36.

276 40 0
                                    

Samuel datang memasuki kelas sambil menunduk seperti sengaja menutupi wajahnya menggunakan topi. Frido dan Jyrom dari bangku belakang langsung berlari menuju ke bangku Samuel.

"Lah? Kagak ngapa-ngapa lu?" Tanya Frido yang terkejut.

"Alah boi! Kunaon maneh?" Ujar Jyrom yang tak kalah heboh.

Melihat kedua teman sekelasnya yang heboh membuat perhatian Adin dan Hunna tertuju pada mereka. Dilihatnya wajah Samuel yang babak belur terlebih lagi sudut bibirnya yang masih mengeluarkan darah.

Adin seperti tak menghiraukannya dan pandangannya beralih ke arah jendela yang terlihat Husein sedang berjalan melewati koridor gedung kelas 2 dengan wajah garang. Matanya tak sengaja melihat sekilas luka yang ada di punggung tangan Husein,

"Serem gak sih wajahnya Samuel?" Bisik Hunna pada Adin.

Adin kembali menatap ke ujung kelas, yaitu bangku Samuel dan melihat luka Samuel yang terlihat sedikit menyeramkan. Namun, Adin tampak biasa dalam menanggapinya.

"Gue sering bikin gituan ke lawan karate gue" Jawab Adin dengan santai.

Mata Samuel tertuju ke arah Hunna. Hunna yang merasa di pelototi langsung bersembunyi, akhirnya mata Adin dan Samuel bertemu, lagi-lagi Adin tak memiliki rasa takut sedikit pun saat ditatap Samuel dengan tajam.

"Din! Kita lagi dipelototin, nunduk!" Ujar Hunna yang menyembunyikan wajahnya dari balik badan Adin.

"Kenapa gue harus nunduk?" Tanya Adin yang masih saja menatap Samuel.

Adin mengangkat satu alis nya saat menatap Samuel, "Kenapa? Ada yang salah dari temen gue?" Tanya Adin blak-blak an.

Jyrom dan Frido akhirnya mengalihkan pandangan mereka juga ke arah Adin yang sedang beradu kontak mata dengan Samuel. Frido yang memiliki sifat kasar pun tak terima dengan pertanyaan Adin yang seperti menantang.

Frido beranjak dari kursi nya, dan berjalan menghampiri Adin. Hunna semakin panik saat tau Frido berjalan ke arah bangku mereka, tangannya memegang erat lengan Adin.

Tangan Frido langsung menarik kerah seragam gadis yang melindungi Hunna, tubuh Adin seperti ditarik untuk berdiri. Dan Adin tetap menatap Frido tanpa rasa takut, sedangkan Hunna mulai panik saat mengetahui teman nya sedang di ancam.

"Makin nyari masalah ya lo?" Ujar Frido.

Adin menaikkan sudut bibir nya, "Bukan nya temen lo yang mau nyari masalah sama temen gue?" Jawab Adin dengan santai.

Frido melempar tubuh Adin ke bawah hingga menabrak beberapa meja kayu, "Lo pikir gue gak berani sama atlet karate kayak lo?" Kata Frido yang mulai terpancing emosi.

Melihat Frido yang sudah bertindak jauh pada Adin membuat Jyrom terkejut hingga berdiri. Aressa atau sebut saja Ares, anggota OSIS dari kelas 2 IPS 3 yang saat itu akan memberikan proposal bertanda tangan pada Jyrom juga melihat pertengkaran antara Frido dan Adin.

Mata nya terbelalak saat melihat Frido melempar tubuh kecil Adin ke tanah hingga menabrak meja kayu milik siswa lain. Ares langsung menghampiri Frido dan mendorong bahu nya,

"Udah gila lo?" Ujar Ares.

Ares dengan cepat membantu Adin yang tersungkur sambil memegangi pinggul nya. Memanggil Hunna untuk membantu mengantar Adin pergi ke UKS.

"Ngapain lo bantuin dia, bego?!" Bentak Frido pada Ares.

Ares menoleh ke arah Adin yang berjalan dipapah oleh Hunna, "Lo mau nyari mati sama bang Shandi? Sekali bang Shandi liat lo nyenggol Adin bisa habis lo!" Bisik Ares dengan tegas.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang