Hunna turun dari motor Husein tepat di depan rumahnya yang terlihat mewah. Disambut dengan bapak security yang menjaga rumahnya, dibukakan pintu gerbang yang sangat tinggi itu. Husein tersenyum ke arahnya, "Saya nggak mampir pak" Kata Husein.
"Nggak ada bapak den. Bapak ke Singapure barusan berangkat tadi pagi." Jawab Pak Tarman, Security rumah Husein dan Hunna.
Hunna mengajak Husein untuk mampir sebentar. Husein pun menuruti kemauan adik perempuannya. Bunyi knalpot nya yang khas membuat para ART di rumahnya mengintip ke halaman rumah karena kedatangan majikan yang sudah lama tak kunjung pulang.
"Alah si aden datang euy!" Teriak salah satu ART.
Husein memasuki rumah dan melihat 3 Asisten Rumah Tangga yang telah mengurusnya sejak kecil berdiri di hadapannya. Terlebih lagi saat menatap Mbok Dhe, yang ada sejak ia lahir dan yang menemaninya saat kedua orang tua nya sibuk bekerja sebelum lahirnya Hunna.
Mata Mbok Dhe berlinang air mata saat melihat majikan yang sudah seperti anak nya sendiri pulang dengan sehat dan tumbuh dengan baik. Husein segera memeluk Mbok Dhe dengan sangat erat.
"Kemana saja kamu, le" Kata Mboh Dhe kepada Husein.
"Aku kesini cuma mampir sebentar, Mbok" Jawab Husein.
"Ayo duduk dulu sana. Mbok buatkan teh tarik kesukaan mu" Ujar Mbok dengan logat medok jawa nya.
Husein tersenyum tulus dan berjalan menuju ruang tengah, duduk bersebelahan dengan Hunna yang sibuk melepas sepatu nya.
Hunna tertawa kecil, "Anak kesayangan banget ya lo" Kata Hunna yang membuat Husein sedikit kaget.
"Tapi gue gak pernah ngerasain sayang nya Mamah Papa, Jadi lebih enakan lo kan?" Jawab Husein dengan senyum tipis.
Hunna membalas dengan senyuman, lalu meninggalkan nya sendirian di ruang tengah.
Husein melihat-lihat foto yang terpajang di ruang tengah. Melihat foto masa kecil milik nya yang terpajang di dinding atau meja lebih banyak dari sebelumnya. Mbok Dhe menyentuh pundak nya, lalu menyodorkan segelas teh tarik khas jawa.
Diajaknya Husein duduk di atas sofa, dan Mbok Dhe yang masih terbiasa duduk dibawah. Husein menariknya untuk duduk diatas sofa.
"Gimana kabarmu, Le? Udah punya wadon (cewek)?" Tanya Mbok Dhe dengan lembut sambil mengusap pundak Husein.
"Baik, Mbok. Husein masih fokus ke bola, Mbok." Jawab Husein lemah lembut.
Mbok Dhe tersenyum, "Buat tunjukkin ke Papa, kalau Tole nya Mbok Dhe bisa sukses jadi pemain bal-balan (Sepak bola)?" Kata Mbok Dhe.
Husein mengangguk dengan cepat. Terdengar langkah kaki Hunna yang menuruni anak tangga,
"Meskipun udah jauh. Tetep dijaga si denok, kasihan kalau kurang perhatian. Dia perempuan dari dulu sudah terbiasa dikasih lebih banyak perhatian. Yasudah, Mbok Dhe ke dapur dulu." Jelas Mbok Dhe yang menasihati Husein.
Hunna kembali duduk disebelah Husein yang sedang meneguk segelas teh tarik buatan Mbok Dhe. Hunna memperhatikan Husein dari atas hingga kebawah, merasa seperti ada yang aneh dari kakak laki-laki nya.
"Tumben nggak pake hoodie atau jaket?!" Tanya Hunna dengan spontan.
Husein yang sedang menatap ponsel sambil memegang segelas teh tarik, "Dibawa Adin" Jawab nya tanpa menatap Hunna.
"Ah! Ngomong-ngomong soal Adin . . . Kemarin di pasar malem lo ngapain aja sama dia?" Tanya Hunna sekali lagi.
Husein membuang nafas kasar, "Beli jajan" Jawab Husein dengan singkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR ; HAECHAN LEE
Fanfiction"Sejauh dan seberapa lama pun kita pisah, gue bakal tetep cari lo" - Husein Ralendra . . . by DIXLEOH'January 2021