Mie Instan

4.1K 455 11
                                    

Jeongguk melajukan motornya dengan kecepatan rendah karena keadaan jalanan yang begitu macet dijam pulang kerja. Sesekali ia menyelip disela mobil agar lebih cepat sampai rumah. Ia berhenti saat lampu merah menyala, merenggangkan jemarinya yang sedikit kaku karena sudah lama tidak menggunakan motor. Semenjak lulus kuliah ia mulai meninggalkan motornya digarasi yang akan ia pakai pada saat seperti ini, hari cerah. Tapi kali ini prediksi jeongguk meleset. Kepalanya mengadah menatap langit yang mulai kelabu, banyak awan gelap yang siap memuntahkan muatannya.

Jemari jeongguk mengetuk-ngetuk tangki bahan bakar motor besarnya tidak sabaran. Ayolah ia sedang tidak mood hujan-hujanan. Begitu hitungan mundur menunjukan angka 0 dan lampu berubah hijau, ia langsung tancap gas karena rintik hujan mulai turun dengan intensitas deras. Begitu tiba-tiba membuat kendaraan roda dua memencar mencari tempat berlindung. Jeongguk pun melakukan hal yang sama. Ia berbelok kearah mini market tapi sialnya sudah terisi penuh. Begitu banyak orang berhimpitan didepan mini market. Ia tentu tidak mungkin bergabung, tanpa berpikir dua kali jeongguk memilih melanjutkan perjalanan. Sudah kepalang basah juga.


“Astaga mas”

Taehyung kaget melihat suaminya masuk dalam keadaan basah kuyup. Hanya bagian kepalanya saja yang tidak basah. Jejak air disetiap jeongguk melangkah mengotori rumah. Taehyung mau kesal tapi tidak mungkin. “Cepatan mandi sana, jangan sampai masuk angin”

“Hehe iya dek, maaf ya bikin kotor” jeongguk melangkah cepat tidak ingin menambah lebar genangan air yang menetes dari tubuhnya.

Taehyung menggeleng, ia meletakan iyel di playmat depan tv, tak lupa juga meletakan setoples kukis bayi agar anaknya itu tidak rewel dan bertingkah memanjat kesana kemari. “Bunda mau ngepel dulu, iyel disini ya jangan nakal. Oke?”

Kepala iyel mengangguk menanggapi permintaan taehyung, kini tangannya sibuk merogoh isi toples dan membawanya kedalam mulutnya. Menggembung lucu saat mengunyah, bahkan remah dipipi pun tidak digubris sama sekali.

Taehyung membawa kain pel dan mulai mengelap sepanjang jejak air yang jeongguk tinggalkan dilantai. Setelah benar-benar bersih, ia lalu pergi ke dapur untuk membuat teh hangat. Kali ini ia memilih teh chamomile yang diyakini dapat membantu menjaga daya tahan tubuh. Taehyung juga meletakan beberapa potong brownies yang ia dapat dari endorse semalam kedalam piring kecil untuk teman ngeteh.

Langkah kaki menuruni tangga yang taehyung yakini milik jeongguk pun terdengar begitu santai sebelum langkah kaki itu terdengar terburu dan digantikan oleh suara jeongguk yang sedikit panik. Taehyung mematikan kompor dan ikut melangkah cepat menuju ruang tv.

“Kenapa mas?”

“Ini dek” jeongguk menunjuk iyel dengan bibirnya yang manyun. “Masa kuki dikasih kukis”

Ingin sekali taehyung mencubit suaminya itu “Ih mas, adek kira ada apa” taehyung kembali ke dapur untuk membawa teh yang sudah ia buat.

“Loh dek, ini kuki makan kukis loh” jeongguk menunjuk kelinci coklat muda yang sibuk mengejar tangan iyel yang memegang kukis dan bayi gendut itu mala semakin semangat menggeser tangannya agar dikejar oleh kuki.

“Yaahhh kuki mam kuki”

“No sayang, kuki makannya bukan kukis. Ntar dia jadi gendut kaya iyel gini” jeongguk menggembungkan pipinya meniru gendutnya pipi empuk iyel. Taehyung yang datang membawa nampan berisi teh dan brownies pun tidak bisa menahan geram. Ia dengan cepat meletakan nampan dimeja dekat sofa lalu dari belakang ia menekan pipi suaminya. Gelembung dipipi itu pun menghilang menghasilkan kerucutan dibibir jeongguk.

“Utututu ayah capa ini emesh banget”

“Yelll” iyel mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sedangkan kuki sibuk memakan kukis yang jatuh dari tangan iyel saat bayi itu mengangkat tangan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang