Parenting

6.1K 553 11
                                    

Jam masih menunjukan pukul 2 pagi tetapi pasangan jeon ini sudah harus terjaga. Baby kecil mereka rewel sekali, mungkin juga sedikit mengerjain orang tuanya. Taehyung menendang-nendang tubuh jeongguk yang tidur dibagian bawah tempat tidur, baru sepuluh menit yang lalu ia terlelap karena sebelumnya ia harus membuat susu untuk sang anak yang menangis lapar.

“Mas, itu iyel nangis lagi” mereka memang sudah sepakat untuk memanggil iyel ya walau awalnya taehyung menolak keras.

Jeongguk pun bangkit sambil mengerang pelan. Dengan langkah gontai ia menuju baby box yang terletak tak jauh dari tempat tidur mereka. Bisa jeongguk liat iyel sedang menendang-nendang udara dengan mata penuh air dan bibir mencebik kebawah, hidungnya bahkan sudah sangat memerah diujung. Bayi gendut itu sudah mengenali orangtuanya, jadi ketika mata bulatnya melihat jeongguk, ia langsung menggerak-gerakan tangannya keatas minta digendong.

“Iyel kenapa mas?” tanya taehyung masih dengan mata terpejam dan suara parau.

Jeongguk mengangkat iyel kedalam gendongannya lalu perlahan ia mengendusi popok anaknya itu. “Kayanya poop dek”

Taehyung menanggapi dengan dehaman, matanya masih terus memejam, begitu lelah seharian mengurusi bayinya yang rewel. Jeongguk sih memaklumi karena hari ini iyel memang tidak mau lepas dari bundanya. Selalu saja taehyung yang dicari. Kalau terpaksa saja baru mau sama jeongguk.

Jeongguk membaringkan bayinya itu di baby tafel. Ia mulai membuka baju dan popok iyel. Dan benar saja begitu dibuka aroma tidak sedap langsung menyeruak. Ia segera menyingkirkan popok kotor itu lalu mengambil tisu basah. Ia membersihkan dengan perlahan area bokong, kelamin serta lipatan paha iyel, setelah bersih ia pun memberikan minyak kayu putih dan menaburkan bedak bayi agar tidak terjadi ruam baru berikutnya ia memakaikan popok baru. Jeongguk memakaikan jumper biru muda bergambar ufo kecil.

“Anak ayah udah cakep gini, ayo sekarang waktunya tidur” ia sempat melirik taehyung yang sudah terlelap. Begitu ingin meletakan iyel kembali pada baby box, bayi gendut itu menangis kencang, menolak untuk tidur sendiri.

“Oke fine. Untuk kali ini aja, mengerti?” jeongguk berbicara seakan bayinya itu mengerti. Ia membawa iyel dan meletakan disamping taehyung, perlahan ia juga membaringkan jadi iyel berada ditengah-tengah orang tuanya.

Jeongguk tidur miring dengan melipat lengan sebagai bantalan, ia memandang langsung sang anak yang mala menatapnya balik sambil tersenyum menampakan gusi merahnya yang polos tanpa gigi. “Iyel tidur ya, ayah udah ngantuk ini”

Bukannya tidur baby iyel mala mengangkat kakinya keatas dan meraihnya dengan jemari gendut. Lalu memiringkan badannya menghadap jeongguk. Jemari itu terlepas dari kakinya dan bergerak menepuk-nepuk pipi jeongguk. Karena gemas jeongguk meraih tangan itu dan menggigit-gigit kecil sehingga terdengar kekehan dari sang bayi karena geli.

Entah berapa lama jeongguk melakukannya hingga akhirnya ia melihat mata iyel tampak memberat. Kesempatan, ia langsung mengelus sepanjang alis iyel dan bersenandung kecil yang ia juga tidak tau itu lagu apa. Asal saja dan syukurnya ia mempunyai suara yang tidak buruk. Iyel pun tertidur dengan kedua tangan naik keatas dan mulut yang sedikit terbuka. Ia tau cara itu ampuh membuat iyel lebih cepat tidur karena ia juga sering melakukan hal yang sama saat taehyung tidak bisa tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Kamu yakin bisa dek?”

Saat keluarga kecil ini sedang sarapan pagi, jeongguk mendapat telpon dari mingyu –sekretarisnya kalau ia harus menghadiri rapat penting pagi ini. Setelah anaknya lahir sebulan ini, jeongguk memang masih bekerja dari rumah, ia masih tidak tega meninggalkan taehyung sendirian. Keduanya adalah orang tua baru, masih butuh banyak belajar dan saling membantu.

Mas AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang