#Islamic Geographic Institute
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri: Remaja*Sudah Cukup Jangan Pacaran Lagi*
Kala itu, kutatap lekat wajah ketiga putri kecilku. Ada desir kekhawatiran menelusup di dalam dada, akankah aku mampu menjaga mereka di akhir zaman yang penuh kerusakan ini? Entahlah galau menyergap usai pagi sebelumnya kudengar kisah pilu dari lisan seorang ibu yang anaknya hamil lalu ditinggal pergi oleh pacarnya. Ada pilu dalam setiap rangkaian ucapnya,
_“Bagaimana nasib bayi yang ada di dalam kandungan anak saya kelak, Mbak?”_ begitu tanyanya dengan tangis tertahan. Tentu saja retoris. Hanya sebagai luapan kesedihan dan kekecewaan yang membuncah di dadanya.Ada lagi kisah lainnya, sudah lewat beberapa tahun silam. Tapi selalu terkenang sampai detik ini. Dia adalah teman satu kampusku semasa kuliah. Tak ada yang pernah menyadari bahwa dia hamil kecuali aku dan beberapa temanku. Ada gelagat mencurigakan yang tertangkap penglihatan kami. Diantaranya ia selalu membawa jaket ke kampus tapi tidak untuk dipakai, melainkan disampikan di tangannya untuk menutupi bagian perutnya. Ditambah beberapa bulan belakangan ia tampak lesu, tidak seperti biasanya. Suatu hari kami pun sengaja datang ke kostannya. Mulai dari bercerita ini-itu, hingga akhirnya aku menyinggung soal perubahan tubuhnya. Ku lihat ia tampak terkejut, namun berusaha tetap tenang menjawab tanyaku.
_“ Maaf ya kalau kamu salah mengira, maka itu kami ingin mendengar dari kamu langsung . Agar tak menjadi fitnah,”_ ucapku.Dia mengelak dan dengan tegas menjawab bahwa semua yang dikirakan padanya tidak benar. Sampai akhirnya kami pun pulang. Tapi aku yakin ada hal yang dia tutupi kala itu, mengingat dia punya seorang pacar yang hubungannya sudah sangat dekat bahkan sang pacar sering menginap kostannya. Benar saja, dua bulan kemudian dia tidak terlihat lagi di kampus. Kata temanku dia sedang ambil cuti. Dan benar saja, ternyata saat itu dia sedang melahirkan. Allahu Robbi…! Miris rasanya, hamparan fakta macam itu nyatanya tidak hanya ada di layar TV atau di lembaran media cetak, melainkan di sisi kehidupan kita pun nyata adanya.
Sungguh banyak kejadian, pacaran yang berujung pada kehamilan. Lelakinya tak siap tanggung jawab, sedangkan si perempuan belum siap menjadi ibu, akhirnya aborsi jadi pilihan. Atau ada lagi yang lebih kejam, tak mau bertanggung jawab setelah menghamili pacarnya, sampai-sampai si lelaki nekat menghabisi nyawa kekasihnya sendiri. Akhirnya dua nyawa melayang, kekasih dan janin dalam kandungan. Miris! Dua kemaksiatan berpadu.
Kasus seperti itu kian menjamur di kehidupan liberal saat ini. Yang pernah terjadi dan viral pada akhir tahun 2017 lalu adalah kasus dibakarnya seorang perempuan di Balikpapan yang sedang hamil 6 bulan oleh pacarnya sendiri karena enggan bertanggung jawab atas kehamilannya. Dan parahnya, saat sebelum sang pacar dicekik dan dibakar, mereka sempat berhubungan intim diarea hutan. _Naudzubillah…!!!_
Perzinaan merajalela, kian menjamur dan menjadi semakin biasa di kalangan anak muda (meski yang tua lebih banyak juga yang berzina). Atas nama cinta mereka berzina. Lupa bahwa Allah melaknat perbuatan tersebut. Keimanan seakan menguap pergi saat nafsu merajai diri. Nikmat sejenak. Lupa akan adzab yang panjang di hari pembalasan kelak.
Layaknya kita renungkan:*Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah* mengatakan,
_“Dan zina merupakan sejelek-jelek jalan, karena ia adalah jalannya orang-orang yang suka bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ ala, dan melanggar perintah-Nya. Maka jadilah ia sejelek-jeleknya jalan yang menyeret pelakunya kedalam neraka Jahanam.”_ *(Tafsir Ath-Thabari,17/438)*Allah melarang pacaran. Karena sejatinya pacaran adalah aktivitas mendekati zina. Mana ada orang pacaran ramai-ramai? Pasti maunya berduaan. Khalawat. Allah mengharamkan aktivitas berdua-duaan antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
_”Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”_ *(QS. Al-Israa’:32)*
Mana mungkin pacaran tidak ngapa-ngapin. Pastilah minimal saling memandang, maksimal zina.
_“ Ooh ngga saya mah pacarannya Islami, nggak pernah pegangan tangan, nggak pernah jalan berdua, selalu ditemenin orang ke-3.”_
*Yakin nggk dosa?*Tetap saja berdosa. Meski tidak pernah pegangan tangan, tapi pastinya jantung dag-dig-dug kan saat bertemu si doi? Nah loh, hati-hati ya zina hati. Tidaklah layak kita mempersembahkan rasa cinta dan sayang pada lelaki yang belum halal bagi kita. Mengotori hati.
Jadi, daripada menabung dosa setiap hari lebih baik berhenti pacaran. Sebelum kebablasan sampai berzina, mending taubatan nasuha. Yakinlah…jalan menuju cinta sejati lewat pernikahan saja. Islam punya mekanisme syari untuk menuju pernikahan yang diridhoi tanpa harus pacaran. Kalau kita mau, Allah pasti tunjukan jalannya. Ingat, lelaki yang soleh hanya untuk wanita yang sholehah.
Nanti saja deh pacarannya setelah nikah, _Insya Allah_ nikmat tak terkatakan dan tidak takut dikejar-kejar dosa. Karena pacaran setelah menikah itu ibadah. Sedangkan pacaran sebelum menikah itu maksiat. Maka, sudah cukup jangan pacaran lagi!
Selamat menjadi jomblo _Fii sabilillah,_ sampai ada lelaki shalih yang datang menghadap ortumu untuk melamarmu…
والله أعلمُ بالـصـوابAnnisa Hana-Menikah Rasa Jannah
_*Indahnya Islam jika diterapkan Total*_
*Silahkan sebarkan dan jadikan amal soleh!*Disusun: IGI Team
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.*Alhamdulillah… hanya Allah yang berhak dipuji.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiqih Islam I
NonfiksiBegitu banyak pemahaman Islam yang belum kita ketahui bahkan mungkin kita tidak pernah mendengarnya, padahal menjadi sebuah kewajiban bagi seorang Muslim terutama yang sudah Mukallaf untuk memahami Islam dan menerapkannya Buku ini berisi beberapa pe...