One Bite : Mari mas mbak

2.5K 322 23
                                    

Sudah menjadi tradisi dikeluarga Jeon mengosongkan satu hari dalam setahun untuk berkumpul bersama keluarga. Sesibuk apapun pekerjaan, mereka harus meluangkan waktu dan mengunjungi kediaman orangtuanya. Seperti hari ini, jeongguk, taehyung dan kedua anak mereka sudah sejak pagi bersiap menuju rumah kediaman jeon. Ibu mertua taehyung bahkan sudah mengirimi pesan singkat berkali-kali mengingatkan. Padahal mereka tidak akan lupa.

Mama jeon sudah sangat merindukan iyel dan baby illa. Memang sudah dua bulan mereka tidak berkunjung. Anak nakal kalau mama jeon bilang. Satu hal lagi yang membuat mama jeon semakin bersemangat adalah kakak satu-satunya jeongguk mengabari bahwa ia akan membawa kekasihnya. Berita ini sempat membuat grup chat keluarga menjadi heboh, terutama kedua orang tua mereka yang sama sekali tidak menyangka, sebab putra sulung jeon tampak belum tertarik mengikat hubungan romantis. Ia bahkan tidak pernah terlihat berkencan dengan siapapun belakangan ini

Reaksi orangtua jeon berbanding terbalik dengan jeongguk dan taehyung yang memang pernah dengan tidak sengaja berjumpa saat kakaknya itu sedang jalan bersama kekasihnya itu. Alexandra, seorang dokter kecantikan yang kini sedang naik daun berkat produknya yang laris dipasaran.

“Ini udah semua kan ma, gak ada yang ketinggalan lagi?” taehyung mengecek daftar belanjaan yang diberikan oleh mertuanya. Cukup banyak karena mereka memang berencana untuk barberquan ditaman belakang rumah. Sebenarnya itu ide jeongguk, lelaki itu sedang ingin Korean barberque.

Mama jeon memeluk lengan taehyung dan menempelkan pipinya pada bahu itu, mencoba melihat lebih dekat catatan yang taehyung pegang. “Hmm udah, udah semua”

“Yaudah taehyung sama jeongguk beli dulu. Titip anak-anak ya ma?”

“Ya emang harus, mana izin mama kalian bawa. Kan mama rindu berat”

Jeongguk masuk dengan illa digendongannya, bayi cantik itu sudah bisa digendong tegak –posisi duduk. Melihat taehyung, tangan gendutnya melambai-lambai minta diraih, mulutnya terbuka berteriak riang. Menggemaskan sekali.

Dikaki jeongguk, ada iyel yang bergelayut pasrah mengikuti gerakan sang ayah. Sesekali jeongguk akan protes karena berat dan celana yang ia kenakan menjadi turun, untung tidak melorot.

“Yel ikut ya bun” pintanya pada sang bunda.

“Mau beli apa kamu?” yang ngejawab mala jeongguk, pake sewot pula tuh, tahu sekali akal bulus sang anak yang pasti meminta mainan saat disupermarket.

Iyel tersenyum lebar “Ayah suhujan telus”

“Suuzon”

“Nah iya itu”

“Yauda boleh ikut tapi gak beli apa-apa ya?” putus jeongguk.

Iyel mengerucutkan bibir, matanya berputar “Tapi kan yah, semalam yel liat iklan ditv. Ada jual lobot balu katanya bisa melawan kejahatan. Beli yuk yah? Bial lumah kita aman”
Kemudian iyel menoleh pada sang nenek “Ya kan nek?”

Mama jeon tertawa lalu mengangguk. Mengelus rambut iyel “Iya bener. Beli dong Gguk. Masa sama anak pelit banget, itu dulu kamu setiap minta mainan kalau gak dikasih pasti ngamuk guling-guling dilantai sampai mama malu pengen mama tinggalin aja”

Jeongguk mendelik “Mana pernah Gguk begitu ma”

Tidak menanggapi, mama jeon Cuma tertawa lalu mengambil illa dari gendongan jeongguk. ia masih mendengar protesan dari sang anak dan itu membuat tawanya semakin menjadi. Jeongguk memang tidak pernah ngamuk berguling jika keinginannya tidak dituruti, mama jeon hanya bercanda. Ia senang melihat bayi besarnya itu merajuk seperti saat ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang