Keluar dari ruang kepala sekolah dengan menghembuskan nafas lega hingga membuat hidungnya sedikit merasakan nyeri.
Tiba-tiba tubuh nya tersenggol keras oleh seseorang,
"Kelewatan bego!" Ujar salah satu dari dua orang yang menabrak Adin.
Dilihatnya, Yesa dan Hyrtha yang memasang wajah cemas berdiri di depan nya.
"Assalamualaikum, putri mahkota" Sapa Hyrtha dengan nafas tersengal-sengal.
"Ngapa pada buru-buru lo pada?" Tanya Adin.
Yesa seperti kebingungan,dan seperti terburu-buru mengajak Hyrtha pergi,
"Ah enggak! Ini lagi otw ke ruang peralatan olahraga" Jawab Yesa dengan senyum takut.
Hyrtha wajahnya kebingungan, "Lah bukan nya kita mau nyamperin Je--" Kata Hyrtha yang terpotong karena Yesa membekap mulutnya.
Kedua nya pergi meninggalkan Adin yang masih terdiam di tempat dan merasa ada yang tidak beres dengan Jedden dan teman-temannya.
Adin kembali ke kelas dengan rasa penasaran, Hunna yang sedang mempercantik kuku nya mengalihkan pandangan ke arah sahabatnya.
"Kenapa lu?" Tanya Hunna.
Lamunan Adin terbuyarkan, "Nggak kok" Jawab Adin.
Samuel, ketua kelas 2 IPA 1 menghampiri bangku Adin dan menyodorkan map merah seperti map yang Shandi berikan tadi.
"Nih dari bang Shandi. Deadline besok pagi, btw Lo sebenernya suka cowo gak sih?. Kaku bener jadi cewe" Kata Samuel dihadapan Adin.
Adin berdiri dan terlihat tinggi badan nya setara dengan lengan Samuel,
"Apa urusan nya sama lo? Ganggu hidup Lo banget? Jangan bikin gue pengen matahin tulang leher lo di pagi buta kayak gini ya." Ucap Adin dengan perlahan namun menyeramkan membuat seluruh teman di kelasnya berbisik membicarakannya.
Kembali duduk dengan wajah garang nya, Hunna mengusap punggung Adin berkali-kali sambil matanya yang menatap tajam ke arah Samuel.
Samuel diam tak bisa menjawab lagi dan kembali ke tempat duduk nya.
Menikmati satu porsi Soto ayam di kantin saat jam pulang sekolah adalah kebiasaan Adin. Kantin yang sepi saat jam pulang sekolah cocok untuk dijadikan tempat belajar nya.
Apalagi dengan 2 gelas es teh di seberang buku nya. Tangan kanan nya sibuk menggunakan sendok dan tangan kiri nya sibuk membuka halaman buku. Kedua tangan nya terlihat sangat produktif.
Kegiatan nya tiba-tiba berhenti, saat kedatangan seseorang yang duduk di bangku depan nya.
Terlihat es krim yang disodorkan ke arahnya dengan pelan, mata Adin beralih ke arah depan.
Jedden dengan wajah melas nya,
"Baikan yuk" Ujar Jedden sambil memanyunkan bibir nya.
Dan memulai drama nya, "Gue 3 hari hampa banget gak lu ajak ngobrol. Hati gue tuh terenyuh bahkan gue sampe nangis di depan Charris sumpeh." Oceh Jedden.
Adin menatap ke Charris yang berdiri di belakang Jedden. Charris segera mengangguk menuruti perintah Jedden untuk meyakinkan Adin.
"Sini gue tampar dulu tuh mulut karna udah berani bentak gue" Jawab Adin.
Jedden mengangguk gemas, dan memanyunkan bibirnya lebih maju. Charris memasang wajah julidnya melihat teman nya ini yang sangat bucin dengan kembaran nya.
Telapak tangan Adin sudah bersiap akan menampar bibir Jedden, Mata Adin teralihkan saat melihat luka di sudut bibir Jedden. Seperti memar dan sedikit tergoreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR ; HAECHAN LEE
Fanfiction"Sejauh dan seberapa lama pun kita pisah, gue bakal tetep cari lo" - Husein Ralendra . . . by DIXLEOH'January 2021