Pukul tiga lewat empat puluh tujuh menit Jeongguk baru bisa merebahkan tubuhnya disamping sang istri yang sudah tertidur lelap. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya yang beberapa hari terakhir sangat menumpuk. Bukan tidak mau mengerjakan pada siang hari, dia hanya tidak bisa. Taehyung sedang manja-manjanya, dia akan terus merengek setiap kali jeongguk tidak tampak dijarak pandangnya, akan ngambek acap kali jeongguk tidak menanggapi dan akan meminta ini itu ketika fokus jeongguk seratus persen tertuju pada layar laptop. Minta dipijit, dielus kepalanya, disuapin, dimasakin dan yang paling ekstrim dua hari lalu ia minta di hangatkan diranjang, bahkan adik kecil –maksudnya besar jeongguk digoda saat ia tidak menuruti. Jeongguk bahkan merasa dirinya bertambah tua dua tahun setiap kali menghadapi tingkah ajaib taehyung. tapi ia tetap menikmati, apalagi disaat yang enak-enak.
Rasanya baru dua puluh menit ia tidur tapi matanya terpaksa terbuka karena remasan kuat dilengan atasnya. Bisa ia liat taehyung meringis dengan sebelah tangan yang memegang perutnya yang terbuka. Rintihan pelan lolos dari bibir itu.
“Sakitthhh mas”
Dengan sigap jeongguk bergerak menyibak selimut sebatas pinggangnya, bisa ia lihat bekas basah dicelana taehyung yang juga merembes kealas ranjang mereka.
“Mass hiks”
“Tenang ya sayang” jeongguk menggendong taehyung dengan sangat hati-hati. Jujur tangannya bergetar hebat saat ini, begitu takut namun ia harus kuat sekarang atau istrinya bisa saja jatuh. Taehyung didalam gendongannya terus merintih sakit, isakannya membuat ia semakin susah bernafas.
“Sayang tenang ya, ayo tarik nafas terus keluarin pelan-pelan”
Walau dengan langkah tergesa tapi jeongguk terus berusaha tenang, dengan susah payah ia membuka pintu mobil lalu mendudukan taehyung dikursi penumpang. Sepanjang jalan ia menyetir dengan satu tangan karena yang satunya lagi setia berada digenggaman taehyung. menerima remasan serta cakaran disepanjang lengan bawahnya. Ia tau itu tidak seberapa dibanding dengan rasa sakit yang taehyung rasakan.
Taehyung sudah dibawa ke dalam ruang operasi, jeongguk tidak diizinkan untuk ikut kedalam padahal ia ingin sekali menggenggam tangan istrinya itu menguatkan dan menenangkannya. Ia kini hanya bisa duduk menunggu seraya berdoa kepada pencipta agar persalinannya lancar serta istri dan anaknya sehat.
“Jeongguk, taehyung gimana?”
Jeongguk mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Mamanya kini duduk disampingnya, memeluknya erat sambil mengelus punggung kokoh yang tampak tegang. Berusaha memberi kekuatan untuk anak bungsunya.
“Masih didalam ma”
“Taehyung dan anak kamu pasti baik-baik aja” Lelaki paruh baya itu menepuk pelan kepala anaknya. Ia tau sekali bagaimana berada diposisi jeongguk. Menunggu dengan harap-harap cemas memang bukan sesuatu hal yang menyenangkan. Melihat jeongguk yang duduk diam walaupun tangannya dan kakinya tidak berhenti bergerak gelisah membuat lelaki dengan rambut yang sudah memutih itu tersenyum lega. Putra bungsunya sudah menjadi lelaki dewasa yang hebat. Ia jadi teringat bagaimana paniknya ia saat istrinya berada diruang bersalin. Ia tidak bisa diam, berjalan kesana kemari dan meruntuki setiap detik yang terasa begitu lambat. Bahkan cenderung emosian.
“Orang tua taehyung udah kamu hubungi?”
“Udah ma”
Tak lama langkah kaki terburu mendekati mereka, orang tua taehyung datang dengan wajah panik. “Gimana taehyung?”
“Masih didalam bu”
“Udah berapa lama didalam gguk?” kini sang ayah yang bertanya. Karena ibu mertuanya sudah sibuk mondar-mandir didepan pintu ruang operasi. Bibirnya mengerucut sambil bergumam tidak jelas, benar-benar mirip taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Adek
Random"Dek boleh?" tanya jeongguk lembut. dengan rona merah, taehyung pun mengangguk malu. hanya kisah kecil tentang pernikahan Mas Jeongguk dan Dek Taehyung yang manis dan sederhana kookv fanfiction