Kita Dahulu pt. 6

2.1K 309 10
                                    

Jeongguk kembali menekan angka 2 dalam panggilan cepat dan lagi-lagi hanya suara operator yang menyambutnya. Ia mendengus keras seraya melempar ponsel itu ke dashboard. Ini sudah hampir tengah malam dan taehyung masih belum juga bisa dihubungi. Bahkan kekasihnya itu tidak diketahui keberadaannya sekarang. Jeongguk memijat pangkal hidungnya, rasanya kepalanya berdenyut ingin meledak. Sudah hampir 7 jam ia berkeliling mencari taehyung, menelusuri setiap jalan, mendatangi tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi, menghubungi teman-teman taehyung bahkan bertanya pada setiap orang yang ia temui. Semua hasilnya nihil, taehyungnya menghilang.

“Kamu kemana by?” jeongguk membenturkan keningnya pada roda kemudi. Cukup keras dan berkali-kali, mungkin saja sedikit bisa mengurangi rasa sakit dikepalanya. Sialnya bukannya membaik, isi kepalanya mala membuat skenario mengerikan. Bagaimana kalau taehyung kedinginan, bagaimana kalau ada orang jahat yang melukai kekasih cantiknya itu, bagaimana kalau taehyung sendirian dan ketakutan.

Ting

Jeongguk dengan cepat mengangkat kepalanya, ia menemukan layar ponselnya menyala dan ada pesan masuk dari jimin.

Gguk gimana? Taehyung udah ketemu?

Jeongguk mengusar rambutnya kebelakang, ia mencoba menarik napas dalam berusaha menenangkan pikirannya. Ia harus tenang, ia harus bisa berpikir jernih.

Belum

Gguk lo pulang dulu ya
Biar bang yoongi sama bang namjoon yang cari
Lo udah dari tadi. Kita gak mau lo sakit

Jeongguk membiarkan pesan dari jimin terbaca tanpa dibalas. Konyol sekali, mereka pikir ia bisa tenang sebelum taehyung ketemu? Bagaimana bisa mereka menyuruhnya pulang. Jeongguk menurunkan jendela mobilnya. Membiarkan angin malam menerpa wajahnya, menusuk kulit pipi telanjang itu.

Mesin mobil mulai dinyalakan, tidak langsung berjalan, jeongguk menarik nafas rakus dan mengeluarkannya perlahan. Memejamkan matanya berdoa semoga kali ini ia bisa menemukan kekasih hatinya.

Jalanan sudah sangat sepi, hanya beberapa kendaraan roda dua yang berlalu dengan kecepatan tinggi. Hal yang wajar terjadi dimasa rawan kejahatan seperti ini. Jeongguk melajukan mobinya dengan pelan, matanya membagi fokus antara jalanan dan mencari taehyung. Setiap menemukan orang ia akan semakin melambatkan laju dan menoleh memastikan wajah orang tersebut.

Jemarinya semakin erat memegang roda kemudi, sesekali kukunya menyongkel kulit sibundar. Jujur rasa takut semakin menggerogotinya, rasa asam bergejolak dilambung dan beberapa kali mencoba meledak keluar namun semua masih bisa jeongguk tahan. Ia harus menemukan taehyung. Itu yang menjadi penguatnya.

Ditengah kalut, ponsel jeongguk berbunyi. Jeongguk memasang airpodnya, tanpa melihat ia mengangkat panggilan.

“Ya?”

Jeongguk

Balasan disana pelan namun jeongguk sangat mengenal suara itu. suara berat namun selalu terdengar manja ditelinga jeongguk. ini suara taehyung, suara taehyungnya.

“Sayang, ya ampun by kamu dimana?” tergesa dan tidak sabaran jeongguk bertanya. Jantungnya berdetak kencang antara senang namun juga takut kala mendengar taehyung yang tidak menjawab tapi sesenggukan lirih.

“By jawab aku, kamu dimana? Biar aku jemput”

Hiks gguk

“Iya sayang, kirimi lokasi kamu sekarang ya. Biar aku jemput”

Cepat jemputnya

“Iya sayang, kamu tunggu ditempat terang ya, aku cepat kesana”

Jangan hiks dimatiin telponnya. Takut

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang