33.

276 42 15
                                    

Bhea tetap mengikuti langkah Husein sampai di depan pintu lapangan indoor. Husein memberhentikan langkahnya, membuang nafas kasar karena sedari tadi Bhea tak ada hentinya memanggil namanya.

"Sen, please lah! Kenapa kamu ninggalin aku sih?" Teriak Bhea yang berbicara dengan punggung Husein.

Husein sangat muak mendengarnya, ia berbalik badan dan menatap Bhea dengan tatapan tajam.

"Stop ngikutin gue!" Ujar Husein dengan tegas.

"Gak akan! Aku gak akan berhenti!" Sahut Bhea.

Bhea tiba-tiba memeluk lengan Husein, "Aku udah 2 tahun gak bisa lupain kamu, dan sekarang aku udah berhasil nemuin kamu lagi!" Jelas Bhea dengan nada centil.

Husein melepaskan tangan Bhea dari lengan nya, "Itu urusan lo! Sekarang stop ikutin gue!" Teriak Husein yang membuat Bhea terkejut.

Husein meninggalkan Bhea yang sedang terdiam. Tangan nya menjinjing hoodie sambil mengepal dengan erat. Emosi nya muncul namun tertahan karena Bhea seorang wanita.

Berjalan menuju parkiran motor dan pergi. Mata nya kabur dan beberapa kali kehilangan fokus saat menyetir. Husein semakin tak menyangka jika gadis itu datang lagi menghampiri nya. Emosi dan rasa sakit hati nya sangat tak tertahan ketika melihat Bhea.

Husein memutuskan untuk menepi ke supermarket untuk membeli minuman bersoda. Tak lupa menelepon adik tercinta nya,

"Halo? Abang lagi di supermarket nih, mau nitip ngga?" Tanya Husein melalui telepon.

Membuka kulkas berisi es krim dan mengambil 3 potong es krim dengan varian rasa yang berbeda-beda. Setelah itu, menuju kasir dan membayarkan belanjaannya.

Sesampainya di rumah sakit, Husein memasuki lift dan menekan tombol nomor 4 menunjukkan lantai ruangan yang Adin tempati. Dengan reflek, matanya melirik ke arah jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 19.00.

Tiba-tiba ada seseorang yang menarik baju nya. Husein menoleh ke belakang dan mendapati anak kecil perempuan sekitar usia 6 tahunan yang berdiri setinggi pinggulnya.

"Kak, boleh minta tolong nggak?" Tanya anak kecil itu.

Husein merendahkan dirinya dengan berjongkok,

"Mama Cherry lagi ada pasien. Kata mama, Cherry harus nunggu 2 jam. Cherry boleh ikut kakak nggak?" Tanya balita tersebut dengan gemas.

"Nama mama kamu siapa?" Tanya Husein dengan lembut.

"Mama aku namanya Dokter Yerry" Jawab Cherry, anak perempuan yang terlihat menggemaskan dengan baju piyama berwarna merah muda.

Husein mengangguk, lalu menggendong anak perempuan itu. Sampailah di lantai 4, Husein segera menuju ke meja suster yang ada di lantai 4.

"Permisi sus, tolong info kan ke Dokter Yerry. Kalau Cherry sedang main di ruang lotus nomor 4" Jelas Husein pada suster yang berjaga.

Lalu, Husein berjalan sambil menggendong Cherry menuju ke ruangan Adin. Saat membuka pintu dan memasuki ruangan, Hunna terkejut melihat Husein membawa seorang balita perempuan.

Begitu juga dengan Adin yang sedang sibuk membaca buku. Hunna berdiri menghampiri Husein,

"Bang ini anak siapa bang? Masa ini keponakan gue?" Ujar Hunna yang terkejut melihat Cherry.

Cherry turun dari gendongan Husein dan berlari menuju ke arah Adin yang sedang berada diatas ranjang pasien. Dibantu dengan Husein untuk duduk di atas ranjang.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang