34.

300 42 1
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Situasi ruang inap Adin sangat sunyi tak ada yang membuka obrolan antara Adin dan Husein. Kedua nya sama-sama betah dalam keheningan.

Husein mengangkat kepala nya sedikit untuk menoleh ke arah Adin, dilihatnya Adin yang memasang ekspresi seperti sedang menahan sesuatu sambil memegangi perutnya. Adin menatap pintu kamar mandi dengan mata penuh harapan.

Kandung kemih nya mulai penuh dan rasa ingin kencing pun datang, namun ia masih sangat ragu untuk turun dari ranjang pasien karena perutnya yang akan terasa sakit ketika berjalan.

Karena sudah tak kuat menahan, Adin memaksakan untuk turun dari ranjang. Husein yang mengetahui itu langsung terbelalak dan berdiri,

"Gue bisa!" Sahut Adin sambil melentangkan tangan nya ke arah Husein yang ada di seberang nya.

Husein menuruti ucapan gadis berusia 17 tahun ini yang sedang berusaha untuk berjalan menuju kamar mandi yang berjarak 7 meter dari ranjang pasien.

Berjalan perlahan sambil berpegangan pada dinding. Wajah nya mengernyit berkali-kali menahan perih yang mulai muncul. Lalu, ia berhasil menggapai pintu kamar mandi.

Husein lega dan kembali duduk di sofa. Terdengar bunyi flush dari kamar mandi yang menandakan bahwa Adin sudah selesai membuang air kecil nya. Namun, ditunggu beberapa menit gadis yang ada di dalam tak kunjung keluar.

Dahi Husein mengernyit dan mulai heran, sudah lima menit Adin tak kunjung keluar. Saat Husein sedang memperhatikan pintu kamar mandi, tiba-tiba kepala Adin keluar sedikit seperti mengintip.

"Kak-" panggil Adin dengan wajah melas.

Husein menaikkan satu alis nya seperti bertanya.

"Boleh minta tolong nggak?" Tanya Adin memohon.

Husein berdiri dan berjalan ke arahnya,

"STOP!" Teriak Adin dengan tiba-tiba.

"Apaan dah? Katanya mau minta tolong" Jawab Husein yang terkejut.

"Ya udah di situ aja! Jangan kesini!" Teriak Adin sekali lagi.

Husein membuang nafas, "Ya terus? Lo butuh apa?"

Tiba-tiba wajah Adin berubah menjadi sedih dan akan mulai menangis. Husein yang melihat itu semakin kebingungan,

"HEH! Ngapa tiba-tiba nangis?! Lo butuh apa?" Tanya Husein yang semakin mendekat karena panik.

"GUE NGOMPOL!" Teriak Adin dan tangisnya menjadi pecah.

Mendengar ucapan jujur itu Husein menghela nafas lalu tertawa kecil melihat tingkah Adin yang semakin menjadi tak seperti biasanya. Husein mulai melihat sisi lucu dari junior di sekolah nya yang terkenal garang ini.

"Kok lo ketawa sih kak! Ngeledek banget !" Sahut Adin yang mengoceh.

Husein berbalik badan menuju ke arah sofa untuk mengambil sesuatu yang ada di tas nya. Diambilnya celana training hitam Adidas miliknya, dan di berikan pada Adin yang sedang menangis karena menahan malu.

Adin menerima nya dengan cepat dan segera menutup pintu kamar mandi lagi untuk mengganti celana nya. Sementara Husein menunggu Adin di samping pintu kamar mandi.

Keluar dengan mengenakan celana yang Husein beri. Menatap Husein dengan malu-malu,

"Gak usah lihat gue kek gitu ya!" Ancam Adin pada Husein.

"Dih" Jawab Husein singkat.

Adin kembali berjalan pelan berhati-hati. Husein mengeluarkan senyum manis nya melihat tingkah malu gadis yang ada di depan nya.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang