Tahta Taehyung

2.4K 302 17
                                    

“Dek, mas pergi ya”

Jeongguk meraih kunci dan memutarnya dijari telunjuk. Taehyung yang sedang asik menggulir layar ponsel sambil berbaring cantik disofa ruang keluarga pun seketika mendongak. “mau kemana?”

“Main tenis meja sama bapak-bapak. Kan mas udah cerita tadi malam”

“Kok cakep banget?”

Jeongguk tersenyum, alisnya naik turun bangga karena dipuji. Taehyung yang masih setia di sofa dengan dagu menopang disandaran sehingga hanya terlihat kepalanya saja pun memicing sinis.

Jeongguk berjalan mendekat, ia menundukan badan begitu tepat berada didepan taehyung. Tanpa ragu ia mencium puncak hidung mancung kesayangannya. “Makasih pujiannya”

“Gak ada yang puji, ini adek beneran nanya. Kenapa Cuma mau main tenis meja harus dandan cakep banget?”

Jeongguk mau tidak mau jadi melirik apa yang ia pakai. Alisnya berkerut. Ia tidak merasa cakep. Ia Cuma memakai celana sweatpant hitam dengan kaos putih polos tanpa lengan. Tidak ada yang spesial.

“Cakep dari mana sih dek Cuma kaosan doang ini”

Taehyung mendengus menatap biceps lezat suaminya harus terumbar dan sang pelaku sama sekali tidak sadar. Hei itu hak milik taehyung tapi taehyung tidak suka melarang jeongguk untuk hal sepele seperti ini.

Tangan taehyung terulur dan otomatis jeongguk meletakan tangan dilipatan ketiak taehyung dan mengangkat tubuh ramping itu. menggendongnya seperti koala. “Kenapa hm?”

“Jangan cakep-cakep ntar diambil orang”

Jeongguk tergelak, ia tersenyum begitu lembut. “Gak akan ada yang berani rebut mas dari adek. Adek galak gini”

“Ih”

“Auw kok digigit sih dek”

“Napwah? Khan dyek ghalwak” gigi depan taehyung masih betah bertengger dipuncak dada jeongguk. sesekali sengaja ia gesekan.

Jeongguk buru-buru mendudukan taehyung disandaran sofa, satu tangan kokohnya menyanggah dipunggung agar kesayangannya itu tidak merosot dan terjengkang kebelakang. Tangan satunya mencoba melepaskan gigitan taehyung pada nipplenya yang sekarang ia yakini berwarna merah.

“Yahh jadi basah” lingkaran basah jelas mencetak puncak dadanya. Taehyung menahan tawa saat melihat wajah frustasi jeongguk. ia sengaja menepuk bagian dada itu dan bukannya menghilangkan noda basah mala semakin mencetak chocochip jeongguk.

Jeongguk mendengus lalu membenturkan keningnya pada taehyung. Cukup sakit karena taehyung sedikit mengaduh sebal walau ujungnya tersenyum karena diberikan kecupan ringan disana. “Yauda mas berangkat dulu ya, udah ditunggu sama bapak-bapak”

Taehyung mengangguk, ia melompat dari sandaran sofa yang sejak tadi ia duduki. Ia mendongak karena memang tingginya sedikit lebih rendah dibanding jeongguk. “Oke, tapi pap ya begitu sampai sana”

“Buat apa?”

“Ya adek pengen lihat aja mas sama bapak-bapak”

“kamu gak lagi naksir bapak-bapak komplek kan? Ngaku siapa yang adek sukai?” jeongguk melotot begitu dramatis membuat taehyung harus memutar bola matanya malas. Yakali dia naksir bapak-bapak tua disaat dia sudah memiliki suami tampan, berbadan atletis dan kadar baik diatas rata-rata.

Taehyung memutar badan jeongguk lalu mendorongnya menuju pintu keluar. Butuh usaha untuk mendorong karena jeongguk tidaklah ringan belum lagi jeongguk yang cukup memberontak dan berkali-kali ingin berbalik membuat taehyung harus mengeluarkan tenaga ekstra. “Udah cepat pergi terus pap. Gak mau tau harus pap”

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang