19.

369 53 0
                                    

Dynan memasuki kelas baru nya yang terlihat sangat ramai, tak ada guru yang sedang bertugas mengajar di kelas baru nya. Dynan berdiri di depan papan tulis, hendak memperkenalkan diri. Hanya dalam waktu beberapa menit saja, seluruh siswa kelas 1 IPA 4 sudah mengalihkan pandangan nya ke arah Dynan.

Para siswi menutup mulutnya seolah terkejut melihat paras Dynan. Paras Dynan memang tidak bisa di ragukan lagi karena Papa nya saja memiliki keturunan chinese yang tentunya menurun ke Dynan.

"Pagi semua! Gue murid baru disini, nama gue Dynanti Anastassia lo bisa panggil gue Dynan. Gue harap kita bisa lebih deket" Jelas Dynan yang memperkenalkan dirinya di depan kelas.

Salah satu perempuan berdiri dari bangku nya, "Lo Dynan yang menang kontes MUA Nasional tahun kemaren?!" Tanya siswi itu dengan wajah terkejut.

Dynan tersenyum malu sambil mengangguk pelan. Terlihat dengan jelas jika ia sangat di terima di lingkungan kelas baru nya ini, mungkin karena ia terkenal dikalangan para siswi yang juga menyukai hal berbau make up.

Pagi itu sepertinya kelas Dynan mendapatkan jam kosong alias tidak ada guru yang mengajar. Dynan keluar kelas untuk menghampiri kelas Adin karena ini hari pertama nya di sekolah baru dan ia masih canggung untuk berkenalan dengan siswi lain dari kelas nya.

Berjalan melewati koridor menoleh ke arah kanan dan kiri membaca palang di depan setiap kelas.

"Eh halo! Murid baru ya?" Tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul di depan nya.

Dynan mengangguk pelan saat menatap laki-laki tersebut yang terlihat berpakaian seperti anak nakal contoh nya piercing yang ada di lidah nya. Dynan berusaha menghindar dari lelaki tersebut,

"Kok buru-buru sih cantik? Sama kakak senior dulu yuk ke kantin" Rayu laki-laki nakal tersebut.

"Maaf kak, gue ada urusan lain" Jawab Dynan dengan sopan.

Lelaki tersebut mengeluarkan ekspresi merayu nya lagi, dan Dynan tetap saja menolak tawaran laki-laki dari kelas 2 itu. Lelaki tersebut pun membukakan jalan untuk Dynan, dan tak lupa Dynan berterima kasih meskipun dengan suara gemetar.

Bug!

Tapi ternyata ucapan terima kasih nya tidak di terima dengan baik oleh siswa kelas 2 itu, yang ada malah Dynan berhasil dibuat tersungkur di lantai koridor usai lelaki tersebut merentangkan kaki nya dan membuat Dynan tersandung hingga jatuh.

Lelaki tersebut dan kedua teman nya tertawa puas setelah melihat Dynan jatuh tersungkur. Dynan menatapi lututnya yang memerah, dan segera bangkit. Menatap tajam ke arah senior nya, ide pintar nya muncul yaitu membaca nametag lelaki tersebut lalu pergi melanjutkan perjalanan nya.

Melewati lapangan basket yang tentunya terdapat Jedden disana, melihat Dynan yang berjalan sedikit pincang, Jedden keluar lapangan untuk menghampiri Dynan.

"Lo kenapa cil?" Tanya Jedden dengan wajah khawatir memanggil Dynan menggunakan sebutan 'bocil'.

"Gue tadi di godain sama anak kelas 2 terus dibikin jatoh sampe lutut gue memar" Jelas Dynan sambil menunjukkan lututnya.

Jedden mengajak nya duduk di samping jalan koridor, "Siapa yang berani? Kalau tau si Adin bisa benyek tuh anak" Ujar Jedden.

Dynan menyebutkan nama yang ia lihat di nametag senior yang menggodanya.

Jedden sibuk menutup lutut Dynan dengan dasi milik nya.

Adin dan Hunna yang baru saja dari kantin hendak pergi menuju ke ruang Kepala Sekolah untuk menemani Adin mengirimkan data diri olimpiade. Tak lupa dengan meng-ghibah sebagai pemanis obrolan.

Mendengarkan Hunna bercerita tentang tetangga nya yang terdengar sangat menjengkelkan sambil memakan sate sosis yang dibelinya dari kantin. Hunna bercerita sangat menjiwai kekesalan nya kepada tetangga nya hingga langkah nya terhenti dan berteriak,

"JEDDEN!!" Teriak Hunna yang menggema di seluruh koridor.

Jedden yang sibuk membantu menutupi lutut Dynan pun terkejut mendengar teriakan Hunna, Adin yang berada di samping nya pun terkejut hingga melempar sate sosis terakhirnya.

Hunna menghampiri Jedden dengan tatapan tajam dan melotot, Dynan memegangi pundak Jedden karena ketakutan melihat ekspresi Hunna yang terlihat seperti ingin menerkam manusia.

Ditariknya telinga Jedden oleh Hunna, "Bisa bisa nya kamu selingkuh di jam istirahat ya! Baru aja gue tinggal ke kantin buat ngisi perut, lo malah kayak gini dibelakang gue?!?!" Bentak Hunna.

Adin hanya bisa melongo, teman-teman Jedden yang berada di lapangan pun berkumpul menghampiri ke koridor.

Hunna mendorong bahu Dynan, "Dan lo juga! Bisa-bisa nya lo mau sama cowo orang, dasar ya lo" Oceh Hunna pada Dynan.

Dynan mengernyitkan dahi nya, "Jadi dia pacar lo?" Tanya Dynan yang tambah memperkeruh keadaan.

Mata Adin melotot setelah melihat Dynan berdiri berhadapan dengan Hunna. Jedden yang hendak menjelaskan tak diberi kesempatan oleh Hunna.

Terjadilah pertengkaran antara Hunna dan Dynan yang sama-sama suka beradu mulut, sedangkan Adin yang semakin kesal pun memasuki kerumunan dan berdiri diantara keduanya.

"DIEM DULU!" Teriak Adin yang sukses membuat semua terdiam.

"LO SEMUA BUBAR!!" Perintah Adin kepada seluruh siswa yang tadi berkerumun.

Tampak Hunna dan Dynan yang menarik nafas dengan mimik wajah marah. Jedden berkali-kali menggaruk kulit kepala nya.

"DUDUK!" Perintah Adin kepada Hunna dan Dynan.

Hunna dan Dynan memenuhi perintah Adin dan tetap menarik nafas tersengal-sengal,

"Dengerin gue! Hun, gue jelasin ke lo kalo sebenernya Dynan ini adik sepupu gue sama Jedden yang baru aja pindah kesini. Dan lo Dynan, ini Hunna pacar Jedden yang dari tadi lo maki-maki." Jelas Adin dengan singkat namun dapat dipahami.

Tatapan mata terkejut Hunna dan Dynan saling bertemu. Hunna merasa sangat menyesali telah memarahi Jedden dan Dynan, begitupula dengan Dynan yang sedari tadi mengeluarkan ucapan kotor terhadap Hunna yang berstatus sebagai senior nya.

Hunna menyodorkan tangan nya untuk mengajak Dynan berbaikkan. Adin dan Jedden berdiri sambil melipat kedua lengan diatas dada menatapi kedua perempuan yang tadi bertengkar hebat karena kesalahpahaman.

"Gue Hunna kelas 2 IPA 1 temen sekelas Adin" Jelas Hunna yang menggunakan suara dengan nada melas.

"Gue Dynan kelas 1 IPA 4, anak baru, sepupu Adin&Jedden" Jelas Dynan yang sama-sama menggunakan nada melas.

Adin menepuk tangan nya, "Oke! Jadi udah baikan. Sekarang gue tanya, lutut lo kenapa? Abis main gobak sodor lo?" Tanya Adin kepada saudara sepupu nya.

Dynan menundukkan kepala, "Tadi gue digodain sama senior kelas 2, terus gue di jegal ampe jatoh. Jadi lah kek gini" Kata Dynan yang masih dengan nada melas.

Adin membuang nafas kasar, "Ikut gue. Perlu dikasih pelajaran tuh bocah!" Gumam Adin.

Ditarik nya lengan Dynan dan Dynan menarik tangan Hunna. Ketiga nya berjalan cepat mengikuti langkah Adin yang hendak menghampiri lelaki yang berani menggoda Dynan di kantin. Mata elang nya menoleh ke kanan dan ke kiri menyusuri kantin,

"Nyari siapa lo?" Tanya Jifran yang sedang berjalan sama Levi membawa 4 gelas es teh seperti biasa.

Hunna menyebutkan nama nya sambil berbisik ke arah Jifran.

Jifran menunjuk ke arah lapangan futsal menggunakan kepalanya, "Noh disono, gerombolan nya lagi taruhan sama temen-temen gue" Jelas Jifran pada Adin.

Adin memutar arah nya menuju ke lapangan futsal.

Levi mendekat ke arah Jifran, "Pasti tuh anak bakalan nonjokin cowo lagi. Serem bener" Bisik Levi tepat di telinga Jifran.

Jifran menatap Levi dengan wajah datar, "Minggir atau gue siramin nih es teh ke wajah lo?" Ujar Jifran pada Levi.

.
.
.
.
.

Hulla!
Thx u udah baca sampai bawah!
Have a nice day!

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang