Saat ini kondisi di ruang tunggu UGD sangat menegangkan, Jedden yang duduk sambil menundukkan kepalanya, Husein yang berulang kali bolak-balik sambil menggigit bibirnya, dan Adin yang pergi kesana-kemari untuk mengisi pendataan pasien hingga lupa jika kaki kirinya tak mengenakan sepatu sejak tadi.
Salah satu perawat keluar dari UGD dan mengatakan jika Hunna sudah di pindah ke ruang rawat inap.
"Pasien sudah di pindahkan ke Ruang Anggrek VIP 5 ya" Ujar perawat tersebut.
Husein dan Jedden bergegas menuju ke lantai 4 untuk menghampiri ruangan Hunna.
Sore itu semua nya berkumpul di dalam ruangan besar, Husein, Jedden, Veny, Dynan, dan Adin. Menemani Hunna yang tak kunjung sadar dari tidur nya usai mendapatkan jahitan 7 di lengan kirinya karena percobaan bunuh diri yang tadi pagi ia lakukan di sekolah. Mama nya tak ada henti menangis hingga tertidur di samping tubuhnya, kakak laki-laki nya yang rela tidur dengan posisi berdiri di samping tempat tidurnya.
Hanya Adin yang masih terbangun, duduk di sofa tamu sambil terus menatap dan menggesek-gesekkan kaki kirinya ke kaki kanannya karena mulai merasa kedinginan. Ia berulang kali menguap dan matanya mulai berair, sepertinya ia mulai mengantuk.
Mata nya sedikit demi sedikit mulai tertutup, dan juga mulai meletakkan kepala nya pada sandaran tangan sofa sebelah kanan. Mencari posisi ternyaman untuk tidur sejenak meskipun sedang kedinginan.
Tiba-tiba terkejut saat mendengar suara langkah kaki yang mengarah keluar ruangan, dilihatnya Husein pergi keluar ruangan sendiri. Usai melihat kekasihnya pergi meninggalkan ruangan, Adin kembali memposisikan tubuhnya seperti semula untuk beristirahat.
Setelah beberapa menit, terdengar pintu ruangan kembali terbuka dan suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Adin tak menggubris dan tetap berusaha tertidur sambil menggesek-gesekkan kaki nya untuk menahan dingin.
Ia terbangun saat Husein menyentuh kaki nya, sontak ia terkejut dan melihat ke arah kaki nya. Kekasihnya sedang berjongkok di hadapannya dan memasangkan sandal crocs berwarna hitam milik Hunna yang diambil dari mobil sang Mama.
"Makasih" Bisik Adin membungkuk kan badan nya agar mendekat ke arah Husein.
Husein membalasnya dengan senyuman tipis disusul dengan tangannya yang mengusap rambut kekasihnya.
Hari ini perasaan Husein sedang tidak stabil, emosi nya berantakan, ia menjadi sosok yang irit bicara kembali. Matanya tak lepas memandangi adik perempuan dan Mama nya. Ia tak bercerita tentang apapun pada teman maupun kekasihnya.
Tak lama usai kedua nya berkontak mata, pintu ruangan terbuka dengan kasar membuat semua orang di ruangan Hunna terbangun karena terkejut. Terlihat seorang pria paruh baya memasuki ruangan dengan menggunakan kemeja dan jas yang ada di lengannya.
"Sakit apa dia?" Ujar nya dengan angkuh.
Husein menggenggam tangannya, ekspresi emosi jelas terpampang, ia berdiri lalu menatap ke arah pria itu.
Tiba-tiba pria itu menoleh ke arah Veny dengan tatapan marah, "Ibu macam apa kamu? Ngurus anak gak becus! Yang satu jadi begundal, yang satu mau bunuh diri!" Ujar pria bernama Haydar kepada istrinya.
Tak tahan dengan ucapan Papa nya yang sedang menyalahkan Mama nya, Husein berjalan ke arah Papa nya lalu diseret nya pria paruh baya itu keluar ruangan.
Terlihat pria berbaju hitam berbadan besar yang berdiri di samping pintu dengan cekatan hendak menghadang Husein yang menarik jas majikannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR ; HAECHAN LEE
Fanfiction"Sejauh dan seberapa lama pun kita pisah, gue bakal tetep cari lo" - Husein Ralendra . . . by DIXLEOH'January 2021