23.

340 51 8
                                    

"Permisi!" Teriak seseorang dari luar.

Adin yang tengah sibuk memasak dengan Bunda nya pun keluar membukakan pintu. Terlihat seseorang berbadan tinggi dan tegap, berseragam seperti bodyguard menatap Adin dengan tajam.

"Iya, ada yang bisa dibantu?" Tanya Adin dengan sopan.

Tampaknya pria kekar itu tidak mengindahkan ucapan Adin dengan sopan.

"Gue cari Hunna! Mana?!?!" Teriak pria kekar tersebut.

Mendengar namanya disebut Hunna keluar dari kamar Adin dengan berseragam sekolah rapi dan disusul dengan Dynan maupun Jedden. Melihat adanya keramaian di teras rumah, Sahira pun juga ikut menuju ke teras rumah.

Hunna tampak ketakutan melihat pria kekar itu, lalu bersembunyi dibalik badan Jedden dan Dynan yang bersembunyi di belakang badan Adin.

"Non, Tuan memerintahkan saya untuk menjemput Nona Hunna kemari." Ucap Pria kekar itu dengan tegas.

"Saya gak akan pulang!" Bentak Hunna.

Pria kekar itu seperti tidak mendengarkan jawaban Hunna dan berusaha menarik lengan nya. Adin berusaha mendorongnya dan Jedden menutupi Hunna dengan tubuhnya, Dynan yang melihat keributan terjadi pun segera masuk kedalam rumah.

Didorongnya Adin hingga tersungkur mengenai kursi kayu teras. Sahira membuka matanya lebar-lebar saat melihat Adin terjatuh, dan langsung lari menghampiri pria kekar tersebut sambil membawa spatula panas.

Spatula panas di tempelkan tepat di tangan pria kekar tersebut, "Berani lo nyentuh anak-anak gue, gue toyor botak lo!!" Bentak Sahira lalu membantu Adin berdiri.

"Sini lo kalo berani! Bisa-bisa nya lo yang bukan bapak nya berani macem-macem sama anak gue!!!" Bentak Sahira sekali lagi sambil menyodorkan spatula panas nya kedepan wajah si pria kekar.

Tangan si pria kekar sudah berancang-ancang untuk menampar Sahira, mengetahui hal tersebut Adin segera menendang si pria kekar hingga ia terpental jatuh ke halaman rumah. Adin menggulung kain serbet ke telapak tangan nya, bersiap menghabisi si pria kekar menggunakan tangan mungil nya.

"Gak sopan banget pagi-pagi udah bikin ribut di rumah orang" Ujar Adin yang sudah berdiri diatas badan si pria kekar.

Satu hantaman lolos mengenai pipi si pria kekar.

Hantaman yang kedua sudah berhasil membuat hidung nya mengeluarkan darah.

Bundanya bernama Sahira, Jedden, dan Hunna bergidik ngeri melihat Adin yang lebih kecil dari pria itu berhasil meloloskan 2 hantaman sekaligus.

Dan . . .

Terjadilah sesuatu yang sangat menegangkan, ketika si pria kekar alias bodyguard dari Hunna mulai menarik kerah seragam Adin dan mengangkat badan Adin yang lebih kecil darinya.

Merasa sangat tercekik dengan posisi ini, bahkan Adin tidak dapat merasakan kaki nya di tanah. Jedden hendak menghampiri untuk membantu Adin, namun nampaknya di dahului oleh Husein yang datang tepat waktu sebelum Adin merasakan hantaman bodyguard kekar itu.

Lagi-lagi pria kekar itu mendapatkan satu hantaman yang lebih keras dari tuan nya sendiri, yaitu Husein. Adin terduduk dengan lemas sambil mengatur nafasnya dibantu dengan Bunda, Jedden dan Hunna.

"Kurang puas lo duel sama gue semalem?" Teriak Husein yang tak ada hentinya membalas hantaman dari orang suruhan papa nya.

Si pria kekar itu segera kabur saat Husein memberi celah waktu. Berdiri dengan sempoyongan, keringat yang banyak mengucur, dan wajah yang babak belur berjalan menghampiri Adin yang sedang mengatur nafasnya.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang