35.

278 39 2
                                    

"Shandimas udah makin ngelunjak semenjak lo pindah ke Rotert." Ujar Marteen menatap Husein serius.

"Jedden mana?" Tanya Husein tiba-tiba.

"Kaga ikut dulu bang. Hari ini Adin udah boleh keluar dari rumah sakit." Sahut Yesa dari samping kiri.

Husein memijit kening nya, "Sialan. Ada yang perlu gue omongin sama dia."

Marteen dan anggota Wolves Gank memasang ekspresi bingung karena melihat Husein yang nampak sedang sangat frustasi. Terlebih lagi semua anggota kecuali Marteen tidak ada yang mengerti konflik yang baru muncul akhir akhir ini.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang menuju ke atas, seluruh mata anggota Wolves menoleh ke arah tangga. Terlihat seorang laki-laki berdiri mengenakan celana hitam yang robek di lutut, kaos putih serta jaket kulit hitam.

Jedran berdiri karena mengetahui jika laki-laki ini bukanlah dari Gank nya. Berjalan menghampiri lalu meludahkan permen karetnya tepat mengenai kaki laki-laki ini.

"Buka sleyer lo" Kata Jedran dengan wajah tengil.

"Gue dari Locap-" Ujar nya yang terpotong karena Jedran langsung menyambutnya dengan satu hantaman.

Laki-laki itu tersungkur ke bawah, mata nya melihat jelas ke arah Jedran yang sudah ada di atasnya.

"Gue bilang buka sleyer lo dulu. Gak sopan bener." Kata Jedran meninggikan suaranya.

Husein menghampiri ke arah mereka, menatap santai ke arah laki-laki yang sedang di duduki badannya oleh Jedran. Husein merogoh saku jaket yang ada di dalam, mendapatkan sebuah amplop coklat panjang.

Lalu, ditariknya sapu tangan (sleyer) hitam yang menutupi wajah laki-laki tersebut.

"Samuel kelas 2 IPA 1" Ujar Husein yang mengenali wajah nya.

Jedran terbelalak mendengar itu, "Jadi lo babu nya Shandimas?" Tanya Jedran dengan berteriak.

Samuel yang sudah ketahuan pun tak bisa mengelak kembali. Ia mengangguk sambil mengusap sudut bibir nya yang berdarah.

"Suruh berdiri. Pegangin." Perintah Husein pada Jedran.

Samuel berdiri, lengan nya di pegangi oleh Jedran. Wajah nya menghadap ke Husein yang sudah menatapnya dengan tajam. Levi beranjak dari tempat duduk nya dan membantu Jedran memegangi Samuel.

Memberontak sekali pun tak ada hasilnya. Ia tetap saja di tatap tajam dan di tahan oleh tiga senior nya,

"Lo gak malu ada untuk seorang pecundang?" Tanya Husein dengan santai.

Samuel menatapnya dengan amarah,

"Siapa yang lo maksud pecundang? Setidaknya Shandimas lebih berakhlak daripada lo anak perusak hubungan keluarga!" Bentak Samuel lalu tangan kirinya berhasil menghantam wajah Husein.

Levi langsung menarik kembali lengan kiri Samuel, amarah Husein semakin menggebu-gebu saat mendengar ucapan dari Samuel.

'Bugh!'

Samuel berhasil mendapatkan satu hantaman keras dari tangan kanan Husein hingga ia tersungkur kembali ke tanah. Marteen dan anggota yang lain nya terkejut melihat Husein yang sangat marah hingga memukul seseorang dengan sangat keras.

Husein kembali menghampiri Samuel yang kali ini memiliki lebam sangat biru di pipi nya. Husein berdiri diatas Samuel,

"Jangan pernah bawa soal keluarga di hadapan gue, bangsat!" Bentak Husein sambil menghantam wajah Samuel kembali.

Marteen berlari menarik Husein yang sedang dilingkari oleh amarah. Levi segera membantu Samuel berdiri dan membawanya turun ke bawah untuk pergi meninggalkan camp.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang