32.

317 41 5
                                    

Ini sudah hari kedua Adin menjalani rawat inap di rumah sakit. Teman Jedden bergantian membantu Jedden menjaga Adin karena fisik Adin yang masih lemah dan tidak kuat untuk berdiri. Penyakit lambungnya terlihat sangat menyiksanya, bahkan ia rela meninggalkan ujian olimpiade karena tak bisa berdiri bahkan berjalan.

Terduduk bersandar pada bantal sambil menatap ke arah jendela. Rambut hitam panjangnya terurai dengan sempurna, matanya sangat betah memperhatikan matahari yang mulai terbenam. Dua orang memasuki ruangan dengan sangat berisik sambil membawa 2 kantong plastik.

Sore ini yang bertugas menjaga Adin adalah Hyrtha dan Fero, keduanya seperti anak kembar yang selalu bersama meskipun sering bertengkar dan berisik. Jedden tadi siang berpamitan untuk pulang sebentar mengurus Bunda nya karena Dynan yang tak bisa bolos sekolah.

Hyrtha dan Fero tiba-tiba berhenti saat Adin menoleh ke arah kedua nya. Kedua laki-laki ini menatap Adin dengan ekspresi terkejut hingga menabrak dinding yang ada di belakang nya. Fero menutup mulutnya yang sedang terbuka sambil membulatkan kedua matanya, sedangkan Hyrtha tiba-tiba menjatuhkan 1 kantong plastik yang sedang ia bawa.

"Ngapa?" Tanya Adin dengan ketus.

Fero menghampiri Adin lalu hendak meraih rambut panjang hitam nya, Hyrtha yang melihat itu langsung menampar tangan Fero,

"Kau berani macam-macam? Mau kau dihabisi sama Jedden?!" Teriak Hyrtha pada Fero.

Hyrtha pun menarik topi hoodie Fero untuk mengajaknya duduk di sofa. Mengambil sesuatu dari kantong plastik berwarna putih, lalu Hyrtha menyodorkan tempat makanan berwarna biru laut pada Adin,

"Ini katanya buat makan sore" Ujar Hyrtha.

Adin menerima nya dan dibantu Fero mengambil sebuah meja yang ada di bawah kasur untuk Adin makan diatas ranjang pasien. Membuka tutup tempat makanan, dan melihat menu yang sangat ia kenali.

Lagi-lagi Jedden memberinya oatmeal untuk makan sore, Adin membuang nafas kasar sambil memutar kedua bola matanya. Adin terlihat bosan memakan oatmeal dengan rasa hambar 2 hari ini, namun ia tetap bersyukur dan memakan nya sambil menatap ke arah jendela yang memperlihatkan cantiknya langit yang akan segera gelap.

Gagang pintu turun ke bawah, seseorang membuka pintu ruangan. Terlihat Jedden yang masuk bersamaan dengan Hunna, kedua manusia ini nampak sibuk menjinjing empat kantong plastik penuh.

Jedden langsung menuju ke arah sofa yang terdapat Hyrtha dan Fero sedang sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Hunna, datang dan langsung memeluk Adin yang sudah seharian tidak ia temui.

"Tha, lo jemput si Charris di apartemen nya katanya dia butuh lo. Mobil dia disita sama bokapnya." Jelas Jedden dengan nafasnya yang tersengal.

Hyrtha segera berdiri dan mengiyakan ucapan Jedden, diikuti dengan Fero,

"Lah? Mo ngapa lu?!" Tanya Jedden pada Fero.

"Ikut Hyrtha, sekalian ngambil motor gue di bengkel terus jemput doi gue deh" Jawab Fero.

###

Di lapangan futsal indoor, tim Husein mulai melakukan pemanasan untuk segera melakukan latihan. 2 minggu lagi akan diadakan match antara Rotert Highschool dan Lixard Highschool, Husein terpilih menjadi kapten tim inti dari Rotert Highschool. Setelah pemutusan kapten tim, sedari tadi Shandi menatapi Husein dengan tatapan sinis dari ujung barisan.

Tim inti yang telah di sediakan oleh Rotert Highschool, ialah ;

- Husein Ralendra ( 3 IPS 4 )

- Shandimas Erlangga ( 3 IPA 2 )

- Marteen Frederick ( 3 IPS 4 )

- Jederan Salaksa ( 3 IPS 5 )

- Frido Jullianos ( 2 IPA 1 )

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang