Bayi tiga tahun itu sedang asik tengkurap diatas play mat. Kaki gendutnya berayun naik turun, jemari berisi itu sibuk menyusun huruf-huruf membentuk kata yang tepat sesuai gambar yang sudah taehyung susun.
“This is duck” gumam pelan iyel. Matanya fokus pada kartu bergambar bebek kuning. Jarinya langsung bergerak pada tumpukan huruf. Mencari-cari huruf yang ia butuhkan. “D-U-K”
Kepalanya bergerak kekanan dan kiri. “Bunda, yel gak nemu C”
Taehyung menoleh, matanya bergulir mencari huruf C dan menemukan tertutup huruf W. “Ada kok, coba iyel cari baik-baik” taehyung tersenyum melihat bayi gembulnya cemberut namun kembali fokus pada tumpukan huruf.
Pandangan taehyung kembali pada layar ponselnya. Jemarinya sibuk menggulir layar yang menampilkan video tutorial memasak. Hingga ia tertarik pada satu video tutorial membuat brownis dengan mudah. Fokus dengan layar ponselnya sampai tidak menyadari iyel sudah membuat kereta api huruf yang disusun memanjang dari A sampai Z lalu bayi tiga tahun itu melompat menginjak huruf dan melafalkannya. Dihuruf J lompatannya tidak begitu mulus. Kakinya terpeleset, bokong berlemaknya jatuh duluan, untungnya lantai sudah terlapisi play mat. Tapi suara berdebam tetap terdengar kuat. Taehyung menoleh cepat memastikan anaknya itu tidak apa-apa dan syukurnya memang tidak apa-apa. Iyel duduk meringis lucu dan bergumam auw.
Taehyung menghampiri iyel, mengangkat bayi itu dan menepuk bokongnya. “Anak siapa sih ini aktif banget” iyel pun tertawa dan mengeratkan pelukan pada leher sang bunda.
Taehyung membawa iyel kedapur, mendudukan bayinya pada meja bar. Sedikit menunduk menyamakan tinggi. “Ayo kita buat cake”
“Cake? Ci-ei-kei-i. benel kan bunda?” kepala bayi itu memiring lucu.
“Iya bener. Anak bunda pinter banget sih” tak tahan untuk tidak menguyel pipi bulat itu. Bahkan taehyung juga menekan pipi iyel dan mengecup bibirnya berkali-kali.
Taehyung mengambil kedua tangan iyel, melipatnya diatas pangkuan. “Bunda siapin bahannya dulu, iyel jangan bergerak, oke? Duduk manis disini”
“Ay Ay plinces”
Taehyung terkekeh mendengarnya. Bayi tiga tahun itu pintar sekali berbicara. Ia suka meniru apapun yang orang katakan terutama sang ayah. Bahkan kemarin malam iyel memanggilnya adek bukan bunda.
Taehyung sudah melelehkan coklat dan mentega kemudian menyisihkannya di meja. Lalu taehyung mengambil mangkuk besar. Memecahkan telur dan menuangkan gula kedalamnya. Mengocok dengan mixer agar tercampur rata. Suara bising mixer saat pertama dihidupkan membuat iyel sedikit terlonjak kaget dan mengantarkan tawa pada ibu dan anak itu.
“Iyel bantu bunda masukan tepungnya dong sayang”
“Ini bunda?” tangannya menunjuk coklat bubuk. Taehyung menggeleng, dan menunjuk bubuk putih disampingnya. Dengan berantakan iyel memasukan tepung. Sesekali bubuknya berterbangan membuat hidung sang bayi menjadi gatal. Tapi tidak menyerah, iyel Cuma sekedar menggaruk dengan tangan bertepungnya lalu kembali membantu bundanya.
“Nah sekarang bubuk coklatnya”
“Ini?”
“Iya bener”
“Cokat? iyel boleh coba?” belum taehyung menjawab, iyel langsung memasukan bubuk coklat kedalam mulut dan dekit berikutnya bayi itu langsung mengeluarkannya kembali, lidahnya menjulur dengan ekspresi menggelikan. “Wlee pait”
“Astaga iyel” dengan cepat taehyung menggendong iyel dan menyuruhnya berkumur. “itu coklat bubuk sayang, rasanya emang pahit. Yang ini nih baru enak” tangannya menunjuk coklat yang sudah dilelehkan. Taehyung ingin memberi cicip pada iyel tapi anaknya itu menolak dan memilih turun dari gendongan untuk kembali bermain dengan sisa tepung di meja.
Taehyung menuangkan coklat leleh kedalam adonannya kemudian diaduk rata. Ketika sudah tercampur sempurna ia langsung menuangkan pada Loyang dan siap memanggang. Melirik pada jam di dinding, taehyung membereskan peralatan dapurnya.
“Ayo mandi, bentar lagi ayah pulang kerja”
Walau enggan tapi iyel tetap menurut, ia tidak mau jika belum mandi saat ayahnya pulang dan membuat ayahnya tidak mau memeluk dan menggendong dirinya seperti pesawat terbang. Iyel kan suka diangkat tinggi-tinggi oleh ayah.
Ketika selesai memakaikan iyel dengan piyama biru tua bergambar kepala alien kesukaannya, taehyung mencium aroma aneh. Matanya terbelalak, dengan cepat berlari kearah dapur dan menemukan jeongguk sudah didapur dan mengeluarkan loyang dengan brownies hitam didalamnya.
“Mas udah pulang?” taehyung berjalan kikuk mendekati jeongguk. Merasa bersalah sudah membuat dapur jadi berasap. Untuk belum sampai pendeteksi kebakaran berbunyi dan menyemprotkan air.
“Maaf ya mas”
“Loh maaf untuk apa?”
“Itu browniesnya gosong jadi bikin dapur berasap gini”
“Gak apa dek, namanya juga coba. Gak harus selalu berhasil kan”
“Tapi jadi gak bisa dimakan.” Bibir taehyung mengerucut panjang “Nyebelin, udah capek-capek buat juga, ini pasti resepnya gak bener nih”
Jeongguk mengangkat taehyung dan mendudukannya dimeja bar. Ia memotong pinggiran brownies lalu memasukan kedalam mulutnya sendiri. Rasa pahit dapat ia rasakan begitu brownies menempel dilidahnya. Taehyung yang melihat pun langsung penasaran.
“Gimana rasanya mas?”
Tanpa banyak kata, jeongguk meraih tengkuk taehyung. Bibirnya menempel pada milik taehyung, mengecupnya lalu memagut dalam. Cela bibir taehyung yang terbuka dimanfaatkan jeongguk untuk berbagi brownies gosong. Taehyung mendelik begitu merasakan pahit dilidahnya. Namun hanya sebentar karena rasa itu tergantikan oleh manis adu lidah mereka.
Suara langkah kaki terdengar berlari mendekati mereka, buru-buru pasangan jeon ini melepas pagutan. Bibir keduanya pun memerah basah. “Ayaaahhhh” iyel dengan langkah cepat menubrukan diri pada sang ayah. Memeluk kaki jenjang itu erat-erat. “Gendong pesawat yaaahhh”
Menuruti permintaan sang anak, jeongguk meraih iyel. Mengangkatnya tinggi-tinggi dan menerbangkan layaknya pesawat. Bayi tiga tahun itu langsung berteriak dan tertawa senang. Taehyung yang melihat pun ikutan tertawa melihat ekpresi senang anaknya. Perlahan ia pun turun dari meja bar. Mengambil loyang brownies untuk disingkirkan.
“Cakenya udah jadi bunda?” mata bulat itu berbinar penasaran dengan hasil membantu bundanya tadi. “Iyel mau liat”
“Hmm kita beli aja ya sayang”
“Bunda no no. iyel mau yang tadi bikin”
“Jangan ketawa” taehyung melotot pada jeongguk yang mengatupkan bibir menahan tawa.
“Bunda~~” rengek iyel.
“Iya iya ini”
Iyel mengerjap melihat brownies buatan ia dan bunda berwarna hitam. “Cakenya banyak dosa ya bunda?”
“Hah kok banyak dosa?” kedua orang tua itu pun saling berpandangan bingung.
“Iya, itu gosong kaya abis dali nelaka”
“Bwahahahaha”
“Ih mas diem”
“HAHAHAHAHAHA”
“Mas ih sebel!!!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Adek
Random"Dek boleh?" tanya jeongguk lembut. dengan rona merah, taehyung pun mengangguk malu. hanya kisah kecil tentang pernikahan Mas Jeongguk dan Dek Taehyung yang manis dan sederhana kookv fanfiction