Duduk diatas kasur sambil membaca novel sudah menjadi rutinitas Adin setiap habis mandi selesai pulang dari sekolah. Lampu kamar dimatikan dan hanya lampu tumblr yang mengeluarkan cahaya warna warni. Kamar nya terlihat begitu tenang tak ada suara,siapa pun yang mengganggu nya pasti akan dihabisi olehnya.
Kecuali, Bunda.
Tiba-tiba Adin menutup buku nya dengan sangat kencang dan terpikir apa yang dibicarakan Husein pada Shandi,
"Masa mereka berantem sih? Tapi masa cuman karna futsal doang mereka berantem" Gumam Adin.
"Ah ngapain juga gue mikirin duo serigala" Tambah nya sambil menggaruk kepala.
Membuka pintu kamar, dan duduk di sofa tepat disebelah Jedden yang sedang bermain PS.
Jedden menoleh ke arahnya,
"Tumben jam segini keluar kamar. Biasanya baca mulu ampe belekan" Sahut Jedden yang sedang memainkan jemarinya pada stick PS.
Adin tak menjawab dengan sepatah kata apapun, tiba-tiba Jedden meletakkan stick nya yang juga berhasil membuyarkan lamunan Adin.
"Gue tampar Lo ya!" Bentak Adin yang kesal karena terkejut dengan kelakuan Jedden.
Jedden menempelkan jari telunjuk nya tepat di bibir Adin, Adin menyatukan kedua alisnya,
"SSSTTT! Gue mau tanya sama Lo! Lo ada hubungan apa sama Husein anak kelas 3 IPS 4?" Bisik Jedden dengan mimik wajah serius.
Di tepisnya jari Jedden, "Sumpah ya lama-lama gue pengen banget nendang Lo sampe Antartika" Sahut Adin.
"Eitsss tidak semudah itu Ferjamet! Heh! Balik ke topik kampret! Gue tanya dijawab!" Kata Jedden
Adin membuang nafas kasar, "Gak ada apa-apa anjim, gue cuman disuruh si bekicot Shandi itu buat ngasih lembaran pengajuan undurkan diri dari tim futsal" Jelas Adin secara singkat.
Jedden mengangguk perlahan
Wajah nya seperti menjadi lega seperti mendengar itu
Adin mulai curiga pada nya...
"Kok wajah lu kek lega gitu, jangan jangan... Lu gitu ya kaga mau cerita sama gue. Oke fine lu bukan kembaran gue lagi, minggat Lo!" Teriak Adin hingga Bunda nya keluar dari kamar.
"Berisik bocah!" Bentak Sahira kepada kedua anak nya.
Jedden dan Adin hanya tersenyum takut melihat Bunda nya yang terganggu.
Adin kembali duduk
Jedden menghela nafas berkali-kali
"Gue satu minggu yang lalu ada konflik sama bang Husein. Gue sama temen-temen nantangin dia. Ya sampe berujung si Hyrtha bonyok" Jelas Jedden.
Adin tertawa kencang seperti mengejek Jedden.
"Lu di bonyok in juga sama dia?" Tanya Adin dengan wajah yang berubah menjadi serius.
"Kalo gue bonyok Lo khawatir kan pasti" Ujar Jedden sambil tersenyum mengejek.
"Ya kagak lah HUAHAHAHA" Jawab Adin di iring i tawa nya yang begitu kencang.
Tiba-tiba hening saat Jedden mengatakan, "Tapi gue naksir adiknya, gue sampe mutusin semua cewe gue demi dapetin adek nya."
Adin merubah mimik wajahnya menjadi kaget yang sangat serius.
Mata nya melotot ke arah Jedden.
"Bantuin gue dong! Lo kan temen sekelasnya" Rayu Jedden pada Adin sambil memegangi tangan Adin.
Berharap saudara kembarnya dapat membantu nya, alih-alih membantu Adin segera mengeluarkan jurus kepret nya.
Segera berdiri mengambil segelas air putih dan di kepret kan nya ke wajah Jedden,
"Tobat lah kau pendosa! Allah melihat mu! Tobat lah kau yang berada di jalan Dajjal" Ucap Adin sambil terus mencipratkan percikan air ke arah Jedden tak lupa juga menutup mata.
Jedden pun memberi respon dengan sangat bagus yaitu, mengusap wajahnya secara perlahan,
"Menyerap lah ilmu kepret" Ucap Jedden berulangkali.
Karena kesal, Adin menyiramkan semua air ke wajah Jedden,
"Biar lebih nyerep sayang" Kata Adin lalu meninggalkan nya dengan baju yang sudah basah.
"Anjing Lo Din!"
###
Berseragam lengkap dan rapi dengan sweater berwarna hitam dan tas berwarna abu abu di gendongnya.
Adin berjalan memasuki kawasan sekolah dengan wajah murung. Hunna yang dari kejauhan melihat teman sebangku nya itu pun segera turun dari motor Husein dan berlari menghampiri Adin.
Hunna memeluk pundak Adin,
"Pagi Din! Cemberut aja nih gue liat-liat" Ujar Hunna pada Adin.
"Gue lagi males aj--" Jawab Adin yang terpotong karena mendengar bisikan dari beberapa siswi.
"Eh liat kok Adin sama Kak Husein kembar sih sweater nya"
Adin dan Hunna segera menoleh ke belakang, melihat apa yang dibicarakan beberapa siswi tersebut.
Dilihatnya Husein yang sedang membuka bungkus permen karet sambil berjalan melewati Adin dan Hunna.
Aura kulkas garang sangat terasa saat menatap Husein lebih dekat. Bau parfum nya sangat tercium saat melewati Adin dan Hunna.
Adin segera menghampiri Husein dengan tampang marah, Hunna dengan cepat menyusul nya.
"Heh! Lo sengaja ya kak gak copot jaket dari parkiran!" Teriak Adin pada Husein.
Husein yang lebih tinggi dari hanya menatapi Adin yang mengomel tidak jelas di pagi hari.
"Kek nya sengaja banget ya?!?! Jelas jelas gue duluan yang masuk lobby!" Lanjut Adin.
Melihat Adin yang semakin banyak mengomel, Hunna menariknya untuk mengajak Adin masuk ke kelas. Mata tajam Adin tak ada henti nya menatap sinis Husein yang masih saja berdiri di tempat.
"Lagi dateng bulan mungkin" Sahut Marteen dari samping.
Levi bergidik ngeri, "Jangan sampe lo suka sama yang modelan begitu,Sen" Jawab Levi.
"Tapi bukan nya Husein homo ya" Sahut Jifran yang datang tiba-tiba.
Ucapan nya berhasil membuat Husein menoleh dengan wajah seram.
"Gue patahin batang leher lo di tengah lapangan" Ujar Husein lalu pergi meninggalkan ke empat sahabatnya.
.
.
.
.
.Haloo!!
Makasih udah baca sampai bawah!
Tungguin Bagian selanjutnya ya~
Jangan lupa vote+komen nya~
Have a nice day^^

KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR ; HAECHAN LEE
Hayran Kurgu"Sejauh dan seberapa lama pun kita pisah, gue bakal tetep cari lo" - Husein Ralendra . . . by DIXLEOH'January 2021