *ini salah besar, karena bukan itu tujuannya hijrah*.

Hijrah Rasululah ﷺ dan kaum Muslim dari Mekah ke Madinah sangat berbeda latar belakang dan tujuannya dengan hijrahnya sebagian kaum Muslim ke Habsyah, yang pernah dilakukan mereka pada masa sebelumnya.

Anggapan bahwa hijrahnya Rasul ﷺ dan kaum Muslim ke Madinah itu tindakan eksodus lantaran takut dibunuh, *sama sekali tidak benar.*

*Sebab…*
Rasul tidak pernah menghitung kematian dalam menempuh jalan dakwahnya. Hijrah yang dilakukan Rasul dan kaum Muslim yang *merupakan perintah Allah ﷻ,* kepada mereka adalah *demi dakwah Islam dan tegaknya Daulah Islamiyah yang memiliki kekuatan menopang dakwah* 

Justru orang-orang Quraisy bersekongkol untuk membunuh Nabi ﷺ lantaran takut beliau hijrah dari Mekah ke Madinah dan mendapat kekuasaan di sana.

Jadi sekali lagi kami jelaskan bahwa Hijrahnya Rasulallah ﷺ dan para Sahabat رضي الله عنهم adalah karena perintah Allah ﷻ untuk mendirikan Daulah Islamiyah yang kemudian disebut dengan Daulah Khilafah Islamiyah, dan itu semua karena hanya Daulah Khilafah Islamiyah sajalah yang dapat menerapkan Islam secara Total dalam segala aspek kehidupan, *sejarah telah membuktikannya.*

Allah ﷻ berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

_”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”_  *(Qs. Al Baqarah 208).*

Hijrahnya kaum Muslim ke Madinah dengan sendirinya menuntut pengorbanan yang sangat besar. Banyak di antara mereka yang terpaksa meninggalkan perniagaannya di kota Mekah, tidak sedikit kaum Muhajirin yang terpaksa meninggalkan suami atau istrinya yang masih kafir, atau bahkan anak-anak, orang tua dan keluarga/sukunya.

Banyak pula yang meninggalkan rumahnya. yang tidak sanggup pergi berhijrah karena ditawan oleh keluarganya/kabilahnya, atau dihalang-halangi oleh majikannya, juga dituntut untuk berkorban.

*Ibnu Ishaq حِمَهُ اللهُ* berkata;

_“Kaum Muslim Mekah yang tidak  sanggup berhijrah pasti ia tidak lain disiksa atau ditawan oleh orang-orang Quraisy.”_  *(Siroh Ibnu Hisyam).*

Begitulah kondisi Rasulullah ﷺ dan kaum Muslim Muhajirin, mereka mengorbankan apapun yang dimilikinya, semata-mata menunaikan perintah Allah ﷻ dan keridhaan-Nya. Disamping itu mereka melihat harapan baru bagi tumbuhnya Islam di Madinah yang kondusif.

Dalam sejarah pertumbuhan Islam, hijrah merupakan garis batas pemisah antara fase dakwah kepada Islam dengan fase mewujudkan masyarakat dan Negara yang menjalankan pemerintahan dengan Islam dan Syari’at-Nya.

Batas antara *dakwah menggunakan dalil dan argumentasi* dengan *kekuatan Negara yang melindungi dakwah dari kekuatan jahat.*

Setibanya Rasulullah ﷺ di Madinah, sambutan kaum Muslimin Anshar sangat antausias. Berhari-hari kaum Anshar rela menanti Rasulullah ﷺ di luar kota Madinah, rela berpanas-panasan di bawah terik matahari.

Hal itu merupakan ungkapan kecintaan kepada Rasulullah ﷺ serta konsekuensi dari perjanjian mereka dengan Rasul, dalam *Baiat ‘Aqbaah II,* yaitu baiat taat kepada Rasulallah ﷺ (sama dengan baiat taat kepada Kholifah pada fase berikutnya) yang dilakukan *para panglima perang, Jendral, tokoh Suku Auj dan Khojroj* (dua suku bersenjata di yastrib/madinah), yang sudah mendapat cahaya Islam melalui dakwab *Musab ibn Umair رضي الله عنه* yang diperintahkan Rasulallah ﷺ ke Yatsrib/Madinah.

Semua itu untuk menjaga dan melindungi Rasul ﷺ. Kecintaan mereka kepada Rasul ﷺ melebihi kecintaan mereka terhadap harta kekayaan mereka, anak, istri, dan keluarga mereka, bahkan terhadap jiwa mereka sekalipun.

Meskipun demikian, kecintaan kepada Rasulullah ﷺ tidak serta-merta diwujudkan hanya dengan menyambutnya dengan perasaan wa-was dan gembira, akan tetapi, lebih dari itu, kecintaan kepada Rasul ﷺ harus disertai dengan mengikuti dan menjalankan amal perbuatan Rasulullah ﷺ yang telah _ditaklifkan_ kepada kaum Muslim, termasuk mengikuti _manhaj_ (metode) Nabi ﷺ di dalam berdakwah. Itulah yang dilakukan oleh para Shahabat Muhajirin dan Anshar رضي الله عنهم.

*Kesimpulan :*
Jadi sekali lagi kami jelaskan bahwa Hijrahnya Rasulallah ﷺ dan para Sahabat رضي الله عنهم bukan karena untuk menyelamatkan diri dari kaum kafir, *justru* kaum kafir yang takut jika Daulah Khilafah Islamiyah yang dipimpin Rasulallah ﷺ tegak yang akan menjadi kekuatan melawan kaum kafir.

*NAMUN*
Hijrah itu karena semata-mata perintah Allah ﷻ untuk mendirikan Daulah Islamiyah yang kemudian disebut dengan Daulah Khilafah Islamiyah, dan itu semua karena hanya Daulah Khilafah Islamiyah sajalah yang dapat menerapkan Islam secara Total dalam segala aspek kehidupan, dan menjaga umat dan kekayan umat dari penjajahan kaum kafir. *sejarah telah membuktikannya.*

*Semoga secuil kajian ini dapat melawan lupa nya Umat Islam, bahwa Islam harus diterapkan total dalam segala Aspek kehidupan, meski untuk itu, nyawa taruhannya…*

Semoga kita tidak lupa lagi sekarang….?

والله أعلمُ بالـصـواب
Asosiasi Asatidz Indonesia-Islamic Geographic Institute

Daftar Pustaka :
_1. Al Quran Al Karim, Maghfiroh Pustaka_
_2. Siroh Nabawiyah, Rawas Qol Hadji_
_3. Siroh Nabawiyah Hibnu Hisyam_
_4. Hiwar Rijal Rosul Khalid Muhammad Khalid._

_*Indahnya Islam jika diterapkan Total*_
*Silahkan sebarkan dan jadikan amal soleh!*

Disusun: IGI Team
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.

*Alhamdulillah… hanya Allah yang berhak dipuji.*

Fiqih Islam ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang