79,6

5.9K 561 16
                                    


Masih dengan handuk yang melingkar asal-asalan dipinggang, jeongguk terburu keluar dari kamar mandi. Mukanya terlihat panik bahkan masih bisa dilihat busa sisa shampoo yang belum terbilas dengan benar.

“Kenapa dek?” ia menghampiri taehyung yang duduk bersandar dikepala kasur sedang mengelus perut besarnya. Taehyung tampak bingung dengan pertanyaan jeongguk. Ia mengerjap-ngerjap penuh tanya. Kenapa apanya?

“Maksudnya mas?”

Dengan nafas sedikit memburu jeongguk kembali bertanya “Kamu gak papa?”

Taehyung menggeleng polos “Emang adek kenapa?”

“Bukannya tadi adek teriak ya?”

Taehyung mengernyit dahi sebentar, menatap jeongguk yang dengan seenaknya membuka lilitan handuk dan membenarkan posisi dipinggangnya. Kini ia sudah tidak kaget lagi setiap melihat benda panjang itu. Sudah terbiasa.

“Dek? kok bengong?”

“Enggak siapa yang bengong” pipinya sedikit merona karena tertangkap basah asik melihat belalai sang suami. Dengan sedikit berani taehyung melihat wajah jahil sang suami yang seperti ingin menggodanya.

“Iya tadi adek teriak” mencoba mengalihkan isu kah tae?

Binar jahil yang tadi tampak dari mata jeongguk langsung berubah panik. Ia menyentuh bahu taehyung menggerakannya kekanan dan kekiri mengecek apakah istrinya itu baik-baik saja. Tapi tangannya kemudian dipukul taehyung. “Ih apaan sih, adek baik-baik aja tau. Tadi itu baby tendang perut adek, makanya kaget. teriak deh”

Jeongguk menghela napas lega “Syukurlah” tangan jeongguk bergerak mengelus perut taehyung, ia mendekatkan wajahnya ke perut itu “Jagoan ayah mulai aktif ya didalam, lain kali tendangnya jangan kuat-kuat ya sayang, kasian bunda”

Setelah mengecup perut itu sekilas, ia pun berdiri melangkah kekamar mandi. Ingin menyelesaikan acara mandinya yang sempat tertunda. Baru sekian detik pintu kamar mandi tertutup tapi kemudian sudah terbuka lagi. Tidak begitu lebar karena hanya muat untuk kepala jeongguk yang menyembul dari balik pintu.

“Dek”

Taehyung sedikit terlonjak kaget mendengar jeongguk yang menyembul memanggilnya “Yaampun mas udah sana mandi”

“Hehe iya tapi kamu jangan kemana-mana. Jangan bergerak. Di atas kasur aja. jangan turun”

Jeongguk menunjuk lantai “Lantainya licin karena mas, abis mandi nanti mas lap. Adek jadi jangan turun ya. Ngerih jatuh” setelah mendapat anggukan dari taehyung, jeongguk pun menutup pintu dan kali ini ia benar melanjutkan mandinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah mandi, sudah wangi tapi belum rapi. Jeongguk memang tidak ada niat kemana-mana makanya ia hanya memakai sweatpant dan kaos tanpa lengan berwarna hitam. Tampak santai dan nyaman. Berhubung hari minggu jadi ia ingin tidur seharian dengan memeluk sang istri gembulnya. Ia melingkarkan tangan ke pinggang taehyung yang kini sudah tak langsing lagi. Kandungannya sudah memasuki bulan ke 7. Tentu berat badannya banyak bertambah. Bahkan jari-jarinya yang dulunya ramping dan lentik sekarang tampak gendut seperti jari bayi. Jeongguk jadi hobi menggigiti jemari itu dan taehyung akan selalu mencubit perutnya setiap ia bilang kalau jari taehyung kaya ceker montok di mie ayam depan komplek perumahan mereka.

“Ayah~” taehyung menyentuh tangan jeongguk yang sedang memeluk perutnya. Jeongguk sendiri sudah merasa curiga. Sejauh ini setelah ia perhatikan, jika ada maunya taehyung pasti memanggilnya ayah dengan nada yang selalu bisa membuat jeongguk menggigit pipi dalamnya menahan gemas.

“Iya dek?”

“Hehe” waduh pakai cekikian lagi, makin nambah curiga jeongguk jadinya. “Adek izin jalan-jalan ya yah” tangan jeongguk yang tadi diperut kini dibawa taehyung, digenggamnya sambil dielus-elus.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang