3.

496 56 7
                                    

Rapat OSIS sudah di mulai sejak 30 menit yang lalu,Shandi masih saja berdiri di depan pintu ruang OSIS seperti menunggu seseorang.

"Kak,Jelasin proposal nya sekarang? Atau nanti?" Tanya sekretaris OSIS siswi kelas 10 bernama Chita.

"Tunggu bentar ya,saya coba cari Adin dulu kan dia waketos" Ujar Shandi dengan halus.

Chita menjawabnya dengan anggukan dan wajah pasrah, berjalan kembali ke arah anggota OSIS lainnya. Sementara Shandi berjalan keluar ruangan menuju ke kelas 2 IPA 1.

Adin menutup pintu kelas setelah menyelesaikan kan tugas piket dan berganti setelan baju karate nya. Melihat Shandi yang sudah berjalan di ujung koridor,Adin segera berlari berbalik badan ke arah koridor lain.

"Eh Din!" Teriak Shandi kemudian berlari mengejar Adin.

Berlari dengan sangat kencang dan menengok ke belakang melihat keberadaan Shandi yang jauh dengan nya.

"Anjing nih bocah kenceng juga lari nya" Keluh Shandi yang mulai kewalahan.

Terus berlari hingga memasuki parkiran basemen sekolahan. Adin terus saja menoleh ke arah belakang, hingga pada akhirnya...

BRUK!!

"Shit!" Umpat Adin yang jatuh tersungkur.

Dengan segera Adin berdiri dan menatap kaki jenjang yang berdiri di hadapan nya. Di tatapnya lelaki yang mengenakan seragam putih biru dibaluti dengan jaket kulit berwarna hitam serta mencangklong tas warna hitam di bahu kiri nya.

Lelaki itu tampak memasang wajah sedikit kesal saat menatap Adin yang sudah menabraknya.

"Heh Din!" Teriak Shandi yang sudah berjarak sangat dekat.

Mendengar suara Shandi yang sudah dekat, Adin sangat panik dan bersiap untuk berlari lagi. Namun, langkah nya terhenti saat lelaki yang ada di hadapan nya menarik lengan nya.

"Lepasin!" Teriak Adin pada lelaki itu.

Lelaki ini kekeh menarik Adin ke belakang badan nya.

"Heh bocah! Lu ya! Hari ini tuh ada jadwal rapat OS--" Omel Shandi pada Adin yang mengintipnya dari balik badan seorang lelaki.

"Dia ada janji sama gue" Sahut lelaki itu dengan tampang garang nya.

"T-tapi ini wajib ya! Anak--" Kata Shandi yang terpotong lagi.

"Gapeduli" Sahut nya.

Shandi membuang nafas kasar, "Gue kirim file proposal di line Lo, deadline besok jam 7 pagi" Ujar Shandi dengan pasrah.

Melihat Shandi yang berjalan menjauh, Adin mengusap dada nya sambil mengontrol nafas nya.

"Thank u ya! K-kak?" Ujar Adin sambil memastikan apakah lelaki itu benar senior nya dengan melihat garis pada dasi nya.

Kaki nya melangkah bertujuan untuk pergi, Lelaki itu menarik kembali lengan Adin,

"Balikin permen karet gue" Kata nya dengan wajah datar.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang