58.

22 6 2
                                    

Jedden keluar kamar sambil merapikan jaket kulit hitam yang ia kenakan, lalu menghampiri Bunda nya yang duduk di ruang tengah untuk berpamitan jika ia akan pergi hingga malam.

Usai berpamitan dengan sang Ibunda, langkahnya menuju ke arah luar rumah dan menemukan pemandangan yang sangat panas dilihatnya Husein yang sedang bercanda tawa dengan saudara kembarnya sendiri.

"Aku berangkat dulu ya, besok aku jemput." Kata Husein pada Adin.

"Oh jadi kesini tuh cuman buat jemput si borokokok ini? Bilang kangen tuh cuma gimmick ya?" Sindir Adin sambil melirik tajam ke arah saudara kembarnya.

Melihat Adin yang panas karena nya, Jedden memiliki ide usil dengan memeluk mesra Husein dan menjulurkan lidah ke arah saudara kembarnya itu.

"Emang bang Husein cuma mau jemput gue, wleee" Balas Jedden yang sangat usil.

Adin memasang ekspresi kesal melihat Jedden yang masih saja memeluk kekasihnya sampai ke depan gerbang. Kaki nya menghentak-hentak ke lantai,

"Awas aja lo, Jed!" Teriak Adin sambil mengepalkan tangannya seperti mengancam.

Motor Jedden sudah dua hari ini mogok usai melewati banjir saat hendak pulang dari basecamp. Tak sempat membawanya ke bengkel, si Supri motor kesayangan Jedden mangkrak di halaman rumah selama dua hari.

Hari ini Wolves memiliki wacana berkumpul di basecamp membahas perihal Locapone yang semakin tak ada hentinya meneror satu persatu anggota Wolves dengan cara dikeroyok.

Jedden meminta tebengan dari calon kakak ipar nya dengan menjual nama saudara kembarnya sendiri. Husein tak akan menolak selama itu berkaitan dengan kekasihnya. Jedden masih nyaman memeluk Husein diatas motor sejak dari rumahnya,

Saat berhenti di lampu merah, Husein memukul tangan Jedden yang melingkar di perut nya,

"Nyaman banget lo meluk gue! Gue kepret juga nih" Ujar Husein pada Jedden yang memasang ekspresi canggung.

"Ya elah bang anggep aja gue Adin, gue kan kembaran nya" Jawab Jedden sambil menggaruk helm nya.

"Eh meskipun kalian kembar, tapi lo tuh ber-burung!" Sahut Husein.

Kedua nya melanjutkan perjalanan usai adu mulut di tengah lampu merah. Di minggu pagi ini lalu lintas Ibukota Jakarta terlihat sangat padat, beberapa jalan ditutup untuk kegiatan "Car Free Day".

Husein memarkirkan motornya tepat di halaman depan basecamp yang sudah terpampang banyak motor yang terparkir seperti dealer motor. Seluruh anggota Wolves yang hampir berjumlah dua puluh orang sudah berkumpul didalam.

Membuka pintu sambil mengacak-acak rambut nya, semua orang yang sedang berkumpul mengelilingi meja billiard di tengah ruangan basecamp matanya tertuju ke arah pintu. Terlihat pemimpinnya yang sudah datang bersama dengan Jedden.

Langkah Husein langsung menuju ke arah meja billiard, sedangkan Jedden mengambil posisi berdiri disamping Charris.

Gulungan kertas putih yang ada di tangan Jifran, salah satu anggota si ahli strategi yang dimiliki Wolves setelah Husein. Gulungan itu segera dibeber diatas meja billiard hingga memperlihatkan seluruh strategi yang Jifran susun dengan cerdik terpampang jelas.

Jifran menjelaskan secara rinci mengenai susunan strategi yang sudah ia buat dengan matang sesuai perintah Husein.

"Sorry gue interupsi, kalo kita maju duluan itu resiko yang gede banget karena mereka lebih banyak dari kita. Bagian ini diganti, ada satu orang yang jadi ikan buat mancing mereka, setelah itu yang lainnya serang dari belakang." Jelas Husein pada semua anggotanya.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang