Dengan rambut acak-acakan khas baru bangun tidur, jeongguk sibuk mengangkat alat pemanggang menuju halaman belakang rumahnya. Rencannya malam ini keluarga kecil mereka akan mengadakan pesta tahun baru kecil-kecilan. Jeongguk meletakan alat pemanggang tak jauh dari meja piknik dan membersihkannya dari debu yang menempel. Biasa, barang yang jarang digunakan pasti suka ditempelin debu.
Tak jauh dari jeongguk, tepatnya diarea teras yang sudah dilapisi playmat, iyel dan illa duduk berdampingan disana, memandang sang ayah yang sibuk dengan alat pemanggang. Yang satu si bayi perempuan duduk sambil tangan gendutnya menarik-narik kaus kaki berbentuk kaki dinosaurus yang ia kenakan, mulutnya berteriak memanggil jeongguk. Entah sejak kapan illa mulai menjadi bayi cerewet yang tidak bisa diam. Mulutnya selalu mengeluarkan bahasa bayi yang berhasil membuat orang sekitarnya menahan gemas.
“Ayah, yel bantu ya?”
“Gak ya yel. Duduk aja disitu”
Iyel langsung cemberut mendengar peringatan sang ayah sambil memeluk kotak kembang api. Ia terlalu bersemangat tadi saat diberikan kembang api oleh taehyung, karena tidak sabar dan begitu senang maka ia berlari kesana kemari, melompat dan tanpa bisa ia cegah kakinya tersandung kaki yang lain. Alhasil lutut kirinya terluka, tidak parah memang dan ia juga tidak menangis tapi kejadian tadi cukup membuat jeongguk yang melihat harus menahan nafas dan terkejut. Tidak ada orang tua yang suka melihat anaknya terluka, begitu pula dengan jeongguk. apalagi dua hari lalu iyel juga terjatuh saat bermain sepeda dijalanan komplek. Luka di lutut kanan dan dagunya belum sembuh sepenuhnya dan sekarang anak itu mendapat luka baru. Iyelnya sedang aktif-aktifnya.
“Iyel jaga illa aja disitu, oke?”
Iyel mengangguk “Baiklah ayah”
Jeongguk membuang muka, berusaha mati-matian menahan tawa mendengar jawaban formal dari iyel.
Illa memandang wajah iyel yang tampak sedih. Bayi yang poninya diikat keatas itu pun merangkak menuju sang kakak. Satu tangannya naik menuju paha iyel namun sayangnya tergelincir dan membuat tubuh gembul itu terjatuh melintang diatas pangkuan iyel. Keduanya terkejut namun setelahnya tertawa bersama.
Terimakasih untuk illa telah membuat iyel tidak cemberut lagi.
“illa gak apa?” iyel menunduk melihat adiknya yang kini tertawa sambil bergumam acak. Ia sempat khawatir illa kesakitan karena jujur saja pahanya lumayan sakit saat ditubruk oleh badan sang adik yang tidak ringan.
Iyel menyingkirkan kotak kembang api yang ia peluk ke sisi tubuhnya. Kini ia berusaha mengangkat tubuh illa, membawa bayi gendut itu duduk diantara kedua kakinya. Kalau sudah duduk begini, tinggi keduanya tidak terlihat jauh. Iyel bahkan bisa dengan nyaman mengistirahatkan dagunya pada puncak kepala illa. Tapi kali ini tidak bisa, ia harus sedikit memiringkan kepala karena kuncir poni illa yang seperti pohon kelapa itu menggelitik hidung iyel.
Baby illa tampak tidak terganggu, ia masih asik menarik atau sesekali memukul kakinya sendiri sambil berteriak bahasa bayi. Iyel menahan kepalan gembul itu dan membiarkan telapak tangannya menjadi sasaran illa memukul.
“Ini namanya jali. Ja-li”
“Jadadadadadada”
“Bukan gitu. Jaaaa-liiiii”
“Jadadadadada”
“Jali illa jaliiii”
“Jadadadadadada aaahhh”
Iyel buru-buru melepas tangan illa yang ternyata sejak tadi ia genggam. Ia benar-benar terkejut dengan teriakan sang adik yang tiba-tiba, bahkan jeongguk sempat menoleh dan memastikan kedua anaknya itu dalam keadaan baik. Jeongguk memajukan bibirnya menunjuk illa dan iyel dengan bingung mengangkat bahunya seakan mengatakan ia juga tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Adek
Random"Dek boleh?" tanya jeongguk lembut. dengan rona merah, taehyung pun mengangguk malu. hanya kisah kecil tentang pernikahan Mas Jeongguk dan Dek Taehyung yang manis dan sederhana kookv fanfiction