30.

292 41 1
                                    

"Masih tengil aja ya gaya lo" Ujar Saka seperti menantang Adin.

Adin tak menjawab dan pergi dari gerai rempah-rempah agar tak memperkeruh keadaan. Berjalan cepat saat mengetahui Saka telah mengikutinya dari belakang. Memiliki firasat yang tidak enak, Adin memutuskan untuk keluar pasar dan tidak melanjutkan aktivitas berbelanja nya.

Berdiri di depan palang besar yang mencantumkan nama pasar. Matahari mulai menyoroti nya karena waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi. Menengok ke belakang melihat Saka yang memiliki nafas tersengal-sengal karena mengikuti langkah Adin yang sangat cepat.

Saka meraih lengan Adin, "Mau kabur kemana lo?" Tanya Saka sambil smirk.

"Gue udah gak ada minat berurusan sama lo pada" Jawab Adin dengan santai.

Saka tertawa kecil, "Semua udah pada tau kalo lo ada hubungan sama Husein. Jadi lo juga ada urusan sama kita." Jelas Saka.

Adin memutarkan kedua bola matanya, lagi-lagi ia dikaitkan dengan seniornya yang dipuja-puja oleh banyak wanita kelas tiga dan ditakuti oleh para siswa. Kecuali, Shandimas.

"Lepasin. Bunda gue lebih serem daripada lo, Jeco, apalagi si Husein" Jawab Adin dengan wajahnya yang sudah muak.

Saka tetap tak melepaskannya dan meremehkan peringatan dari Adin. Adin yang sedari tadi menatap jam tangan nya pun menjadi sedikit panik karena sudah mendekati jam kerja Bunda nya. Bahkan, ia belum pulang untuk memasak.

"Lepasin atau gue teriak maling?" Ancam Adin.

"Gak ak-" Kata Saka yang terputus.

Ucapan Saka terputus saat menatap ke arah belakang Adin, lalu Saka melepaskan tangan nya dari lengan Adin. Siapa yang tak heran tiba-tiba singa melepas mangsa nya dengan ikhlas?.

Karena merasa ingin tahu dengan apa yang dilihat oleh Saka, Adin menoleh ke arah belakang nya. Terlihat Husein berdiri mengenakan hoodie hijau. Tas yang digendong dipundak kirinya, dan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana.

"Jadi lo udah berani sampe gangguin cewe gue?" Tanya Husein sambil menaikkan satu alis nya.

"HAH?!" Teriak Adin yang mendongak sedikit untuk menatap wajah Husein.

Husein menarik topi jaket Adin untuk memindahkan posisi Adin menjadi di belakangnya. Mata Saka terbelalak dan ia hanya membungkam saat melihat Husein yang datang tiba-tiba di jam sekolah.

"Gue cuma gak sengaja ketemu tadi. Cuma bincang-bincang doang." Alasan Saka agar tak ketahuan Husein.

Adin mendengar itupun tak terima. Ia maju sambil menunjuk-nunjuk ke arah Saka,

"Bincang-bincang apaan? Bukan nya lo tadi sampe ngikutin gue kesini terus lo ngecengkram tangan gue kek gini ampe merah nih liat!" Oceh Adin di hadapan Saka.

Melihat Adin yang mengoceh, Husein menaikkan sudut bibirnya. Namun, beberapa detik ia menyadari dirinya sedang tersenyum melihat Adin yang mengoceh seperti mengadu.

Ditatapnya mata Saka, dan memberi isyarat untuk menyuruhnya pergi. Adin yang melihat Saka pergi pun kembali mengoceh kepada Husein,

"Lah?! Kok?! Dia kabur!" Kata Adin pada Husein.

"Udah berani ngadu nih ke gue?" Tanya Husein seperti menggoda.

Wajah Adin berubah menjadi ekspresi geli lalu menginjak kaki Husein, "Makin lama, makin tengil lo kak!" Ucap Adin sambil berjalan meninggalkan Husein.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang