16.

346 53 0
                                    

Ketika bel pulang sekolah sudah berbunyi dan menggema dengan kencang, Adin buru-buru keluar dari kelas, tak lupa berpamitan dengan Hunna yang masih sibuk menata semua buku-buku nya.

"Heh! lo mau kemana?!?!" Teriak Hunna.

"Belet boker!" Jawab Adin dengan lantang dengan wajah panik.

Hunna pun dengan santai menjadi orang terakhir yang keluar kelas. Menatap layar ponsel nya dan sibuk membalas pesan dari Jedden. Hingga tak sadar tubuhnya menabrak seseorang yang lebih tinggi dari nya.

Mendongakkan kepala untuk memastikan siapa yang menabrak nya hingga punggungnya mengenai pintu kelas.

"Abang?!" Kata Hunna.

Abang? Tentu saja Husein Ralendra. Siswa dari kelas 3 IPS 4 ini tiba-tiba muncul di gedung kelas 2 yang membuat adiknya, Hunna Resandra terkejut. Berdiri dengan ekspresi datar dan mulutnya yang sibuk mengunyah permen karet.

"Nyari siapa lo?" Tanya Hunna dengan heran.

"Adin" Jawab Husein dengan singkat.

Hunna mengernyitkan dahi nya, "Lah? Tadi Adin buru-buru banget tuh katanya kebelet boker" Balas Hunna dengan serius.

Husein meninggalkan Hunna dengan wajah datar dan Hunna semakin kebingungan melihat abangnya yang tiba-tiba datang dari gedung kelas 3 ke kelasnya untuk mencari Adin. Hunna pun segera berlari menghampiri Husein dan menyamakan langkahnya.

"Lu gak ngajakin gue pulang gitu?" Tanya Hunna dengan nada kesal.

Husein masih saja mengunyah permen karet nya, "Lo kan sama Jedden" Jawab Husein yang tetap saja tidak berekspresi.

"Sumpah ya, kek nya bener kata Adin. Lo lagi ketempelan" Sahut Hunna yang bergidik ngeri lalu mempercepat langkah nya.

Berjalan menuju parkiran motor, tak lupa mengenakan helm sebelum mengendara. Disusul dengan Marteen, Levi, Jifran, dan Jedran yang memarkiran motornya bersebelahan dengan milik Husein.

Ke-empat teman nya pun juga terheran melihat Husein hari ini hingga Jedran dan Levi tak berani mendekati nya bahkan untuk berbicara. Sedangkan Jifran dan Marteen terlihat sangat santai menghadapi Husein yang tumbuh sebagai laki-laki tidak gampang berekspresi.

Sudah sejak kecil 5 orang laki-laki ini mengenal satu sama lain. Mulai dari Marteen yang pertama kali kenal dengan Husein saat duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Husein menjadi salah satu murid yang terlihat seperti anti sosial dengan anak-anak seusia nya pada saat itu. Kata Marteen, tak ada yang berani mengusik Husein yang sedang mengunyah permen karet dibangku belakang.

Saat menginjak kelas 5 sekolah dasar, Jifran, Levi, dan Jedran mulai mengenal Husein melalui Marteen. Levi saat pertama kali bertemu dengan Husein berpikir jika Husein adalah seorang bocah laki-laki berumur sebelas tahun yang cupu atau bisa disebut sebagai anak mama.

Tidak seperti yang dibayangkan, justru Husein dan Jedran yang sering melindungi ketiga teman nya jika di ganggu oleh murid dari Sekolah Dasar lain nya. Bagaimana bisa seorang siswa sekolah dasar yang berumur 11 tahun sudah sering membawa medali emas dari kompetisi bela diri yang bahkan melawan orang dewasa. Siapa lagi kalau bukan Husein Ralendra pria kelahiran Bandung, 6 Juni 2000 ini.

###

Duduk dibangku bus bagian belakang sambil membaca buku paket yang berisi teori-teori ilmiah. Telinga nya di sumpal menggunakan earphone yang sedang memutar lagu Honesty dari Pink Sweats. Kehidupan nya begitu tenang setelah melarikan diri dari senior laki-laki nya yaitu Husein.

Bersenandung mengikuti nada lagu, seorang pria yang duduk disebelahnya tampak terus memandangi nya. Sedikit risih, Adin bergeser mendekati jendela berharap menjauh dari pria sekitar berusia 35 tahun itu.

SENIOR ; HAECHAN LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang